Mantan Presiden Myanmar Jadi “Bhikkhu Sementara”

Bhagavant.com,
Yangon, Myanmar – Mantan presiden Myanmar (Birma), Thein Sein, yang melepas jabatannya setelah memimpin 5 tahun, mengisi salah satu kegiatannya dengan menjalankan kehidupan keviharaan dengan menjadi “bhikkhu sementara”.

Mantan presiden Myanmar, Thein Sein (kanan) menjalani kehidupan keviharaan sebagai
Mantan presiden Myanmar, Thein Sein (kanan) menjalani kehidupan keviharaan sebagai “bhikkhu sementara”. Foto: RFA Burmese

Seperti yang dilansir Myanmar Alin, Selasa (5/4/2016), mantan orang nomor 1 di Myanmar yang juga merupakan mantan jenderal tersebut memutuskan untuk menjalankan kehidupan keviharaan sebagai “bhikkhu sementara” (berbeda dengan samanera sementara – ed) selama 5 hari.

Thein Sein menjalani kehidupan “kebhikkhuan sementara” di Vihara Dhamma Dipati di Kota Pyin Oo Lwin dekat Mandalay, di wilayah tengah Myanmar, pada Senin (4/4/2016), empat hari setelah ia menyerahkan posisinya kepada presiden Myanmar yang baru, Htin Kyaw. Ia mendapatkan nama Buddhis, U Thandi Dhamma.

“Mereka yang dekat dengan Thein Sein mengatakan ia akan berlatih meditasi selama menjalankan kebhikkhuan sementara sekitar lima hari,” demikian kata surat kabar itu.

Kabar tersebut dikuatkan dengan pernyataan Kementerian Informasi Myanmar dalam laman Facebook-nya yang sekaligus mengindikasikan bahwa Thein Sein telah mempertimbangkan hal itu setidaknya sejak Januari ketika ia menghadiri Konferensi Buddhis Sedunia di Myanmar dan berjanji kepada Y.M. Ashin Nyanissara (Sayadaw Sitagu), salah seorang bhikkhu terkemuka di Myanmar.

“Thein Sein mengatakan kepada Sitagu bahwa ia sedang sibuk dengan tugas-tugas seorang presiden dan berjanji bahwa ia akan ditahbiskan segera setelah ia menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden,” pernyataan dari Kementerian Informasi mengatakan.

Memasuki kehidupan keviharaan baik menjadi “samanera (calon bhikkhu) sementara” atau menjadi “bhikkhu sementara” merupakan hal yang biasa bagi para pria Buddhis di negara-negara mayoritas berpenduduk Buddhis seperti Myanmar. Anak-anak Buddhis di negara tersebut juga diharapkan menghabiskan waktu mereka sebelum beranjak remaja di vihara meskipun hanya untuk sementara waktu.

“Bhikkhu sementara” sendiri merupakan status yang diberikan oleh pria awam yang ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu untuk jangka waktu tertentu/sementara.

Meskipun pada dasarnya tidak dikenal dalam Vinaya (peraturan disiplin para bhikkhu/ni), istilah dan praktik “bhikkhu sementara” telah umum diterapkan di Thailand dan Myanmar.[Bhagavant, 7/4/16, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Birma,Tokoh
Kata kunci:
Penulis: