Tiongkok Ingin Batasi Populasi Viharawan di Larung Gar
Bhagavant.com,
Tibet, Tiongkok – Pemerintah Tiongkok ingin membatasi secara besar-besaran populasi para viharawan yang tinggal di Larung Gar, sebuah daerah pusat studi Agama Buddha tradisi Tibet yang terletak di sebelah barat daya Provinsi Sichuan, Tiongkok.
Seperti yang dilansir Radio Free Asia (RFA), Selasa (7/6/2016), populasi di sekitar Akedemi Buddhis Larung Gar di Kota Serthar (Seda), Prefektur Otonomi Tibet Kardze (Ganzi), akan dikurangi dan hanya akan ada 5.000 orang yang boleh tinggal pada 30 September 2017, demikian menurut dokumen resmi yang diterima RFA Tibet Service.
Ribuan warga Tibet dan Han melakukan studi di Akedemi Buddhis Larung Gar yang merupakan sebuah pemukiman luas berada di antara dua bukit yang berdekatan yang terletak lebih dari 13.000 kaki di atas permukaan laut dan ratusan mil dari kota terdekat.
Akademi Buddhis Larung Gar atau Institut Buddhis Ngaring (Larung Ngarig nangdän lobling) didirikan pada tahun 1980 oleh mendiang Lama Khenpo Jigme Phuntsok, setelah gejolak Revolusi Kebudayaan di Tiongkok, dan menjadi salah satu pusat studi Agama Buddha tradisi Tibet yang terbesar dan terpenting di dunia. Kini setidaknya ada sekitar 40.000 viharawan (termasuk para bhiksu, bhiksuni, dan sramanera/i) yang tinggal di sekitar akademi tersebut.
Salah satu sumber lokal mengatakan kepada RFA Tibet Service, setelah pembongkaran lebih dari 1.000 tempat bermukim di Larung Gar dan pengusiran ratusan viharawan pada tahun 2001, pihak berwenang Tiongkok kembali mencoba untuk membatasi jumlah siswa diperbolehkan untuk bermukim di sana.
“Tahun lalu, 600 anggota dari sentra (akademi) ini diperintahkan untuk pergi, dan mereka kembali ke kampung halamannya,” kata sumber RFA, yang berbicara tanpa menyebut nama.
“Sekitar 400 anggota berusia 60 dan lebih tua juga diminta untuk pergi, dan mereka juga pergi,” kata narasumber tersebut.
“Tahun ini, pihak otoritas berbicara mengenai 1.200 anggota yang harus pergi, dan dikatakan bahwa Tiongkok kini telah mengeluarkan sebuah dokumen yang mengatakan bahwa hanya 5.000 bhiksu dan bhiksuni akan diizinkan untuk tinggal (di Larung Gar),” katanya.
Sekarang pejabat pemerintah sedang menandai rumah yang menghalangi jalur untuk kendaraan pemadam kebakaran atau pembangunan jalan, dan tempat tinggal yang ditargetkan untuk dibongkar akan diruntuhkan jika perlu dengan kekerasan, kata sumber itu.
“Sekitar 60 sampai 70 persen dari rumah-rumah para viharawan dan viharawati sedang ditandai untuk pembongkaran,” katanya.
Perintah untuk mengurangi jumlah penghuni di Larung Gar bukan rencana dari Kota Serthar “tapi berasal dari otoritas yang lebih tinggi,” dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang memiliki kepentingan pribadi dalam masalah ini, kata sumber RFA.
Pada bulan Januari 2014, sebuah kebakaran besar menghancurkan rumah-rumah dari sekitar 100 viharawati yang tinggal di Larung Gar, dengan beberapa sumber mengatakan kemungkinan bisa jadi berasal dari lampu mentega di kediaman seorang viharawati atau karena kabel listrik yang rusak.
Saat penghancuran pemukiman dan pengusiran di Larung Gar pada tahun 2001, banyak dari para viharawan dan viharawati dari sana yang pergi menuju ke Yarchen Gar (disebut juga Vihara Yaqên Orgyän) di Kota Baiyü (Pelyul), Prefektur Otonomi Tibet Kardze (Ganzi) untuk mengungsi.[Bhagavant, 9/6/16, Sum]
Kategori: Asia Timur,Tiongkok
Kata kunci: Tibet
Penulis: