Rancangan Jahat Awali Pembakaran Vihara di Bangladesh
Bhagavant.com,
Ramu, Bangladesh – Kerusuhan di Ramu, Bangladesh yang mengakibatkan sekitar belasan vihara dan rumah-rumah Buddhis rusak dan dibakar oleh gerombolan Muslim pada Sabtu malam 29 September hingga Minggu pagi 30 September kini mendekati titik terang.
Pihak kepolisian Bangladesh, Selasa 11 Oktober, telah menangkap seorang pemuda Muslim bernama Abdul Moktadir sebagai salah seorang pelaku kunci yang menampilkan dan menyebarkan beberapa foto palsu yang menghina Al Quran di facebook kepada warga setempat.
Berdasarkan laporan The Daily Star Bangladesh Minggu 14 Oktober, ia bersama temannya, Omar Faruk, pemilik sebuah toko reparasi telepon seluler yang juga telah ditahan sejak tanggal 6 Oktober, mempertunjukkan dan menyebarkan foto-foto palsu tersebut kepada warga setempat sehingga menimbulkan kerusuhan di Ramu.
Selain mereka berdua juga terdapat 4 orang lainnya yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Hari Jumat 13 Oktober mereka yaitu, Md Rubel, 20, dari Askor Para; Abul Hashem, 40, dari desa Rajar Kul di Ramu; Kamal, 32, dari Paschim Moricha; dan Borhanuddin, 25, dari Coatbazar di Ukhia, membuat pernyataan pengakuan di hadapan Pengadilan Tinggi Cox’s Bazar.
Sebuah investigasi menyeluruh yang dilakukan oleh Julfikar Ali Manik, Kepala Reporter The Daily Star Bangladesh, menemukan bahwa sumber penyebab dari kebrutalan Muslim di Ramu hanyalah sebuah halaman facebook palsu.
Investigasi yang dipublikasikan The Daily Star Bangladesh, Minggu 14 Oktober 2012 dengan judul “A devil’s design”, mengungkapkan bahwa halaman facebook dengan sebuah gambar anti-Islam yang memicu kerusuhan terhadap komunitas Buddhis di Ramu pada 29 September merupakan hasil rekayasa photoshop (perangkat lunak untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek).
Seseorang atau sebuah kelompok telah mengambil cuplikan/tangkapan layar (screenshot) halaman profil facebook milik Uttam Kumar Barua, memotong alamat situs anti-Islam “Insult Allah” (”Penghinaan Allah”) dan menyisipkannya pada pelang alamat (address bar) yang terlihat dalam gambar tersebut.
Setelah rekayasa itu dilakukan, hasilnya tampak seperti “Insult Allah” telah membagikan (share) gambar anti-Islam kepada Uttam dan 26 orang lainnya.
The Daily Star menunjukkan screenshot tersebut kepada para pakar TI dan pakar grafis.
Surat kabar The Daily Star telah menjadi yakin bahwa gambar tersebut merupakan sebuah manipulasi yang dilakukan untuk memfitnah Uttam, seorang Buddhis lokal, dan melampiaskan kekacauan yang menyebabkan 12 vihara terbakar menjadi abu, dan puluhan rumah dirusak.
Beberapa gambar anti-Islam sudah tersimpan di komputer Faruk di tokonya. Faruk mengakui kepada koresponden The Daily Star bahwa ia dan temannya Abdul Moktadir dengan cepat menciptakan beberapa file/berkas gambar dengan screenshot dari akun facebook Uttam.
Faruk mengatakan mereka menciptakan berkas/file tersebut untuk membuktikan kepada warga setempat bahwa gambar yang menghina Quran tersebut bukan milik mereka tetapi dari profil Uttam.
Faruk dan Moktadir tidak hanya mempertunjukkan screenshot hasil rekayasa profil facebook Uttam, tetapi juga menyimpan banyak gambar yang diunduh dari “Insult Allah” dan foto-foto penghinaan Quran, yang kemudian diedarkan dari telepon seluler ke telepon seluler melalui Bluetooth.
Alasan mengapa komplotan kriminal itu memilih profil Uttam masih belum jelas. Uttam, seorang asisten pembuat akte yang miskin, kini dalam persembunyian bersama istri dan anaknya sejak malam kejadian.
Dalam investigasinya, melalui wawancara dengan Omar Faruk serta Sajeda Begum, ibu dari Abdul Moktadir, koresponden The Daily Star menemukan kejanggalan dan ketidakkonsistenan dalam keterangan yang diberikan oleh mereka.
Satu hal yang jelas yang terekam dalam screenshot bahwa seseorang bernama “Abdul Muktadir” telah mengunjungi profil Uttam meskipun ia bukan teman facebook-nya. Profil Uttam itu tidak dibatasi. Jika seseorang tidak membatasi profilnya, setiap pemegang akun facebook dapat melihat beberapa informasi dari orang tersebut. Sebaliknya, sebuah versi terbatas dari profil tersebut yang terlihat.
Akun facebook dari “Abdul Muktadir” kini tidak dapat diakses lagi.
Dan teman Faruk yang datang ke tokonya tersebut pada tanggal 29 September malam terdaftar di Institut Politeknik Chittagong sebagai Abdul Moktadir.
Berdasarkan screenshot yang diambil oleh “Abdul Muktadir” (lihat gambar), “www.facebook.com/Insultallahswt” muncul di address bar peramban (browser) dari halaman profil Uttam.
Namun gambar tersebut memiliki tanda-tanda jelas manipulasi yang menunjukkan bahwa “/Insultallahswt” direkatkan (paste) di sana untuk menyembunyikan alamat sesungguhnya ataupun untuk meyakinkan orang-orang betapa jahatnya Uttam.
Bahkan informasi di atas gambar yang di tandai (tag) pada profil Uttam – “Insult allah with Uttam Kumar Barua and 26 others” dengan tanggal 18 September – juga sama dipalsukan.
Tidak bisa diketahui apakah manipulasi ini dilakukan di komputer Faruk atau gambar tersebut dimasukkan ke dalam komputer setelah membuat gambar-gambar tersebut di tempat lain.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini terkunci di dalam komputer Faruk yang disita oleh polisi, kata seorang pakar.
Rekayasa screenshot itu nampaknya menjadi langkah pertama dari rencana di balik kerusuhan, dan langkah kedua adalah mendatangkan perusuh dari luar Ramu.
Koresponden juga mengungkapkan bahwa Abdul Moktadir alias Alif pernah menjadi anggota Islami Chhatra Shibir (ICS), sebuah organisasi kemahasiswaan dari partai Islam garis keras, Jamaat-e-Islami.
Belajar dari peristiwa ini, para pengguna internet khususnya pengguna situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, google+ atau yang lainnya perlu berpikir jernih dan bersikap bijaksana di dalam menghadapi apa yang dilihat. Sesuatu yang tampak dalam sebuah gambar atau foto belum tentu mewakili hal yang sebenarnya.
Tanpa berpikir jernih dan bersikap bijak, maka seseorang akan mudah terjebak dalam hasutan dan provokasi yang akhirnya tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga merugikan diri sendiri karena telah melakukan kejahatan yang nantinya akan berakibat buruk bagi diri sendiri.[Bhagavant, 17/10/12, Sum]
Kategori: Asia Selatan,Bangladesh
Kata kunci: kekerasan pada agama, kriminalitas
Penulis: