Delegasi Indonesia di Forum Sangha Internasional Ke-1 di Bodh Gaya, India
Bhagavant.com,
Bodh Gaya, India – Delegasi Indonesia menghadiri konferensi Forum Sangha Internasional (International Sangha Forum – ISF) yang pertama yang telah digelar di Bodh Gaya, India, pada 20-23 Desember 2023.
Forum yang pembukaannya diresmikan oleh Y.M. Dalai Lama Ke-14 pada Rabu (20/12/2023) dengan mengangkat tema “Menjembatani Tradisi, Merangkul Modernitas: Sebuah Dialog Ajaran Buddha dalam Dunia Saat Ini,” berakhir pada hari Jumat (22/12/2023), dengan serangkaian resolusi yang bertujuan untuk memupuk persatuan dan mengatasi masalah global kekinian.
Resolusi-resolusi tersebut mencakup komitmen terhadap dialog dan konferensi rutin untuk memfasilitasi pemahaman dan mengatasi tantangan secara terpadu, memfasilitasi pertukaran monastik di antara tradisi yang berbeda, menghormati keberagaman, mempromosikan kebijaksanaan dan kasih sayang terhadap tantangan global, menggabungkan pemahaman ilmiah dengan kebijaksanaan Buddhis, membina interaksi dengan cinta kasih, dan dedikasi terhadap praktik dan promosi ajaran Buddha untuk perdamaian dunia.
Lebih dari 2.000 peserta dari 33 negara, termasuk para bhikkhu-bhiksu/ni, kepala lembaga Buddhis, dan umat Buddha, terlibat dalam diskusi yang berfokus pada menjembatani berbagai tradisi Buddhis.
Forum ini bertujuan untuk mendorong dialog dan kolaborasi yang berkelanjutan antara tradisi Pali di negara-negara Asia Tenggara dan Selatan seperti India, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Sri Lanka, Bangladesh dan Indonesia, dengan tradisi Sansekerta dari Tibet, Bhutan, Nepal, Vietnam, Tiongkong, Taiwan, Jepang, Korea, Rusia, Mongolia, dan belahan dunia lainnya.
Dalam forum terhormat tersebut, delegasi dari Indonesia yang menjadi pembicara diwakil oleh Y.M. Dhittisampanno Ph.D., Y.M. Abhipunno, dan Y.M. Dhammavuddho.
Pada hari pertama, Y.M. Dhittisampanno Ph.D. membawakan makalah dengan judul “Buddhayana: Intersectarian Movement of Indonesia” (Buddhayana: Gerakan Lintas Aliran di Indonesia). Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan bagaimana terbentuknya gerakan Buddhayana di Indonesia yang dilatarbelakangi adanya keberagaman tradisi Buddhis.
Sedangkan pada hari kedua, sebuah makalah dibawakan oleh Y.M. Abhipunno dengan judul ” A quest to the timeless wisdom: a case study of inserting Dhamma for Prisoners in Indonesia” (Pencarian kebijaksanaan abadi: studi kasus penyisipan Dhamma bagi Narapidana di Indonesia). Beliau menyampaikan makalah mengenai bagaimana menyisipkan Ajaran Buddha ke dalam pembinaan terhadap narapidana dengan studi kasus aplikasi pendampingan nilai-nilai Buddhis pada warga Lembaga Pemasyarakatan di Tangerang-Banten.
Dan pada hari kedua di sore harinya, Y.M. Dhammavuddho membawa makalah yang mengangkat judul “The Intersection of Buddhism and Technology Case Studies in Indonesia” (Persimpangan Agama Buddha dan Teknologi Studi Kasus di Indonesia ). Dalam makalahnya ini, beliau menyampaikan bagaimana peran teknologi dapat mempermudah penyebaran Dhamma di Indonesia yang memiliki kondisi geografi yang terdiri dari banyak pulau.
Konferensi Forum Sangha Internasional ini memprioritaskan diskusi tentang menjaga keaslian tradisi Buddhis yang sudah ada sambil mengadaptasi ajaran untuk memenuhi kebutuhan kontemporer.
Forum ini juga menyoroti perlunya menjadikan Dhamma lebih mudah diakses dan bermakna, khususnya bagi generasi muda dan wilayah yang belum mengenal Agama Buddha. Selain itu, terdapat penekanan pada dukungan dan penegakan standar monastik Buddhis di dunia saat ini untuk mencegah kemerosotan Dhamma.
Kegiatan ini mencapai puncaknya pada tanggal 23 Desember dengan sesi doa untuk perdamaian dunia di Vihara Maha Bodhi, salah satu situs paling suci agama Buddha.[Bhagavant, 29/12/23, Sum]
Kategori: India
Kata kunci: Forum Sangha Internasional
Penulis: