Pesan Vesak 2565 Ketua Sangha Jogye Korea Selatan

Bhagavant.com,
Seoul, Korea Selatan – Ketua umum Sangha Jogye menyampaikan pesan Vesak 2565 EB bagi umat Buddhis Korea Selatan yang akan merayakan Hari Vesak pada 19 Mei 2021.

Pesan Vesak 2565 Ketua Sangha Jogye Korea Selatan
Y.M. Wonhaeng, Ketua Umum Ke-36 Sangha Jogye Korea Selatan

Dalam ucapan selamat dan pesannya, Y.M. Wonhaeng, Ketua Umum Ke-36 Sangha Jogye Korea Selatan menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf Sangha Jogye kepada warga Korea Selatan dan umat Buddhis Korea Selatan karena tidak hadirnya kembali Festival Lentera Lotus (Yeon Deung Hoe) karena wabah COVID-19.

Y.M. Wonhaeng juga mengajak umat Buddhis untuk merenungkan pelajaran yang telah diberikan pandemi ini kepada kita. Beliau menghimbau kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang terus kita pegang erat namun mengabaikan hal yang baik.

Berikut pesan dan ucapan selamat Y.M. Wonhaeng.

Sekarang ini kita merayakan Ulang Tahun Sri Buddha untuk Era Buddhis 2565. Sejak jaman dahulu, kita orang Korea telah memuji dan bersukacita atas hari saat Sri Buddha hadir kepada kita. Kita berulang kali memuji aspirasi agung Sri Buddha yang dibawa ke dunia ini dan welas asih dan kemilau cahaya-Nya yang memenuhi alam Dharma di alam semesta.

Saat ini, umat manusia sedang menderita wabah yang parah dan menghancurkan hati. Sudah lebih dari setahun sejak penyakit menular baru ini mulai menyebar ke seluruh dunia, dan masih sulit diprediksi kapan kita dapat mengakhiri penderitaan akibat penyakit ini.

Sangat mengecewakan kita, untuk tahun kedua berturut-turut kita tidak dapat mengadakan Festival Lentera Lotus tahun ini, sebuah perayaan internasional di mana kita dengan bangga menerangi seluruh bangsa dengan lentera. Upacara perayaan hari ini tidak terkecuali, yang diadakan dengan jumlah peserta terbatas dan dengan ketelitian yang cermat terhadap peraturan karantina. Atas nama Sangha Jogye Korea, saya ingin berbagi penyesalan saya dan menyampaikan permintaan maaf saya kepada semua warga Korea dan umat Buddhis di seluruh Korea.

Hingga saat ini, tingkat infeksi yang tinggi dari pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Meski demikian, pada akhirnya kita akan menang atas virus corona. Seiring dengan mengatasi penderitaan akibat virus ini, kini saatnya kita harus merenungkan pelajaran yang telah diberikan pandemi ini kepada kita.

Banyak ahli memberikan penekanan khusus pada fakta bahwa wabah COVID-19 ini secara langsung dan kausal terkait dengan perubahan iklim global. Ucapan mereka cukup mengkhawatirkan dan menakutkan. Dahulu kala Sri Buddha telah menjelaskan bahwa semua hal di dunia ini saling bergantung selamanya. Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menyadari bahwa semua umat manusia dan seluruh alam semesta ada dalam hubungan saling ketergantungan yang tidak pernah berakhir yang muncul bersama.

Beberapa kitab Buddhis mengandung frase “membawa seikat rami dan meninggalkan sebongkah emas.” Kebanyakan dari kita menjalani hidup kita sesuai dengan pikiran dan pola kebiasaan kita sendiri. Karena terikat pada konvensi dan kebiasaan, kita berpegang erat pada beban rami yang kita bawa sehingga kita tidak dapat melepaskannya bahkan jika sebongkah emas muncul di hadapan kita.

Saat ini umat manusia dihadapkan pada krisis yang sangat berbahaya. Untuk mengatasi krisis ini kita harus dengan berani mengubah kebiasaan kita saat ini dan cara berpikir konvensional. Kita tidak boleh menunda perubahan ini lagi, atau dengan berpuas diri berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja jika saya tidak berubah karena saya hanya satu individu. Saya dengan sungguh-sungguh memohon kepada semua umat Buddhis untuk meninggalkan kebodohan yang melekat pada seonggok rami sambil meninggalkan sebongkah emas.

Vaksin virus corona yang beragam yang dikembangkan oleh beberapa negara memberi harapan bagi kita untuk mengatasi COVID-19. Namun, situasi saat ini yang melibatkan distribusi mereka menghadirkan kekhawatiran lain. Ajaran mengenai kemunculan bersama yang saling bergantung tidak terbatas pada umat Buddhis saja. Kita harus mencamkan kebenaran yang tidak dapat disangkal bahwa perdamaian dan kebahagiaan global hanya dapat dicapai jika semua manusia bekerja sama.

Umat ​​Buddhis yang terkasih di setiap sudut negeri, dan sesama warga yang menyaksikan upacara perayaan ini! Hari ini kita dengan gembira merayakan Hari Kehadiran Buddha di Era Buddhis 2565.

Saya memahami banyak dari Anda yang menderita di saat-saat sulit ini, tetapi saya masih berharap Anda dapat berbagi dengan tetangga senyuman yang indah dan murni seperti bunga teratai pada hari ini yang dipenuhi dengan harapan yang menggembirakan.

Saya berpuja kepada Buddha agar semua warga Korea dapat kembali ke kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat secepat mungkin.

Saya dengan sungguh-sungguh berpuja kepada Buddha agar seluruh umat manusia dapat melarikan diri dari teror dan rasa sakit akibat COVID-19 sesegera mungkin. Terima kasih!

19 Mei, Era Buddhis 2565 (2021)
Y.M. Wonhaeng
Ketua Umum, Sangha Jogye Korea Selatan

Sangha Jogye adalah sangha dari salah satu tradisi (nikaya) Seon (Zen) Agama Buddha di Korea Selatan. Saat ini Sangha Jogye merupakan salah satu sangha terbesar di Korea Selatan.[Bhagavant, 15/5/21, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Korea Selatan
Kata kunci: ,
Penulis: