Viharawan di PPE Hadapi Ancaman karena Pembangunan Vihara
Bhagavant.com,
Pulau Pangeran Edward, Kanada – Para bhiksu dan bhiksuni di Pulau Pangeran Edward (Prince Edward Island (PEI)) menghadapi ancaman karena pembangunan perluasan vihara.
Ketegangan memuncak dalam sebuah rapat perencanaan kota yang diadakan pada 18 November 2024 di Three Rivers, provinsi Prince Edward Island (PEI), Kanada. Pertemuan ini membahas pembangunan sebuah vihara besar di wilayah tersebut. Dilaporkan bahwa pihak kota telah mempekerjakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan warga setelah muncul pesan online yang menyatakan ancaman.
Langkah ini diambil sebagai tanggapan terhadap retorika panas yang beredar secara daring di kalangan warga PEI, yang merasa tidak senang dengan pembelian lebih dari 485 hektare tanah oleh para bhiksu, bhiksuni dan pendukung mereka untuk membangun kompleks vihara.
Seperti yang dilansir CBC, JUmat (22/11/2024), para bhiksu menyatakan bahwa mereka kecewa dengan beberapa pandangan yang diungkapkan selama pertemuan dan di media sosial. “Itu sungguh mengecewakan,” kata Bhiksuni Chiang, juru bicara tetap bagi 600 bhiksuni di vihara tersebut, yang sebagian besar berasal dari Taiwan.
Beberapa warga lokal menuduh para viharawan sebagai agen Partai Komunis Tiongkok, dengan spekulasi bahwa kelompok luar lainnya mungkin berada di balik pembelian tanah tersebut.
Bhiksuni Chiang, menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan, “Ini adalah tuduhan yang sangat berat. Kami bukan bagian dari partai komunis; kami hanya murid-murid Sri Buddha. Kami tidak memiliki hubungan politik dengan kelompok mana pun.”
Bhiksuni lainnya, Bhiksuni Ho, menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada PEI karena telah memberikan tempat yang aman dan stabil untuk belajar, serta menawarkan kebebasan beragama dan penghormatan terhadap hak asasi manusia individu.
Pada bulan Juli, para bhiksuni mengadakan acara open house di vihara baru mereka, mengundang warga lokal untuk berkunjung dengan harapan dapat menghilangkan rumor yang beredar tentang mereka dan organisasi mereka. Acara tersebut dihadiri oleh 1.600 orang.
Tujuan akhir para bhiksuni adalah membangun sebuah kompleks besar yang dapat menampung hingga 1.400 bhiksu dan bhiksuni. Berdasarkan rencana induk yang diajukan oleh Great Wisdom Buddhist Institute kepada otoritas provinsi, vihara yang telah selesai nanti akan terdiri dari enam bangunan di atas lahan seluas 121 hektare. Kompleks ini akan mencakup ruang ibadah, asrama, fasilitas rekreasi, dan aula perkuliahan. Selain itu, di area vihara juga akan terdapat taman, rumah kaca, jalur pejalan kaki, serta tempat parkir untuk 315 kendaraan.
Karena kompleks sebesar ini memerlukan perubahan peraturan zona oleh dewan lokal, strategi perencanaan lingkungan untuk pembangunan vihara tersebut dibahas pada bulan Juni. Pihak institut juga berusaha menjawab kekhawatiran warga setempat terkait dampak terhadap lalu lintas, dengan mengingatkan bahwa sebagian besar bhiksuni tidak memiliki kendaraan pribadi.
Dalam pertemuan baru-baru ini, seorang warga Victoria Cross, Janice MacBeth, menyatakan kekhawatirannya terkait perubahan peraturan zona, terutama tentang bagaimana aturan zonasi akan diterapkan di area tempat para bhiksuni tinggal dalam lingkungan komunal. Laporan media mencatat bahwa diskusi daring berspekulasi bahwa hal ini bisa membuka jalan bagi kelompok-kelompok untuk membangun rumah sakit dan kantor polisi mereka sendiri.
Meskipun menghadapi banyak pandangan negatif, para biksuni tetap optimis tentang masa depan dan tidak terlalu khawatir akan keselamatan mereka selama ancaman hanya terjadi di dunia maya.
“Orang-orang yang baik hati dan kebaikan yang ada di PEI membuat PEI menjadi tempat yang indah, meskipun ada hal-hal negatif di media sosial, saya tidak merasa itu mencerminkan keseluruhan Prince Edward Island,” kata Bhiksuni Chiang menyampaikan pandangannya tentang PEI secara keseluruhan.[Bhagavant, 30/1/24, Sum]
Kategori: Kanada
Kata kunci: pembangunan vihara
Penulis: