Bhiksuni Nepal dan India Mengajarkan Kung Fu untuk Kaum Wanita

Bhagavant.com,
London, Inggris Raya – Dua bhiksuni asal Nepal dan India mempertunjukkan keahlian seni bela diri kung fu dalam konferensi sebuah yayasan kemanusiaan di London, Inggris Raya, pada Kamis pekan lalu (16/11/2017).

Dua bhiksuni mengajarkan kung fu
Dua bhiksuni memperagakan dan mengajarkan kung fu dalam upaya mereka memberdayakan kaum wanita di India. Foto: FB Kung Fu Nuns.

Kedua bhiksuni dari tradisi Vajrayana Drukpa tersebut bukan hanya sekadar mempertunjukkan aksi kung fu tertapi ini merupakan bagian dari kegiatan mereka mengajarkan kung fu untuk memberdayakan kaum wanita di India di tengah meningkatnya laporan kejahatan seksual.

“Beberapa orang memberi komentar, mereka mengatakan bahwa kami seharusnya duduk dan berpuja bakti dan bermeditasi,” kata Bhiksuni Jigme Wangchuk Lhamo, 19, yang menunjukkan keahliannya di atas panggung di Konferensi Thomson Reuters Foundation (Trust).

“Tapi tugas seorang bhiksuni lebih dari itu, kita harus memiliki masyarakat yang lebih baik dan berbuat baik untuk orang lain,” katanya seperti yang dilansir situs web yayasan tersebut.

Data pemerintah India menunjukkan Ada 34.651 kasus pemerkosaan yang dilaporkan di India pada tahun 2015 – empat kasus setiap jam – naik 43 persen dari tahun 2011. Aktivis mengatakan angka tersebut meremehkan jumlah sebenarnya.

“Para anak perempuan menghadapi masalah saat mereka keluar dan terutama di malam hari mereka tidak ingin pergi sendiri,” kata Bhiksuni Wangchuk.

“Kung fu bisa membantu mereka … Kung fu membuat Anda percaya diri.”

“Jangan katakan kepada anak perempuan untuk tidak pergi sendiri pada malam hari. Katakan kepada anak laki-laki Anda untuk bersikap baik,” ujar bhiksuni muda tersebut.

Secara tradisional, para bhiksuni tradisi Drukpa diharapkan untuk memasak dan membersihkan dan tidak diizinkan untuk berolahraga. Tapi hal ini berubah satu dekade yang lalu ketika Y.M. Gyalwang Drukpa, pimpinan spiritual tradisi Drukpa, mendorong para bhiksuni berlatih kung fu.

Y.M. Gyalwang Drukpa juga memberikan peran kepemimpinan para bhiksuni, mendukung mereka untuk belajar di luar ajaran Buddhis dan menjadi ahli listrik dan ahli leding, dan untuk berperan lebih aktif dalam komunitas mereka.

Selain mengajarkan kung fu untuk para wanita, para bhiksuni diberi kesempatan merawat hewan yang sakit, mengatur kamp perawatan mata dan melakukan perjalanan kaki dan bersepeda melewati Himalaya untuk meningkatkan kesadaran akan permasalahan dari polusi hingga perdagangan manusia.

Setelah gempa besar di Nepal pada tahun 2015, para bhiksuni berjalan kaki ke desa-desa terpencil untuk menyingkirkan reruntuhan, membersihkan jalan dan mendistribusikan makanan dan obat-obatan kepada orang-orang yang selamat.

Para bhiksuni juga telah mendengar adanya anak perempuan dan wanita yang diperdagangkan melintasi perbatasan ke India.

“Itu mengerikan, orang-orang menjual saudara perempuan, anak perempuan dan bahkan ibu mereka hanya untuk memiliki uang untuk membangun rumah mereka kembali,” Bhiksuni Wangchuk menceritakan kepada delegasi di konferensi membahas pada perbudakan modern dan pemberdayaan wanita.

“Beberapa pria hanya melihat anak gadis sebagai sekumpulan uang … tapi kita perlu mengubah ini dan membantu mempromosikan kesetaraan. Yang Mulia (Gyalwang Drukpa) suka menggiatkan anak perempuan. Beliau mengatakan tidak ada kedamaian dunia kecuali jika kita semua sama,” kata Bhiksuni Wangchuk.[Bhagavant, 22/11/17, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Gender,India
Kata kunci:
Penulis: