Nalanda Ajarkan Buddhisme dan Pemanasan Global

Pendidikan BuddhisNewind Press,
Patna, India – Seiring dengan waktu, para siswa di Universitas Nalanda yang baru akan mempelajari hal-hal seperti pemanasan global dan manajemen bisnis.

Hal itu diketahui setelah pertemuan kedua Nalanda Mentor Group (Dewan Penasihat Nalanda) pada akhir minggu ini – sebuah kelompok yang diketuai oleh peraih Nobel, Amartya Sen – yang membantu menghidupkan kembali kejayaan universitas yang menarik siswa-siswa tercerdas dari seluruh Asia dan dunia. Universitas ini dapat mengasramakan lebih dari 10.000 siswa.

Di masa yang lalu, bhiksu sarjana asal China , Xuanzang (Hsuan Tsang, bagi yang biasa dengan ejaan lama) adalah salah satu di antara siswa yang belajar di Nalanda.

Universitas Nalanda yang baru juga sedang dikembangkan menjadi sebuah institusi internasional. Nalanda sedang dihidupkan kembali melalui sebuah kerja sama antara India dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Kepala-kepala pemerintahan mendiskusikannya pada acara East Asia Summit (KTT Asia Timur) di Singapura bulan lalu, yang dihadiri oleh Perdana Menteri Manmohan Singh.

Pada KTT tahun depan, mereka berharap kerangka kerja dari universitas internasional tersebut akan segera siap. Dan kemudian, mereka merencanakan untuk menandatangani kesepakatan antar pemerintah dan dimana masing-masing menyisihkan dana.

Pada masa jayanya, Universitas Nalanda didirikan di daerah yang pada masa sekarang disebut dengan Patna pada abad kelima Sebelum Masehi dan diruntuhkan oleh tentara Muslim yang dipimpin oleh Bakhtiyar Khilji pada abad ke-12. Nalanda mungkin menitikberatkan pada agama dan filsafat tetapi Nalanda juga mengedepankan pengetahuan luas lainnya pada masanya. Jadi, penghidupan kembali institusi tersebut sangat diharapkan.

Pada pertemuan akhir minggu di Tokyo, Dewan Penasihat mengusulkan Universitas Nalanda dalam wujudnya yang baru akan memiliki enam fakultas: Studi Buddhis, Filsafat dan Perbandingan Agama; Studi Sejarah, Studi Hubungan Internasional & Perdamaian; Studi Bisnis Manajemen dan Pengembangan; Bahasa dan Literatur; dan Studi Ekologi dan Lingkungan Hidup

Dewan Penasihat, yang mengadakan pertemuan pertama di Singapura pada bulan Juli dan akan mengadakan diskusi berikutnya di China mengenai penghidupan kembali Nalanda, sepakat akan adanya ”sebuah institusi pendidikan yang sekuler.”

According to the External Affairs Ministry, it resolved that the university should “draw on an understanding of the past while remaining contemporary and emphasizing its relevance to the future.”

Menurut Departemen Luar Negeri, telah ditetapkan bahwa universitas tersebut harus ”menggambarkan sebuah pemahaman akan masa lalu dan masa sekarang dan menekankan keterkaitannya dengan masa depan.”

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Oseania,Asia Selatan,India,Pendidikan
Kata kunci: , ,
Penulis: