Ribuan Orang Hadiri Upacara Kremasi Bhikkhu “Demokrat” Sri Lanka
Bhagavant.com,
Kolombo, Sri Lanka – Ribuan orang dari segala lapisan masyarakat menghadiri upacara kremasi Y.M. Bhikkhu Maduluwawe Sobitha Thera pada Kamis pekan lalu (12/11/2015).
Y.M. Bhikkhu Maduluwawe Sobitha Thera tutup usia pada Minggu (8/11/2015) di usia 73 tahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, tempat ia dirawat setelah operasi jantung.
Bhikkhu Sobitha yang merupakan kepala petahana Vihara Naga Kotte, namanya dikenal saat mengampanyekan reformasi demokrasi di Sri Lanka selama lebih dari empat puluh tahun.
Ia memainkan peran utama dalam menantang rezim pemerintahan mantan Presiden Mahinda Rajapaksa yang akhirnya mengalami kekalahan pada pemilihan presiden pada Januari 2015.
Seperti yang dilansir ANI, Jumat (13/11/2015), meninggalnya Bhikkhu Sobhita memicu kedukaan besar dari para tokoh agama dan politik dari lintas partai di negara pulau yang multiagama dan multietnis tersebut dan mereka memanggilnya sebagai seorang demokrat sejati yang berjuang untuk hak-hak semua orang.
Mengabaikan keinginan terakhir Bhikkhu Sobhita untuk upacara kematian yang sederhana, Pemerintah Sri Lanka memberikannya upacara kenegaraan secara penuh, yang merupakan kehormatan langka bagi seorang bhikkhu yang tidak memiliki status khusus dalam hirarki lembaga Buddhis di negara itu.
Berbicara pada kesempatan upacara kremasi, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan, “Kita harus memastikan bahwa kita mencapai harapannya akan masyarakat yang adil, pemerintahan yang baik dan di dalamnya sebuah masyarakat manusiawi yang tercerahkan secara menyeluruh. Sangat jelas ia memiliki komitmen yang kuat untuk menghapuskan sistem eksekutif presidensial.”
Y.M. Bhikkhu Maduluwawe Sobitha Thera lahir pada 29 Mei 1942 di Desa Maduluwewa di Padukka, Homagama, dengan nama Pathirage Don Rathnasekara. Ia ditahbiskan menjadi samanera pada 9 Mei 1955 di Vihara Sri Naga Kotte dan pada tahun 1962.
Ia ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah belajar di Pirivena (perguruan tinggi monastik/keviharaan) Vidyodaya dan Vidyalankara, dan menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Sri Jayewardenepura pada tahun 1964. Pada tahun 1967, ia menjadi kepala petahana Vihara Naga Kotte.
Selain menentang sistem eksekutif presidensial, ia juga dikenal dengan karyanya mengenai keadilan sosial dan mengedukasi kaum muda mengenai bahaya narkoba dan penyalahgunaan alkohol.[Bhagavant, 20/11/15, Sum]
Kategori: Sri Lanka
Kata kunci: Wartamerta
Penulis: