Banjir Besar, Bangunan di Vihara Thailand Selatan Runtuh
Bhagavant.com,
Nakhon Si Thammarat, Thailand – Pada 16 Desember, hujan deras dan banjir di Thailand selatan menyebabkan runtuhnya sebuah bangunan di kompleks sebuah vihara.
Pejabat setempat mengungkapkan bahwa bangunan tersebut, yang berfungsi sebagai tempat tinggal para bhikkhu, jatuh ke jurang setelah fondasinya melemah akibat hujan deras terus-menerus dan banjir bandang. Untungnya, tidak ada korban jiwa karena para bhikkhu telah mengevakuasi diri sesaat sebelum bangunan runtuh.
Rekaman video dari lokasi kejadian di Vihara Pa Rien, sebuah vihara di Provinsi Nakhon Si Thammarat, menunjukkan erosi fondasi bangunan akibat banjir. Pada awalnya, struktur bangunan tampak melorot di bagian tengah, dengan jendela yang bengkok dan dinding yang melengkung keluar. Tak lama kemudian, fondasi bangunan hancur total, menyebabkan seluruh bangunan tenggelam ke dalam air yang dalam, meninggalkan hanya pintu masuk dan tangga luar. Perwakilan vihara menyatakan bahwa para bhikkhu menyadari pergerakan bangunan dan segera memutuskan untuk keluar.
Kejadian ini berlangsung di tengah bencana alam banjir parah yang melanda wilayah tersebut, termasuk pulau-pulau di Teluk Thailand seperti Koh Tao, Koh Phangan, dan Koh Samui, yang juga terdampak cuaca ekstrem. Departemen Meteorologi Thailand (TMD) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan, memprediksi hujan lebat dan angin kencang dari 13–15 Desember akibat sistem tekanan rendah yang bergerak dari Thailand selatan dan Malaysia menuju Laut Andaman.
TMD memperingatkan bahwa gelombang di Teluk Thailand dapat mencapai ketinggian 2–3 meter, bahkan lebih dari 3 meter selama badai, yang menimbulkan risiko bagi aktivitas maritim dan komunitas pesisir. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand melaporkan bahwa banjir telah memengaruhi setidaknya 128.000 keluarga dan menyebabkan delapan korban jiwa.
Musim hujan di Thailand selatan biasanya datang lebih lambat dibandingkan wilayah tengah atau utara. Sebagai tanggapan atas cuaca ekstrem yang sedang berlangsung, pihak berwenang setempat meningkatkan upaya darurat, mengerahkan tim penyelamat dan relawan untuk membantu rumah tangga terdampak serta memastikan jalur evakuasi yang aman.
Meskipun Provinsi Nakhon Si Thammarat terbiasa dengan hujan musiman yang deras, meningkatnya intensitas badai belakangan ini memicu kekhawatiran tentang variabilitas iklim dan ketahanan infrastruktur. Para pemimpin komunitas mencatat bahwa banjir berkepanjangan memberikan tekanan pada bangunan seperti vihara, sekolah, dan tempat tinggal, yang banyak di antaranya tidak dirancang untuk menahan kondisi seperti ini.
Di Thailand, negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha (sekitar 95%), vihara memiliki peran penting dalam masyarakat, menyediakan bimbingan spiritual, pelestarian budaya, dan dukungan sosial. Kerusakan pada area tempat tinggal di vihara dapat mengganggu kegiatan masyarakat dan acara keagamaan, terutama selama festival besar.
Pemerintah bersama sangha tengah mengevaluasi kerusakan dan merencanakan upaya rekonstruksi. Sementara itu, warga diminta tetap berhati-hati, karena daerah yang tergenang air dapat menyembunyikan bahaya di bawah air atau lumpur.
Seiring berlanjutnya musim hujan, pihak berwenang tetap waspada dengan terus memantau kondisi cuaca dan mendorong warga untuk tetap mendapat informasi terbaru. Dengan dukungan komunitas yang luas dan perencanaan yang cermat, diharapkan vihara dan wilayah tersebut dapat pulih dan memperkuat ketahanannya dalam menghadapi tantangan alam di masa depan.[Bhagavant, 21/12/24, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Thailand
Kata kunci: bencana alam
Penulis: