Unjuk Rasa Bhikkhu Kamboja Di Hari Natal
Bhagavant.com,
Phnom Penh, Kamboja – Hampir sekitar 700 orang bhikkhu, anagarini, pemimpin agama dan pelajar Kamboja berunjuk rasa pada hari Selasa 25 Desember untuk mendukung persidangan terhadap para mantan pemimpin Khmer Merah dan menuntut keadilan bagi para korban dari rezim Khmer Merah.
Hampir dua juta rakyat Kamboja diperkirakan tewas selama empat tahun Khmer Merah berkuasa pada akhir tahun 1970-an. Dan sasaran Khemer merah adalah institusi keagamaan, menghancurkan banyak vihara, gereja, dan mesjid.
”Unjuk rasa ini untuk menyuarakan perdamaian dan keadilan di Kamboja”, kata Brak Bora, seorang bhikkhu yang ikut dalam unjuk rasa.
”Keadilan disini adalah kami menginginkan para pemimpin Khmer Merah mengakui kesalahan-kesalahan mereka dan mencari siapa yang melakukan kejahatan,” tambah bhikkhu tersebut.
Reach Sambath, seorang juru bicara persidangan Khmer Merah, mengatakan bahwa ini adalah unjuk rasa terbesar terhadap persidangan Khmer Merah. ”Kehadiran para bhikkhu, anagarini, dan pelajar memberikan sesuatu yang lebih berarti terhadap pengadilan Khmer Merah untuk bekerja sesuai dengan permintaan mereka,” ia menambahkan, ”kami senang dan menerima mereka sebagai perwakilan para korban dari Demokrasi Kamboja.
Ahmed Aness, salah seorang wakil penuntut umum dari persidangan Khmer Merah mengatakan pada para pengunjuk rasa bahwa meskipun kejahatan rezim berakhir hampir 30 tahun yang lalu, para pemimpin Khmer Merah tidak dapat menghancurkan bukti dan mereka harus bertanggung jawab terhdap kejahatan mereka.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa persidangan ini sangat penting dalam membantu rakyat Kamboja untuk melupakan permasalahan masa lalunya dan untuk menatap masa depan mereka.
Unjuk rasa yang diorganisir oleh Documentation Centre of Cambodia dan Asosiasi Anagarini dan Upasika Kamboja ini, juga diikuti oleh para pemuka agama Islam dan Kristen. Pengunjuk rasa berasal dari berbagai wilayah menuju ke pengadilan khusus di luar ibukota Phnom Penh.
Pelaksanaan unjuk rasa disengaja dilakukan pada hari Natal untuk menarik perhatian para pejabat pengadilan yang berasal dari berbagai negara.
Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Gerakan Buddhis,Kamboja,Perdamaian,Solidaritas Buddhis
Kata kunci: bhikkhu, hari Natal, Phnom Penh, solidaritas perdamaian, toleransi beragama
Penulis: