Buddhis Bangladesh Protes Kekerasan pada Minoritas
Bhagavant.com,
Dhaka, Bangladesh – Sebuah unjuk rasa oleh Buddhis dan warga minoritas Bangladesh diadakan di depan Museum Nasional Shahbagh di Dhaka pada Sabtu (7/11/2020) untuk memprotes kekerasan terhadap minoritas.
Sekitar 500 orang dari sekitar sepuluh kelompok dan organisasi minoritas, termasuk Buddhis, Hindu, dan Kristen ambil bagian dalam demonstrasi tersebut.
Dewan Persatuan Hindu Buddha Kristen (Bangladesh Hindu Buddha Christian Oikya Parishad atau BHBCOP), sebuah kelompok advokasi minoritas, menyelenggarakan acara tersebut.
Para pengunjuk rasa mengatakan kelompok Islam yang menyerang umat Hindu dan minoritas lainnya “melukai sentimen agama”. Insiden terbaru yang melibatkan komunitas minoritas termasuk serangan pembakaran rumah-rumah umat Hindu di Muradnagar, Comilla (Cumilla).
Para pemimpin minoritas mengatakan mereka hidup dalam ketidakpastian karena “pemerintah gagal melindungi mereka”.
Setidaknya 17 orang dari komunitas agama dan etnis minoritas tewas antara Maret dan September, sementara serangan terus berlanjut bahkan selama pandemi, kata sekretaris jenderal BHBCOP Rana Dasgupta seperti yang dilansir Asia News, Senin (9/11/2020).
Perdana menteri mungkin ingin komunitas Hindu hidup dalam kedamaian dan kemakmuran, tetapi Dasgupto meragukan bahwa banyak pemimpin Liga Awami yang berkuasa menginginkan hal yang sama.
“Lebih sulit untuk mempercayai menteri atau anggota parlemen dari partai yang berkuasa,” kata pemimpin umat Hindu tersebut. “Mereka mengatakan satu hal dan melakukan hal lain. Sebagai minoritas kami turun ke jalan untuk terus hidup.
“Hari ini kami telah berbicara menentang situasi tertentu di mana minoritas dianiaya; tolong pastikan keadilan untuk kelompok-kelompok ini,” pintanya.
Menurut BHBCOP, patut dicatat bahwa sejak insiden di Perancis serangan terhadap warga minorotas meningkat di Bangladesh.
Dalam unjuk rasa tersebut, para pengunjuk rasa membawa tanda dan spanduk bertuliskan “Hentikan Komunalisme: Bangunlah Bangladesh yang Berani“, “Hentikan penggunaan Facebook untuk serangan komunitas“, “Bebaskan semua korban yang ditangkap dengan tuduhan melukai sentimen agama“, “Identifikasi, hukum penyerang , ”Dll.
Penganiayaan terhadap kelompok minoritas terus berlanjut, kata penjabat presiden BHBCOP Nirmol Rozario, perwakilan dari umat Kristen.
“Bahkan jika pemerintah mencoba memberi kami harapan akan keadilan, minoritas hidup dalam kecemasan. Untuk menghentikan penganiayaan terhadap minoritas, kami menyerukan pembentukan komisi untuk kelompok minoritas dan mencadangkan kursi di Parlemen,” kata Nirmol.
Jika terjadi sesuatu di luar negeri, kuil dibakar dan dihancurkan di Bangladesh dan minoritas menjadi korban, jelasnya.
Pemimpin minoritas telah memperingatkan bahwa mereka akan memimpin long march dari Chittagong ke Dhaka jika serangan tidak segera dihentikan.
Pada 1 November 2020, rumah lima keluarga di Korbanpur, Muradnagar upazila (Comilla) dirusak dan dibakar setelah seorang pria diduga menunjukkan dukungan kepada Perancis dengan membelanya di Facebook.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Selasa (3/11/2020), BHBCOP mengatakan bahwa 17 orang telah tewas dalam kekerasan sektarian di negara itu dalam tujuh bulan setelah wabah virus corona.
“Selain itu, ada upaya untuk membunuh 10 orang. Sebanyak 30 wanita menjadi korban pemerkosaan dan tiga wanita bunuh diri setelah dilecehkan. Sebanyak 23 orang diculik, dan arca-arca puja dirusak di 27 tempat di negara itu. Sebanyak 34 orang lagi diancam dan disuruh meninggalkan negara itu,” tambah Rana Dasgupta.
“Ini bukan skenario keseluruhan. Ini adalah gambaran parsial. Kekerasan komunal kini menjadi urusan sehari-hari di negara ini,” lanjut Rana.
“Vandalisme dilakukan di Borhanuddin di Distrik Bhola, Gangachara di Distrik Rangpur, Nasirnagar di Distrik Brahmanbaria, Chiribandar di Distrik Dinajpur, Santhia di Distrik Pabna dan Ramu- Ukhiya-Teknaf di Distrik Cox’s Bazar dengan menyebarkan rumor pencemaran nama baik melalui akun Facebook yang diretas dan membuat tangkapan layar palsu. Pelaku di balik kesalahan itu lolos dari penangkapan,” tambahnya.[Bhagavant, 14/11/20, Sum]
Kategori: Bangladesh
Kata kunci: demonstrasi, diskriminasi agama, kekerasan pada minoritas di Bangladesh
Penulis: