Cetiya di Thailand Ini Jadi Tempat Mencari Kontak dengan Alien
Bhagavant.com,
Nakhon Sawan, Thailand – Sebuah cetiya di sebuah bukit di Thailand menjadi daya tarik bagi para pencari UFO atau alien.

Cetiya di Bukit Khao Kala, Distrik Mueang Nakhon Sawan, Provinsi Nakhon Sawan, menjadi tempat berkumpulnya komunitas pencari UFO (Unidentified Flying Object).
Para pemburu UFO itu percaya para makhluk luar angkasa melayang di atas rupaka Pang Naga Prok – rupaka Buddha dalam posisi dilindungi oleh Naga Mucalinda – di Bukit Khao Kala – mengirim komunikasi melalui telepati, berjalan melintasi ladang tebu di dekatnya dan menggunakan danau yang dipenuhi buaya sebagai portal dari planet mereka – Pluto dan Loku.
Meskipun mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, sekelompok kecil individu yang tergabung dalam Grup Khao Kala, mengklaim menerima pesan dari alien yang tiba dalam pesawat ruang angkasa termasuk juga pesan mengenai banyak ajaran agama tradisional. Hal ini membuat kelompok itu percaya bahwa para alien sebenarnya beragama Buddha.
Lokasi cetiya itu berjarak tiga jam dengan jalan darat atau kereta api ke arah utara dari Bangkok, yaitu di Provinsi Nakhon Sawan yang berarti “Kota Surga.”
Tanpa semua keriuhan UFO, daerah itu hanya kota kecil yang tenang. Tetapi para anggota grup pencari UFO tersebut percaya bahwa jika Anda bermeditasi di Bukit Khao Kala, Anda dapat mendengar makhluk perak yang aktif berbicara sebagai suara di kepala Anda, berbicara dalam bahasa apa pun yang biasanya dipikirkan oleh pikiran Anda.
Namun, mereka memberikan penafian, dengan mengatakan bahwa tidak ada jaminan Anda akan melihat UFO atau alien. Mereka mengatakan UFO atau alien sebagai hal yang tidak dapat diprediksi, berbicara atau muncul secara spontan dan menghilang setelah beberapa jam.
Kegiatan grup itu membuat mereka mendapat masalah dengan otoritas Thailand dalam beberapa pekan terakhir.
Dilaporkan, para pejabat pemerintah menjadi khawatir ketika para pencari UFO tersebut mulai berkerumun ke Bukit Khao Kala untuk melihat dan berbicara dengan alien, karena mungkin akan membahayakan status resmi bukit itu sebagai “kawasan hutan lindung”.
Para pengunjung diizinkan untuk mendaki ke puncak bukit dan melihat rupaka besar Pang Naga Prok dan “jejak kaki Buddha” di dekatnya, yang merupakan tempat ibadah umum. Tetapi peraturan melarang siapa pun untuk tinggal atau bermalam di zona itu, termasuk para pencari UFO yang sebelumnya yang mendirikan tenda di lokasi tersebut.
Pada bulan Agustus, sekitar 40 petugas, termasuk anggota Departemen Kehutanan, membubarkan sekelompok penggemar Thailand di puncak Khao Kala, dan mengajukan petisi kepada pengadilan untuk melarang pertemuan massal di sana.
Pada tanggal 20 September, sekitar 30 petugas polisi dan kehutanan berhadapan dengan Wassana Chuensamnaun, pemimpin kampanye untuk makhluk luar angkasa tersebut, dan sekitar 60 penggemar UFO lainnya.
Grup yang mengenakan pakaian putih tersebut, berencana membuat video saat para anggotanya “bermeditasi” di atas bukit setelah matahari terbenam dengan harapan bisa menyatu dengan alien, demikian kata Wassaba, seperti yang dilansir CNN Travel pekan lalu (6/10/2019).
Katanya, karena tidak ingin ditangkap, para pencari UFO berkumpul kembali di bawah bukit di atas properti pribadi, bermeditasi selama beberapa jam dan pergi.
“Pesan dari Alien”
Berbicara mengenai alien yang pernah melakukan “kontak”, Wassana menjelaskan dua jenis alien.
“Ada dua jenis alien,” kata Wassana. “Satu kelompok berasal dari planet Pluto. Yang lain berasal dari planet bernama Loku.
“Para alien Pluto terbuat dari energi, dapat muncul dalam bentuk fisik dan mampu mengajar manusia. Para alien Loku memiliki tubuh fisik dan pengetahuan teknologi tinggi. Mereka bekerja sama.”
“Para alien Pluto khawatir tentang sesuatu yang begitu menghancurkan terjadi di Bumi, seperti perang atau mengenai lingkungan, yang mungkin berdampak pada planet mereka. Mereka juga ingin memberi beberapa orang kemampuan untuk berkomunikasi dengan mereka, jadi jika manusia menghancurkan segala sesuatu dalam perang nuklir, alien akan dapat membantu para penyintas membangun kembali peradaban manusia.”
Planet Loku “berada di Bima Sakti, tetapi mereka tidak memberi tahu kami di mana.”
Dikatakan, para alien memilih Khao Kala karena merupakan bukit yang terkecil di antara sekelompok bukit yang lebih tinggi. Para anggota grup mengatakan mereka bersyukur mereka tidak harus memanjat sangat tinggi untuk mencapai puncak.
Dalam pemandangan 360 derajat dari bukit termasuk terdapat ladang tebu datar di bawahnya, di mana Wassana dan anggota grup mengatakan bahwa mereka telah melihat alien turun dari UFO, berjalan di sekitarnya dan kemudian menghilang.
“Saya telah hidup 10.000 tahun,” kata pemimpin alien Pluto dalam komunikasinya yang konon disalurkan melalui Wassana selama tahun 1998 dan 1999.
“Berapa lama bagi saya untuk melakukan perjalanan dari Pluto ke sini? Saya melakukan perjalanan melalui dimensi. Ini adalah fisika tingkat lanjut. Saya bepergian dengan pikiran saya.”
Wassana mengatakan pemimpin alien Pluto juga mengatakan kepadanya bahwa Buddha merupakan “pikiran manusia terbesar,” dan “tidak pernah berbicara kepada manusia tentang memperhatikan makhluk luar angkasa, atau tentang mencoba berkomunikasi dengan mereka,” tetapi memberi tahu umat “untuk merangkul hukum kosmik.”
Komunikasi yang memukau dari Pluto kepada Wassana mencakup banyak nasihat tentang “karma,” “kelahiran kembali,” “keserakahan,” “ketakutan” dan masalah Buddhis lainnya, katanya.
Kata Cendekiawan
Ketika ditanya tentang masyarakat Thailand yang melihat UFO dan berkomunikasi dengan alien, Veeranut Rojanaprapa, seorang cendekiawati Buddhis yang memiliki gelar PhD dalam bidang filsafat dan agama dari St. John’s University di Bangkok, mengatakan kepada CNN Travel:
“Kita tidak perlu tahu apakah itu nyata atau tidak , apakah itu adalah cerita palsu atau kenyataan. Buddha mengajarkan kita bahwa mungkin ada orang yang mengatakan bahwa dia berpikir dia dapat langsung berbicara dengan alien, atau mempercayainya, mendengar mereka. Tapi itu tidak berguna.”
“Tidak masalah jika ia mendengar alien atau tidak. Hal itu tidak membantu kita untuk [mengalami] nibbana,” kata Veeranut. “Kita tidak mengatakan apakah itu benar atau salah jika manusia dapat berbicara dengan alien. Tapi tolong dengarkan baik-baik: sebagian besar situasi yang ada (di dunia) hanyalah ilusi.”[Bhagavant, 12/10/19, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Thailand
Kata kunci: astronomi
Penulis: