Akhirnya Mahavihara Nalanda Jadi Situs Warisan Dunia

Bhagavant.com,
Bihar, India – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) akhirnya menetapkan Mahavihara Nalanda sebagai Situs Warisan Dunia.

Reruntuhan Mahavihara Nalanda, India.
Reruntuhan Mahavihara Nalanda, India. Foto: wikipedia.org

Mahavihara Nalanda atau disebut juga Universitas Nalanda merupakan situs arkeologi Buddhis yang berada di Distrik Nalanda dan berjarak kurang lebih 98 km dari Kota Patna, Bihar, India. Mahavihara Nalanda menjadi situs Buddhis kedua di negara bagian Bihar yang dinobatkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO setelah Mahavihara Mahabodhi di Bodh Gaya pada tahun 2002.

“Nalanda berdiri sebagai universitas yang paling kuno dari anak benua India. Nalanda bergerak dalam penyebaran pengetahuan yang terorganisir selama periode 800 tahun yang tidak terputus. Perkembangan historis situs tersebut memberikan kesaksian bagi perkembangan Buddhisme menjadi sebuah agama dan berkembangnya tradisi keviharaan dan pendidikan,” kata UNESCO dalam rilis berita pada situs web resminya, Jumat (15/7/2016).

Berbicara kepada Time of India (TOI), pengawas dari kelompok arkeolog Patna, Praveen Kumar Mishra mengatakan, “Ini adalah masalah kebanggaan bagi Bihar juga bangsa”.

Universitas Nalanda kuno merupakan mahavihara atau vihara besar yang juga berperan ganda sebagai pusat pembelajaran yang penting dari abad ke-5 sampai ke-12 yang berdiri di Kerajaan Magadha kuno (kini di Bihar), India.

Sebelumnya, ada keraguan apakah Nalanda akan dinyatakan sebagai situs warisan oleh UNESCO karena diduga ada beberapa kelemahan dalam berkas yang diserahkan.

Sekretaris utama Ketua Menteri Bihar, Chanchal Kumar, juga telah mengunjungi Paris sebelum tahap akhir.

“Ada beberapa kelemahan teknis yang telah selesai dalam pertemuan di hadapan tim UNSECO. Sekarang saya sangat senang mengetahui dimasukkannya reruntuhan Mahavihara Nalanda ke dalam daftar UNESCO. Ini adalah persoalan kebanggaan bagi kita semua,” kata Chanchal kepada TOI melalui telepon. Chanchal telah secara konsisten mengikuti secara dekat mengenai perkembangan tentang Nalanda.

Ekonom dan sekretaris anggota Asian Development Research Institute (ADRI) Shaibal Gupta mengatakan, “Ini waktunya perayaan bagi Bihar. Deklarasi UNESCO ini telah jatuh tempo. Hal ini juga akan memberikan kesempatan untuk perkembangan universitas Nalanda yang baru.” Reruntuhan universitas kuno ini akhirnya telah berhasil mendapatkan pengakuan internasional yang selayaknya, kata Gupta.

Tahun lalu, reruntuhan Universitas Nalanda diperiksa oleh sebuah tim ahli dari International Council of Monuments and Sites (Dewan Monumen dan Situs International – ICOMOS) yang berkedudukan di Paris, ICOMOS juga mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior pemerintah Bihar sesuai dengan ketentuan dalam tawaran untuk mendapatkan label Warisan Dunia UNESCO untuk situs kuno tersebut.

Departemen Kebudayaan India melalui Badan Penelitian Arkeologi India (Archaeological Survey of India – ASI) telah mengirimkan berkas nominasi seoanjang 200 halaman lebih pada Januari tahun lalu dan pejabat dan staf di ASI Patna merasa optimis atas kunjungan tim tersebut.

Pemeriksaan reruntuhan Nalanda (tersebar di area seluas 12 hektar) dibuat oleh pakar asal Jepang, Masaya Matsui, dalam sebuah catatan positif dengan harapan masuknya pusat pembelajaran kuno tersebut ke dalam daftar Warisan Dunia.

Mahavihara Nalanda atau Universitas Nalanda kuno, merupakan salah satu bangunan universitas tertua di dunia yang berdiri pada abad ke-5, yang berkembang di bawah penguasa Gupta. Universitas Nalanda berakhir pada abad ke-12 ketika dihancurkan pada tahun 1193 oleh serbuan tentara Muslim Turki yang dipimpin oleh komandannya Bakhtiyar Khilji.

Pada abad ke-19 ASI melakukan penggalian sistematis yang dimulai pada tahun 1915 dan berhasil menemukan sebelas vihara dan enam candi bata yang tersusun rapi di lapangan seluas 12 hektar.[Bhagavant, 17/7/16, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Arkeologi,India,Seni dan Budaya
Kata kunci:
Penulis: