Diaspora Buddhis Jepang di AS Rayakan Hari Obon 2022
Bhagavant.com,
California, Amerika Serikat – Warga diaspora Buddhis Jepang di Santa Maria merayakan Hari Obon 2022 setelah vakum selama 2 tahun karena pandemi COVID-19.
Setelah dua tahun ditunda, Festival Hari Obon kembali diselenggarakan di Santa Maria, California dengan permainan genderang, tarian, demonstrasi seni bela diri, kerajinan tradisional dan makanan pada Minggu (31/7/2022) sore.
Majelis Buddhis Guadalupe memulai kembali tradisi lokal selama 75 tahun berupa Festival Hari Obon yang telah menjadi perayaan lokal favorit yang diadakan setiap tahun sejak warga Jepang-Amerika kembali ke daerah itu dari pengasingan setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Dipentaskan di Pusat Kebudayaan Memorial Veteran di West Tunnell Street, festival tersebut masih terkena dampak pandemi COVID-19, untuk itu demonstrasi tarian, pemukulan drum, dan seni bela diri berlangsung di luar ruangan.
Esther Trejo, ketua Komite Hari Obon 2022 majelis tersebut, tidak memperkirakan jumlah orang yang menghadiri acara gratis tersebut.
“Anda tahu, ketika Anda menjalankan festival, Anda cenderung mendapatkan penyempitan pandangan,” kata Trejo seperti yang dilansir Santa Maria Times, Senin (1/8/2022). “Tapi kami memiliki banyak warga yang bahagia, kami menjual semua makanan yang kami miliki dan ada banyak tarian yang menyenangkan.”
Gemuruh genderang taiko tradisional memenuhi area tersebut dengan penampilan Togen Daiko dari Vihara Oxnard dan Ichi Mi Daiko dari Vihara San Luis Obispo.
“Vihara-vihara saudara kami benar-benar keluar dan mendukung kami,” kata Trejo.
Pengunjung juga disuguhi dengan peragaan seni bela diri oleh Rising Sun Martial Arts di Santa Maria dan Central Coast Kenpo Karate di Nipomo.
Perayaan tertsebut semacam “pesta jalanan,” karena jalan di luar Pusat Kebudayaan tersebut ditutup untuk memungkinkan acara di luar ruangan, dan Trejo mengucapkan terima kasih kepada kota karena mengizinkan dan memfasilitasi itu.
Hari Obon berasal dari abad kelima atau keenam di Tiongkok, yang disebut dengan Hari Raya Yú Lán Pén. Hari raya yang sering disalahartikan sebagai Hari Rebutan “chioko” (Zhong Yuan Jie) ini secara tradisional diadakan oleh negara-negara Asia Timur pada bulan purnama dari bulan lunar ketujuh, meskipun waktu perayaan lokal dapat bervariasi.
Di Jepang, perayaan ini telah dirayakan selama lebih dari 500 tahun, telah tersebar luas di seluruh negeri dan berfungsi sebagai waktu ketika orang kembali ke rumah keluarga untuk merayakan, mengunjungi makam leluhur, dan menghormati kerabat. Perayaan bagi umat Buddhis Jepang biasanya berlangsung selama tiga hari.
Hari Raya Yú Lán Pén sendiri berasal dari Hari Ullambana yaitu hari persembahan kepada leluhur dalam bentuk pelimpahan/pengalihan jasa (Skt: pratidāna; Pali: pattidāna) yang dilakukan pada Hari Pravarana pada tanggal 15 di bulan ke-7 kalender India kuno. Hari Pravarana adalah hari penanda berakhirnya masa retret 3 bulan dari para bhiksu. Buddhis di Asia Timur khususnya Tiongkok, mengonversi penanggalan India kuno tersebut menjadi penanggalan Imlek.[Bhagavant, 7/8/22, Sum]
Kategori: Amerika Serikat,Tradisi dan Budaya
Kata kunci: Ullambana
Penulis: