Tiongkok Mulai Robohkan Pemukiman Viharawan di Larung Gar

Bhagavant.com,
Tibet, Tiongkok – Pemukiman para viharawan di Akedemi Buddhis Larung Gar di Kota Serthar (Seda), Prefektur Otonomi Tibet Kardze (Ganzi), pada Rabu minggu lalu mulai dibongkar oleh otoritas Tiongkok.

Sejumlah bangunan di sekitar Akademi Buddhis Larung Gar, Tibet, Sichuan, Tiongkok, telah dibongkar.
Sejumlah bangunan di sekitar Akademi Buddhis Larung Gar, Tibet, Sichuan, Tiongkok, telah dibongkar. Foto: phayul.com

Seperti yang disampaikan oleh sebuah sejumlah sumber yang dilansir Phayul, Kamis (21/7/2016), pusat pembelajaran Buddhisme tradisi Tibet tersebut telah menjadi sasaran pengurangan populasi secara paksa selama sepuluh tahun belakangan ini. Operasi terakhir bertujuan untuk memangkas populasi pusat pembelajaran tersebut agar hanya tersisa 5.000 orang pada tahun 2017 dan dilakukan bersamaan dengan pembongkaran tempat tinggal para viharawan dengan alasan demi pembangunan jalan.

Tsering Woeser, seorang penulis yang tinggal di Beijing, membagikan foto-foto pembongkaran yang dimulai Rabu (20/7/2016) sekitar pukul 08.00 (waktu setempat) yang meninggalkan jejak puing-puing dan para penonton tak berdaya. Pihak berwenang telah memblokir jalur dengan rambu-rambu yang bertuliskan, “Pekerjaan pembongkaran sedang berlangsung, dilarang masuk tanpa izin ‘.

“Hal ini memang berita menyedihkan dan disayangkan. Ini juga merupakan fakta bahwa sejak Xi Jinping menjadi Presiden Tiongkok telah terjadi penurunan nyata dalam kebebasan beragama di Tibet,” kata Acharya Yeshi Phuntsok, Wakil Ketua Parlemen Tibet di pengasingan.

Ia juga menambahkan bahwa di satu sisi Tiongkok menerapkan pembatasan pada pertumbuhan keviharaan dan di sisi lainnya menyatakan kebebasan beragama di Tibet.

Y.M. Bhiksu Khenpo Tsultrim Lodrö, cendekiawan terkemuka dari Larung Gar dan Y.M. Bhiksu Khenpo Rigdar (Rigdzin Dargye), kepala disiplin di Larung Gar, mendesak para siswa mereka untuk ‘tetap tenang’, ‘melanjutkan studi mereka’ dan ‘menghindari diri ikut bagian dalam protes’.

Menurut sejumlah sumber, pembongkaran dan pengurangan populasi keviharaan akan diikuti oleh pengurangan lebih lanjut jumlah viharawan dan viharawati yang diizinkan untuk tinggal di akademi tersebut.

Tahun lalu, lebih dari 600 anggota akademi yang didirikan oleh mendiang Lama Khenpo Jigme Phuntsok tersebut diperintahkan untuk pergi, sementara sekitar 400 anggota yang berusia di atas 60 tahun juga diminta untuk pergi.

Sementara itu, The Global Times, sebuah tabloid yang diterbitkan oleh kantor berita People’s Daily Partai Komunis berkuasa, Selasa (26/7/2016) mengutip seorang pejabat pemerintah di Garze, Tiongkok, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan para pemimpin Buddhis sendiri yang telah mencoba untuk mengurangi jumlah viharawan dan viharawati yang tidak terdaftar di Larung Gar.

“Tempat tersebut telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan masuknya para turis dan orang awam dari provinsi lain dan luar negeri, bahkan para pemimpin vihara tidak bisa melacak jumlah anggota mereka … Ini tidak adil dan sebuah beban bagi mereka menggunakan persembahan yang diberikan oleh umat setempat untuk menyediakan akomodasi dan pendidikan gratis bagi mereka yang tidak terdaftar,” jelas pejabat itu.

Pada awal bulan Juni, sebuah dokumen resmi yang diterima RFA Tibet Service mengungkapkan populasi di sekitar Akedemi Buddhis tersebut akan dikurangi dan hanya akan ada 5.000 orang yang boleh tinggal pada 30 September 2017.[Bhagavant, 27/6/16, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Tiongkok
Kata kunci: ,
Penulis: