Jumlah Umat Buddha di Wilayah Wichita, Kansas Meningkat Dua Kali Lipat

Bhagavant.com,
Kansas, Amerika Serikat – Agama Buddha di Kota Wichita, Kansas, Amerika Serikat berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi Amerika keturunan Asia.

Jumlah Umat Buddha di Wilayah Wichita
Vihara Buddha Rattanaram Wichita. Foto: Facebook Lao Buddhist Associates of Kansas

Dalam dua dekade terakhir, jumlah umat Buddha di Kota Wichita meningkat dua kali lipat. Kota yang berpenduduk 393.000 jiwa ini, adalah rumah bagi umat Buddha yang jumlahnya terus bertambah, yang didukung oleh imigrasi dari beberapa negara Asia dan ledakan minat di antara penduduk lokal terhadap Agama Buddha.

Menurut Gordon Melton, seorang profesor agama di Universitas Baylor yang mengumpulkan data untuk sensus agama nasional, mengatakan bahwa saat ini Wichita memiliki lebih dari 12 komunitas Buddhis. Pada tahun 2000, jumlahnya hanya sekitar enam komunitas.

Menurut Pew Research Center, pertumbuhan tersebut tercermin dalam angka nasional. Dalam 40 tahun ke depan, populasi umat Buddha diproyeksikan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan populasi Amerika Utara secara keseluruhan, . Melton mengatakan populasi umat Buddha secara nasional tumbuh 23% dari tahun 2010 hingga 2020.

“Angka-angka tersebut membuat saya terkejut melihat adanya pertumbuhan sebesar itu di komunitas itu,” kata Melton seperti yang dilansir KMUW, Jumat (8/9/2023).

Di Wichita, pertumbuhan komunitas Buddhis terlihat jelas. Sebagai contoh di lorong-lorong Vihara Pháp Hoa yang ramai pada saat perayaan Hari Mùa Vu Lan (Ullambana), dalam parade meriah untuk merayakan pembukaan aula meditasi yang baru di Asosiasi Buddhis Laos di Kansas, dan di ruang belakang sebuah gereja yang disewakan sebagai tempat beberapa warga Wichita mengadakan kelompok meditasi Buddhis.

Pertumbuhan komunitas Buddhis juga terjadi di aula tenang Kansas Meditation Center, sebuah vihara Sri Lanka yang dibuka dalam dekade terakhir.

“Agama Buddha mengajarkan kita untuk hidup pada saat ini, bagaimana kita bisa membuat (diri kita sendiri bahagia), bagaimana kita bisa memberikan kebahagiaan kita atau berbagi kebahagiaan kita dengan orang lain,” kata Y.M. Ratana, kepala bhikkhu di Kansas Meditation Center. “Itulah salah satu alasannya… ini berkembang.”

Di Wichita, beberapa komunitas Buddhis dibangun di sekitar imigran dari negara tertentu. Vihara Pháp Hoa adalah salah satunya. Pertama kali vihara ini didirikan oleh para imigran Vietnam pada tahun 1980-an, saat ini tempat ini dipenuhi oleh beberapa generasi orang Vietnam-Amerika yang merayakan perayaan budaya dan hari raya Buddhis.

Ketua Asosiasi Buddhis Wichita, Thanh Le, berbicara tentang orang tuanya, yang melarikan diri dari Vietnam selama dan setelah perang pimpinan AS di sana dan membantu membentuk komunitas awal.

“Mereka menginginkan tempat untuk beribadah,” kata Le kepada KMUW. “Agar masyarakat datang untuk berbicara bersama.”

Komunitas pertama akhirnya mampu membeli sebuah pujagara kecil di pinggiran kota, yang menawarkan suasana damai. Namun pada tahun 1990-an, komunitas tersebut memiliki sekitar 700 anggota dan membutuhkan tempat baru. Berkat upaya penggalangan dana di awal tahun 2000-an, komunitas tersebut dapat membuka Pháp Hoa, sebuah vihara yang dibangun khusus dengan gaya arsitektur Vietnam.

Di seberang kota, Vihara Buddha Rattanaram Wichita juga berkembang di anatranya pembukaan aula meditasi baru di vihara tersebut.

Komunitas Laos mulai melihat pertumbuhan yang nyata sekitar 10 tahun yang lalu, ketika beberapa bhiksu datang ke Wichita untuk memimpin mereka.

“Kepemimpinan para bhiksu di sini memiliki banyak pengikut di luar negara bagian Kansas,” kata Phet Namphengsone, seorang anggota Vihara Buddha Rattanaram Wichita. “Jadi kalau [anggota] tidak bisa hadir, mereka menyumbangkan uang. . . . Jadi jemaatnya telah berkembang, baik di sini di Wichita maupun di luar Wichita.”

Di tempat lain di Wichita terdapat Pusat Meditasi Kansas, yang didirikan pada tahun 2012 oleh Y.M. Ratana, seorang bhikkhu asal Sri Lanka. Selain pelayanannya terhadap warga Sri Lanka di kota tersebut, Y.M. Ratana melihat potensi untuk menjangkau umat non-Buddhis.

“Saya rasa saya bisa memberikan lebih banyak layanan di sini. Ini lebih dari sekedar vihara. Saya mengundang seluruh praktisi, dan kami menggunakan tempat ini sebagai pusat komunitas Sri Lanka,” ujarnya.

Berbicara tentang umat non-Buddha di wilayah Midwest Amerika, ia mengatakan: “Di sini, saya melihat orang-orang sangat lapar dan haus akan ajaran asli Agama Buddha, seperti filsafat. Jadi orang lebih tertarik pada ajaran yang mendalam. Saya suka itu.”

Ada juga komunitas Zen dan Tibet, komunitas pengikut mendiang Y.M. Thich Nhat Hanh, dan lain-lain.

Menurut Y.M. Ratana, semuanya memiliki tujuan yang sama: “Kita memiliki begitu banyak jenis gula—Truvia, gula merah, gula putih, gula tebu. Tapi apa rasanya? Rasanya manis. Sama dengan [Agama Buddha]. Kami berasal dari budaya yang berbeda, namun tujuan kami sama. Tujuan kami sama. Sasaran kami adalah mendapatkan kebahagiaan tertinggi. Akhir dari penderitaan kami.”[Bhagavant, 16/9/23, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika,Amerika Serikat
Kata kunci:
Penulis: