Festival Cahaya Sambut Akhir Vassa di Myanmar

Bhagavant.com,
Naypyidaw, Myanmar – Umat Buddha di Birma (Myanmar) menggelar Festival Cahaya untuk menyambut berakhirnya masa vassa (retret musim hujan) para bhikkhu serta awal perayaan Kathina pada Rabu (28/10/2015).

Ribuan umat Buddha padati vihara di Stupa Shwedagon di Yangon, Myanmar, Rabu (28/10/2015) dalam Festival Cahaya Thadingyut.
Ribuan umat Buddha padati vihara di Stupa Shwedagon di Yangon, Myanmar, Rabu (28/10/2015) dalam Festival Cahaya Thadingyut. Foto: xinhuanet.com

Ribuan umat Buddha di Myanmar beramai-ramai menghadiri vihara termasuk di vihara Stupa Shwedagon di Yangon untuk melakukan puja bakti dan memberikan penghormatan kepada para bhikkhu dalam rangka merayakan berakhirnya masa vassa para bhikkhu.

Mereka juga menyambut momen bahagia tersebut dengan mengadakan Festival Cahaya yang dikenal dengan Festival Thadingyut. Thadingyut sendiri merupakan nama dari bulan ke-7 penanggalan Myanmar yang jatuh pada bulan Oktober-November.

Warga Myanmar menyalakan lilin dalam Festival Cahaya.
Warga Myanmar menyalakan lilin dalam Festival Cahaya. Foto: mmtimes.com

Selain untuk menyambut berakhirnya masa vassa, Festival Thadingyut juga untuk memperingati kembalinya Sri Buddha dari Surga Tavatimsa (Pali: Tāvatiṃsa, Skt: Trāyastriṃśa) setelah Ia melakukan kujungan ke sana untuk membabarkan Abhidhamma kepada para dewa khususnya kepada Dewa Santusita yang merupakan kelahiran kembali dari Ratu Mahamaya, ibunda-Nya.

Selama Festival Cahaya Thadingyut, stupa-stupa dan rumah-rumah di seluruh negeri dihiasi dengan lampu listrik, lentera kertas warna-warni, lilin dan menyalakan api di cawan-cawan keramik kecil diisi dengan minyak dan bersumbu.

Situs-situs besar seperti Stupa Shwedagon dipenuhi oleh umat Buddha yang menyalakan lilin untuk memberi penghormatan kepada Sri Buddha. Setiap cahaya yang ada menambahkan pemandangan yang luar biasa dari ribuan api kecil yang menyala di malam hari.

Dua pekerja (baju kuning) menggerakkan kincir ria (bianglala) di Festival Cahaya di Yangon, Myanmar.
Dua pekerja (baju kuning) menggerakkan kincir ria (bianglala) di Festival Cahaya di Yangon, Myanmar. Foto: mmtimes.com

Sementara itu di sebuah pasar malam di Yangon, sebuah wahana kincir ria (bianglala) dengan lampu warna-warni dan digerakkan manual oleh tenaga manusia menjadi daya tarik sendiri bagi warga.[Bhagavant, 29/10/15, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Birma,Seni dan Budaya,Seremonial
Kata kunci:
Penulis: