Bagan, Kota Vihara Kuno Myanmar Jadi Warisan Budaya UNESCO

Bhagavant.com,
Mandalay, Myanmar – Bagan, ibu kota kuno Myanmar akhirnya diakui sebagai Situs Warisan Dunia setelah hampir seperempat abad dinominasikan untuk didaftarkan.

Bagan, Kota Vihara Kuno Myanmar
Salah satu cetiya di Bagan, Mandalay, Myanmar. Foto: Youtube

Pengakuan UNESCO terhadap kota vihara dan stupa kuno tersebut diputuskan dalam pertemuan Sesi ke-43 Komite Warisan Dunia pada Sabtu pekan lalu (6/7/2019) di Baku, Azerbaijan.

Keputusan itu mengakui pentingnya situs Myanmar tengah tersebut yang mencakup lebih dari 3.500 stupa, cetiya, vihara, dan bangunan lain yang dibangun antara abad ke-11 dan ke-13. Dan pengakuan ini kemungkinan akan menjadi anugerah bagi industri pariwisata Myanmar.

Dewan Monumen dan Situs Internasional merekomendasikan memasukan Bagan karena mencatat bahwa Myanmar telah mengadopsi undang-undang baru mengenai warisan budaya dan telah membentuk rencana untuk mengurangi dampak perkembangan hotel dan pariwisata di sekitar vihara-vihara tersebut.

Seperti yang dilansir Reuters, Sabtu (6/7/2019), Myanmar telah mengubah beberapa “intervensi konservasi yang tidak tepat,” kata lembaga tersebut, mencatat bahwa Bagan penting karena sejarahnya yang signifikan dan sebagai tempat berlanjutnya ibadah umat Buddhis.

Bagan pertama kali dinominasikan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1995, tetapi junta militer yang memerintah negara itu pada saat itu dituduh mengabaikan nasihat para ahli tentang upaya restorasi, sehingga nominasi tersebut ditolak.

Gempa bumi juga merusak struktur kuno, yang terbaru pada tahun 2016 ketika hampir 200 cetiya rusak oleh gempa berkekuatan 6,8.

Myanmar telah memperbarui upaya untuk mendaftarkan situs tersebut sejak transisi dari pemerintahan militer dimulai pada 2011.

“Bagan adalah warisan hidup, setelah menanggung semua bentuk tantangan selama lebih dari seribu tahun,” kata diplomat Myanmar Kyaw Zeya, berbicara atas nama delegasi Myanmar pada pertemuan di Baku.

“Hari ini kita merayakan momen sukacita dari kesuksesan penginskripsi Bagan ke dalam Daftar Warisan Dunia. Setelah itu kami akan melanjutkan upaya kami dalam konservasi dan pengelolaan Bagan sehingga warisan yang berharga ini akan tetap ada selama seribu tahun lagi.”[Bhagavant, 13.7/19, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Arkeologi,Birma,Seni dan Budaya
Kata kunci:
Penulis: