Pecah Rekor, 10 Ribu Orang Hadiri Pelafalan Tipitaka Internasional Ke-19
Bhagavant.com,
Bihar, India – Upacara Pelafalan Tipitaka Internasional ke-19 (19th International Tipitaka Chanting) yang dimulai pada 2 Desember 2024 di Bodh Gaya, di hadiri oleh ribuan orang.
Acara ini diselenggarakan oleh Light of Buddha Dhamma Foundation International India (LBDFI) dan diikuti oleh peserta dari berbagai penjuru dunia.
Acara pembukaan dihadiri oleh Eric Garcetti, Duta Besar AS untuk India, sebagai tamu utama. Tokoh penting lainnya termasuk Abhijit Halder, Direktur Jenderal Konfederasi Buddhis Internasional; Mahashweta Maharathi, Sekretaris Kuil Mahabodhi; serta perwakilan Komite Chanting Tipitaka Internasional. Diplomat dari Thailand, Kamboja, dan Laos juga hadir. Tahun ini, acara mencatat rekor dengan sekitar 10.000 peserta dari berbagai negara.
Duta Besar Garcetti menggambarkan kunjungannya ke Bodh Gaya sebagai momen istimewa, mengenang bagaimana ia mulai terhubung dengan India pada usia 14 tahun.
Seperti yang dilansir ANI, News, Selasa (3/12/2024), Garcetti mengatakan bahwa Tipitaka lebih dari sekadar teks; Tipitaka adalah kebijaksanaan abadi yang membimbing kita memahami jati diri. Dan menurut pengalamannya mengingatkan akan kekuatan koneksi, cinta, dan persatuan.
Ia menekankan bahwa pengaruh sejati terletak pada kemurahan hati dan berbagi, yang menciptakan ikatan persatuan. “Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk melihat ke dalam dan ke luar, menemukan Metta, dan membayangkan dunia bebas dari penderitaan,” tutupnya dengan harapan agar chanting menjadi mercusuar perdamaian.
Wangmo Dixey, Direktur Eksekutif LBDFI, menyambut peserta dengan refleksi tentang pentingnya pertemuan ini. Ia menyatakan, “Kita hidup di masa yang ditandai oleh konflik dan dampak pandemi global yang masih terasa. Pertanyaan mendesaknya adalah: bagaimana kita dapat menumbuhkan perdamaian di hati kita? Ajaran abadi Buddha memberikan jawabannya, membimbing kita menuju ketenangan batin dan harmoni yang langgeng.”
Wangmo Dixey menegaskan bahwa pesan Buddha melampaui batas, menyerukan manusia untuk merangkul kasih sayang dan persatuan. “India, sebagai tempat pencerahan Buddha, menjadi panduan spiritual bagi dunia. Pertemuan ini mengingatkan tanggung jawab bersama kita untuk mencari perdamaian bagi semua,” tutupnya.
Upacara Pelafalan Tipitaka menyatukan para bhikkhu-bhiksu, cendekiawan, dan umat dari berbagai wilayah dalam tradisi suci ini. Penyelenggara utama dari Kamboja berharap chanting tersebut menyebarkan kebijaksanaan dan cahaya ke seluruh dunia serta mendorong kembali ke akar Dhamma, memupuk persatuan di antara tradisi Buddhis.
Abhijit Halder menyoroti keunikan ribuan bhikkhu yang melantunkan chanting bersama selama sepuluh hari. Ia mencatat bahwa meskipun teknologi modern berkembang, penderitaan manusia tetap ada. Ia memuji pengakuan bahasa Pali sebagai bahasa klasik oleh pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Modi, sejalan dengan upaya menghidupkan kembali warisan Buddha.
Halder membandingkan pertemuan ini dengan upaya Kaisar Ashoka dalam menyebarkan ajaran Buddha, menggambarkannya sebagai jembatan peradaban yang menghubungkan Asia. Ia juga menyebut minat dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata India untuk mendukung acara ini di masa depan. Chanting bersama dalam bahasa Pali tidak hanya mendorong meditasi tetapi juga mempromosikan perdamaian dan persatuan, menciptakan ruang bersama yang menghubungkan komunitas dan bangsa.[Bhagavant, 8/12/24, Sum]
Kategori: India
Kata kunci: Tipitaka Pali
Penulis: