Ribuan Warga Dalit Alih Keyakinan Memeluk Agama Buddha
Bhagavant.com,
Gujarat, India – Ribuan warga Dalit beralih keyakinan memeluk Agama Buddha pada Jumat (14/4/2023) yang lalu dalam rangka peringatan HUT ke-132 Dr. B. R. Ambedkar, tokoh reformasi hukum di India.

Ribuan orang dari komunitas warga Dalit di negara bagian Gujarat, India barat, beralih memeluk Agama Buddha di Ram Katha Maidan di ibu kota Gujarat, Gandhinagar. Menurut laporan media lokal, sebanyak 50.000 warga Dalit dan anggota komunitas suku ikut serta dalam upacara pindah agama dan bergabung dalam pawai untuk menghormati ulang tahun kelahiran Dr. Ambedkar.
Dr. Ambedkar yang merupakan tokoh reformator sosial dan arsitek konstitusi India memprakarsai gerakan Buddhis Dalit dengan berlindung kepada Tiratna bersama ribuan Dalit lainnya di Nagpur, Maharashtra, pada 14 Oktober 1956.
Sejak saat itu, ribuan warga Dalit telah memeluk Agama Buddha pada kesempatan yang berbeda, dalam tindakan peringatan bersejarah dan penentangan terhadap hirarki masyarakat Hindu tradisional berbasis kasta.
Y.M. Pragya Ratna dari Vihara Ashoka Agung di kota Porbandar memimpin acara tersebut dan menyelenggarakan upacara peralihan agama tersebut. Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Swayam Sainik Dal (SSD), sebuah organisasi sukarela yang didirikan oleh 50 pekerja sosial Dalit yang berpikiran sama di Rajkot pada tahun 2006.
“Saat [ratusan ribu] orang menghadiri rapat umum trsebut, ratusan memeluk agama Buddha di pertemuan kami,” kata petugas SSD Ashvin Parmar seperti yang dilansir The New Indian Express, Sabtu (15/4/2023). “Sementara beberapa dari mereka telah mengajukan permohonan ke kantor pemungut cukai masing-masing untuk melegalkan proses alih keyakinan mereka, yang lain akan segera melakukan hal yang sama.”
Mereka yang memeluk Agama Buddha pada 14 April mengambil 22 ikrar yang sama dengan Dr. Ambedkar. Ikrar-ikrar ini secara efektif mensyaratkan individu yang menerima Agama Buddha untuk menolak semua keyakinan yang diasosiasikan dengan Hinduisme.
“Saya ingin memeluk Agama Buddha karena saya menginginkan masyarakat tanpa kasta,” kata sukarelawan SSD Jaysukh, yang memeluk Agama Buddha di acara tersebut seperti yang dilansir The Indian Express, Sabtu (15/4/2023). “Agama Buddha adalah agama yang berbicara tentang kesetaraan dan tidak membeda-bedakan manusia. Dan oleh karena itu saya telah memutuskan untuk masuk Agama Buddha.”
“Saya tidak mendapatkan pekerjaan berdasarkan sebuah kontrak pada tiga kesempatan. Saya menjalani wawancara pada semua kesempatan dan berjalan dengan sangat baik. Namun, saya tidak mendapatkan pekerjaan itu setelah pewawancara mengetahui tentang kasta saya,” tegas Jaysukh yang hanya menyebutkan nama depannya.
Shailesh Chauhan, relawan SSD lainnya yang masuk Agama Buddha, memiliki gelar keperawatan dan bertanggung jawab atas ruang operasi di rumah sakit swasta. Chauhan berkata bahwa dia telah membuat keputusan untuk mengabdikan dirinya pada Agama Buddha karena dia ingin hidup dalam masyarakat yang bebas dari diskriminasi.
“Saya telah mengalami diskriminasi [pada] banyak kesempatan,” kata Chauhan. “Sebelum menjadi perawat, saya dulu bekerja di tempat pembakaran batu bata. Dan di sana, saya tidak diperbolehkan minum air dari panci biasa.”
Urvashi Rathod, seorang penduduk Ahmedabad yang juga menjadi seorang Buddhis selama upacara itu berbagi perspektifnya sendiri: “Kami beralih ke Agama Buddha hari ini untuk merangkul budaya kesetaraan dan persaudaraan. Dalam Agama Hindu, di setiap langkah kami diperingatkan akan kasta kami. Kami ingin menghindarinya.”
Menurut Parmar, banyak orang ingin masuk Agama Buddha dan telah mengajukan permohonan ke kantor kabupaten masing-masing agar perpindahan agama mereka diakui secara sah.
Ada tradisi panjang perpindahan agama di Gujarat. Menurut mereka yang terlah beralih keyakinan, yang berbagi pengalaman mereka dengan media lokal, anak laki-laki kaum Dalit di negara bagian itu masih tidak diizinkan menunggang kuda atau menumbuhkan kumis karena kasta mereka yang “lebih rendah”. Oleh karena itu banyak yang memutuskan untuk meninggalkan agama Hindu untuk menghindari penghinaan lebih lanjut.
Warga Dalit sendiri merupakan kelompok masyarakat yang dianggap sebagai orang-orang di luar kasta yang lebih rendah dari Kasta Sudra. Istilah dalit berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dalita yang berarti hancur, pecah berserakan.[Bhagavant, 28/4/23, Sum]
Kategori: India,Sosial
Kata kunci: perkembangan Buddhisme
Penulis: