Ini Alasan Thailand Belum Tunjuk Somdet Chuang sebagai Sangharaja
Bhagavant.com,
Bangkok, Thailand – Pemerintah Thailand sampai saat ini belum menunjuk Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn atau dikenal dengan nama Somdet Chuang sebagai Sangharaja Thailand ke-20.
Meskipun sudah dinominasikan oleh Mahathera Samakhom (Pali: Mahāthera Sāmagāma; Inggris: Sangha Supreme Council – SSC) Thailand pada 5 Januari 2016 yang lalu, Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-o-cha belum mengajukan Somdet Chuang kepada Kerajaan Thailand karena khawatir akan menyulut gejolak.
“Tidak, saya tidak dapat menyerahkan sesuatu yang bermasalah,” kata Jenderal Prayut Senin (11/7), seperti yang dilansir Bangkok Post Selasa (12/7/3016)
Di tengah tentangan yang kuat oleh sebagian masyarakat Thailand, SSC telah menominasikan Somdet Chuang sebagai pengganti mendiang Sangharaja Thailand Nyanasamvara Suvaddhana Mahathera (Somdet Phra Nyanasamvara Suvaddhana) yang wafat diusia ke-100 tahun 24 Oktober 2013.
Sejak pencalonannya diberitakan, banyak para tokoh yang mempertanyakan kelayakan Somdet Chuang sebagai Sangharaja.
Mantan senator Paiboon Nititawan, yang sebelumnya memimpin komite reformasi urusan Buddhis, mengatakan Somdet Chuang melanggar undang-undang serta peraturan keviharaan. Paiboon mengajukan petisi ke Lembaga Ombudsman, mempertanyakan hak NSC untuk mencalonkan Somdet Chuang.
Menanggapi permohonannya, Lembaga Ombudsman memutuskan bahwa pencalonan Sangharaja merupakan hak dari perdana menteri.
Selain itu, awal tahun ini Somdet Chuang menghadapi pengaduan terkait tindak pidana kepemiliki Mercedes-Benz ilegal yang terdaftar atas namanya.(Baca: Inilah Calon Sangharaja Thailand yang Baru dan Kontroversinya)
Departemen Investigasi Khusus (DIK) menyimpulkan bahwa mobil tersebut ilegal karena banyak prosedur ilegal yang melibatkannya, termasuk penggunaan dokumen yang dipalsukan untuk menyelesaikan pendaftaran.
Dalam kasus tersebut Somdet Chuang tidak pernah bersaksi kepada DIK, pengacaranya menjelaskan bahwa Mercedes-Benz tersebut diberikan kepadanya dan ia tidak mengetahui apa-apa tentang proses yang digunakan untuk mendapatkan kendaraan kepadanya.
Kepala DIK Paisit Wongmuang mengatakan lembaga lembaganya tersebut sedang dalam proses mencari informasi di luar negeri karena Mercedes-Benz tersebut diduga termasuk bagian-bagian yang diimpor dan dirakit di Thailand.
Somdet Chuang juga dikritik karena kedekatannya dengan Phra Dhammachayo, pemimpin aliran Dharmakaya yang kontrovesial.
Phra Dhammachayo yang ditahbiskan oleh Somdej Chuang sekitar sepuluh tahun lalu, saat ini terlibat dalam skandal dugaan pencucian uang dan menerima miliaran dari skandal penggelapan dana Klongchan Credit Union Cooperative.
Meskipun demikian, Somdet Chuang, masih memiliki rasa hormat dari para pengikutnya. Dan ia merupakan adalah anggota paling senior dari MSS dan sebagai Pelaksana Tugas Sangharaja Thailand.
Menteri Suwaphan Tanyuvardhana dari Kantor Perdana Menteri yang mengawasi Dinas Buddhisme Nasional, mengatakan ia akan menginformasikan P.M. Prayut dan Kabinet mengenai opini Dewan Negara tentang pencalonan Somdet Chuang.
Tetapi ia menolak untuk memberikan batas waktu dengan mengatakan ia terlebih dulu perlu mempelajari informasi tersebut.
Sementara itu, mantan senator Paiboon mengatakan ia akan mengajukan surat protes terhadap pencalonan Somdet Chuang kepada Perdana Menteri.
“Ia (Somdet Chuang) harus membersihkan namanya sebelum ia menyandang jabatan seperti itu,” kata Paiboon.
Berdasarkan ketentuan selama ini, Sangharaja Thailand yang akan memimpin para anggota sangha di Thailand dipilih berdasarkan kesenioritasannya (umumnya dalam hal hierarki). Ia ditunjuk oleh Raja Thailand berdasarkan masukan dari Perdana Menteri dan persetujuan dari MMS.[Bhagavant, 16/7/16, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Thailand
Kata kunci: kontroversi, Sangharaja
Penulis: