Pemimpin Komunitas di Kecam karena Hina Agama Buddha di Kamboja
Bhagavant.com,
Phnom Penh, Kamboja – Seorang pemimpin dari komunitas agama akhirnya meminta maaf setelah dikecam banyak pihak karena menghina komunitas bhikkhu dan Agama Buddha.

Pemimpin dari komunitas Sakhei Bhagawan Divine Association (Deva Sakhi Phakavan Association – Asosiasi Kedewataan Bhagawan Sakhei) bernama Thong Bunteng (Chhort Bunthang) atau dikenal sebagai Sakhei Bhagawan, telah mengeluarkan permintaan maaf resmi kepada publik setelah mendapatkan perhatian secara nasional di Kamboja pada bulan Januari.
Dalam sebuah video daring di mana ia menyatakan bahwa para bhikkhu merupakan “beban” bagi masyarakat Kamboja. Pernyataan tersebut dikritik secara luas oleh para pemimpin agama dan anggota komunitas Buddhis di Kamboja. Sebagai tanggapan, Asosiasi Buddhis Kamboja telah mengajukan kemungkinan tindakan hukum terhadap Bunteng.
Kementerian Agama dan Kepercayaan Kamboja mengadakan pertemuan darurat pada tanggal 28 Januari untuk membahas pernyataan yang menghasut tersebut. Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menghimbau agar tetap tenang, dengan mencatat bahwa prosedur hukum akan dipertimbangkan.
Seperti yang dilansir The Phnom Penh Post, Rabu (29/1/2025), dalam pembelaannya, Asosiasi Kedewataan Bhagawan Sakhei yang dipimpin Bunteng mengatakan: “Asosiasi menekankan bahwa mereka tidak bermaksud menyerang atau melemahkan Agama Buddha, agama negara Kamboja, tetapi justru bertujuan untuk menyebarkan kebenaran universal dan pesan perdamaian, yang mereka klaim konsisten dengan Ajaran Buddha,” dan bahwa misi mereka adalah untuk “membangunkan orang-orang dari mimpi menuju kenyataan di taman kedamaian abadi.”
Bunteng kemudian mengakui bahwa komentarnya keliru dan merugikan. Sebagai juru bicara Asosiasi Kedewataan Bhagawan Sakhei, ia menyatakan penyesalan atas dampak pernyataan sebelumnya terhadap kehidupan para bhikkhu, ajaran Buddha, dan Agama Buddha secara keseluruhan.
Dalam klip video pendek yang dibagikan di media sosial, Bunteng menyatakan: “Saya, Thong Bunteng, yang juga dikenal sebagai Sakhei Bhagawan, meminta maaf kepada para Sangha Raja dari kedua tradisi, para pemimpin, dan umat Buddha di seluruh Kerajaan Kamboja, atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pernyataan saya, seperti ‘ajaran Buddha tidak memadai’ dan ‘para bhikkhu merupakan beban bagi penduduk setempat.’”
Bunteng kemudian berjanji bahwa ia tidak akan membuat pernyataan serupa lagi, seraya menambahkan bahwa ia akan menghapus semua video yang telah menyakiti perasaan umat Buddha dan para bhikkhu.
Buntut dari peristiwa ini, seperti yang dilansir Khmer Times, Rabu (5/2/2025), Kementerian Dalam Negeri Kamboja telah memutuskan untuk menghapus nama Asosiasi Kedewataan Bhagawan Sakhei dari daftar asosiasi di Kementerian Dalam Negeri setelah adanya reaksi keras dari keluarga kerajaan, para bhikkhu, dan umat Buddha baik di dalam maupun luar negeri melalui penerbitan serangkaian pernyataan kecaman selama beberapa tahun terakhir.[Bhagavant, 9/2/25, Sum]
Kategori: Kamboja
Kata kunci: kriminalitas
Penulis: