“Yifo” dan “San Bu Yi Bai” Malam Vesak 2563 EB Diikuti Ribuan Buddhis Singapura

Bhagavant.com,
Bishan, Singapura – Pada malam Hari Vesak 2563 EB, vihara-vihara seluruh Singapura mengadakan berbagai kegiatan baik tradisi dan puja bakti.

Umat Buddhis Singapura melakukan "San By Yi Bai" di Stadion Bukit Gombak, Singapura, pada malam Vesak,
Umat Buddhis Singapura melakukan “San By Yi Bai” di Stadion Bukit Gombak, Singapura, pada malam Vesak, (18/5/2019). Foto: straitstimes.com

Di Vihara Kong Meng San Phor Kark See di Bright Hill Road, serta acara Hari Waisak lainnya di Stadion Bukit Gombak, ribuan umat Buddhis hadir di malam hari untuk melakukan tradisi “San Bu Yi Bai” (tiga langkah, satu sujud), prosesi panjang yang dilakukan dalam pertobatan dan penghormatan bagi Sri Buddha.

Para umat melakukan ritual melakukan jalan tiga langkah dan kemudian bernamaskara atau bersujud, mengulangi proses tersebut di sekeliling tempat yang ditentukan. Setiap prosesi memakan waktu dua hingga tiga jam, The Straits Times Singapore melaporkan, Minggu (19/5/2019).

Para umat juga melakukan tradisi “Yifo” (memandikan rupaka Bayi Pangeran Siddhartha) untuk mengenang kelahiran-Nya. Menurut kepustakaan Buddhis, Pangeran Siddhartha dimandikan dengan air surgawi oleh sembilan naga, menandakan bahwa seseorang yang istimewa telah dilahirkan.

Umat Buddhis Singapura melakukan tradisi “Yifo” di Vihara pada malam Vesak, (18/5/2019). Foto: straitstimes.com

Di Vihara Jixiang Bao Ju (Vihara BW) di Woodlands, para umat hadir di pagi hari (18/5) untuk melihat dan memberi penghormatan kepada relikui yang dipercaya peninggalan tulang selangka Sri Buddha.

Relikui tersebut dipamerkan hanya setahun sekali, yaitu selama perayaan Hari Vesak di vihara tersebut.

Vihara tersebut juga menyelenggarakan bazar amal yang akan berlangsung hingga Senin (20/5), menampilkan kedai makanan yang menjual berbagai makanan ringan dan makanan vegetarian.

Acara dan kegiatan lain yang dilakukan pada Hari Vesak di Singapura termasuk melantunkan paritta, sutra maupun mantra dan makan makanan vegetarian.

Umat Buddhis Singapura melakukan penghormatan kepada relikui Buddha di Vihara BW. Foto: bwmonastery.org.sg

Meskipun fang sheng atau melepaskan hewan ke alam liar menjadi tradisi yang biasa dilakukan di Hari Vesak, namun sekarang Federasi Buddha Singapura dan organisasi-organisasi Buddhis lainnya sedang mendidik para umat untuk tidak melakukannya, karena fang sheng dapat membahayakan lingkungan di Singapura.[Bhagavant, 19/5/19, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Singapura
Kata kunci: , ,
Penulis: