Bhikkhu di Vihara yang Gelar Iftar bagi Muslim Bangladesh Diancam Dibunuh
Bhagavant.com,
Dhaka, Bangladesh – Bhikkhu yang tinggal di vihara di Bangladesh yang kerap menggelar iftar (buka puasa) bagi kaum Muslim selama bulan Ramadan mendapat surat ancaman kematian.

Y.M. Suddhananda Mahathera, ketua umum Bangladesh Bouddha Kristi Prachar Sangha yang tinggal di Vihara Dharmarajika, Jl. Basabo Madertek, Dhaka, Bangladesh mendapatkan surat ancaman kematian oleh orang yang tak dikenal pada Selasa (28/6/2016).
Surat itu ditandatangani oleh orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai AB Siddique dari Kishoreganj. Meskipun surat itu tidak menyebutkan berafiliasi dengan militan Islamis, ancaman serupa dari apa yang disebut Negara Islam (ISIS) Bangladesh terhadap Ramkrishna Mision (organisasi Hindu Vendata) pada awal bulan ini juga ditandatangani oleh seseorang bernama AB Siddique.
Seperti yang dilansir Dhaka Tribune, Minggu (29/6/2016), surat yang ditujukan kepada Y.M. Suddhananda Mahathera tersebut berbunyi: “Kau akan dipenggal secara brutal atau ditembak mati. Patung-patung emas Buddha Gautama tidak akan dapat menyelamatkanmu.”
Pengirim juga menyebutkan bahwa bhikkhu tersebut akan dibunuh dalam waktu satu bulan kecuali ia berhenti mengajarkan Agama Buddha.
“Saya menjadi seorang Muslim sejati dengan membunuh umat Hindu, Buddhis dan Kristen,” kata pengirim surat itu menambahkan.
Pihak vihara mengajukan laporan umum ke kantor polisi Sabujbagh pada Selasa (28/6), Petugas Penyelidik Mostafizur Rahman mengatakan kepada Tribune Dhaka bahwa penegak hukum telah meningkatkan keamanan di sekitar vihara yang juga terletak di Jalan Mayakanon tersebut.
Y.M. Suddhananda Mahathera sendiri saat ini sedang berada di luar negeri.
Y.M. Buddhapriya Mahathera, kepala Vihara Dharmarajika mengatakan seseorang yang secara berkala mengirimkan surat resmi membawa surat tersebut di sore hari. Surat itu ditujukan kepada “Pendeta (bhikkhu) tinggi, Mayakanon Bouddha Bihar (Vihara Mayakanon), Bashabo.”
Disebutkan alamat dari pengirim surat itu adalah “Kishoreganj, Gazipur, Dhanmondi.” Penulis surat juga menyertakan sebuah nomor telepon yang menurut Wakil Komisaris Kepolisan Metropolitan Dhaka daerah Sabujbagh, Mohsina Begum, adalah palsu.
Ia menambahkan bahwa langkah-langkah keamanan tambahan seperti pengawasan dengan CCTV, para penjaga Ansar (polisi pamong praja) dan patroli polisi sudah ditempatkan di sekitar vihara.
Mohsina mengatakan pihaknya menduga bahwa AB Siddique ini mungkin orang yang sama yang mengirimkan surat ancaman kematian kepada Ramakrishna Mission pada awal bulan ini.
Pembunuhan terhadap warga beragama minoritas di Bangladesh yang mayoritas berpenduduk Muslim tersebut semakin meningkat beberapa tahun belakangan ini.
Sejak September tahun lalu, sedikitnya sembilan anggota dari komunitas Hindu, Buddhis dan Kristen telah dibunuh oleh militan Islamis, sementara banyak lainnya telah menerima ancaman kematian.
Bulan Mei lalu seorang bhikkhu lansia dibunuh di sebuah vihara di Bandarban. Sejumlah kuil Hindu, yaitu Kuil ISKCON Dinajpur dan Kuil Kantaji, juga menjadi sasaran serangan bom. Peristiwa terbaru adalah pembunuhan seorang pandita Hindu, Shaymanonda Das, di Desa Sagra, Jhenaidah pada Jumat (1/7/2016).
Vihara Dharmarajika di ibu kota Dhaka merupakan vihara yang menjadi sorotan internasional karena menggelar iftar bagi para umat Muslim yang fakir dan duafa selama bulan Ramadan.[Bhagavant, 1/7/16, Sum]
Kategori: Bangladesh,Fokus,Sosial
Kata kunci: kriminalitas
Penulis: