Diduga Beri Info Tidak Benar, Bhiksu Hongkong Dituntut di Pengadilan

Bhagavant.com,
Hong Kong, Tiongkok – Seorang bhiksu, mantan kepala Vihara Tsz Shan di Hong Kong dituduh menyebarkan informasi yang salah tentang alasannya mengonsumsi daging.

Surat perintah Pengadilan Tinggi menyatakan Bhiksu Tam Wei-keong (洞鈜法師) diduga membuat tuduhan palsu kepada publik setelah fotonya tengah memakan semangkuk daging beredar luas di media sosial pada bulan Maret 2024.

Seperti yang dilansir South China Morning Post, Jumat (4/10/2024), surat perintah itu diajukan oleh seorang wanita bernama Peggy Chen Kam-yee.

Sebelumnya Bhiksu Tam mengatakan kepada wartawan bahwa Peggy Chen telah mengurus dan pola makan bhiksu tersebut pada tahun 2021 ketika dia secara medis disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya protein karena alasan kesehatan.

Hubungan antara keduanya tidak langsung jelas dalam dokumen pengadilan, tetapi Peggy Chen mengatakan bahwa dia telah mengenal bhiksu tersebut sejak tahun 2018.

Menurut Peggy, dia diminta untuk menyiapkan kari ayam, daging tusuk, sup babi, dan lainnya untuk bhiksu tersebut dalam pertemuan pertama mereka. Pada tahun-tahun berikutnya, Peggy mengatakan bahwa dia telah menyaksikan bhiksu tersebut “sering” makan daging.

Peggy sendiri adalah seorang direktur dan pemegang saham Austin School, sebuah lembaga internasional di Tsim Sha Tsui. Ia juga tidak membantah telah menyiapkan hidangan daging untuk Bhiksu Tam.

Dia mengatakan bahwa dia percaya penjelasan bhiksu tersebut tentang pola makannya yang berbeda dari umat Buddha lainnya karena bhiksu tersebut mengatakan bahwa dia adalah bhiksu Malaysia yang tradisi Buddhisnya memperbolehkannya untuk “membunuh hewan sebanyak yang dia inginkan”.

Dalam wawancara lain di YouTube bulan lalu, Bhiksu Tam menjelaskan perilaku konsumsi dagingnya dan memberi tahu pembawa acara bahwa seorang praktisi pengobatan Tiongkok, yang konon telah menasihatinya untuk makan daging, telah diatur oleh Peggy.

Peggy berpendapat bahwa bhiksu itu hanya ingin mengalihkan perhatian orang dengan menjebaknya dan menyakitinya “karena dendam”.

Dia mengatakan dirinya tertekan secara emosional dan malu setelah Bhiksu Tam mencantumkan namanya dalam wawancara tersebut. Dia menambahkan bahwa bhiksu itu mencoba menyalahkannya sebagai orang bertanggung jawab atas perilakunya sendiri yang melanggar aturan.

Selain menuntut ganti rugi, Peggy meminta pengadilan untuk membuat perintah pengadilan guna mencegah Bhiksu Tam menerbitkan atau membuat tuduhan palsu lebih lanjut. Dia juga meminta agar Bhiksu Tam diminta untuk meminta maaf padanya.

Mayoritas umat Buddhis tradisi Mahayana Asia Timur secara tradisional dikenal mengikuti pola makan vegetarian, tetapi praktiknya mungkin berbeda-beda dan telah ada diskusi berkelanjutan tentang praktik tersebut.[Bhagavant, 5/10/24, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Tiongkok
Kata kunci: ,
Penulis: