Vihara Berasrama Anti Peluru Dibuka Umum di Hong Kong

Bhagavant.com,
Hong Kong, Tiongkok – Sebuah vihara baru yang megah dengan ruangan asrama berjendela dan berpintu anti peluru, telah dibuka untuk umum di Hong Kong pada pekan lalu, Rabu (15/4/2015).

Vihara Tsz Shan
Vihara Tsz Shan. Foto: Tsz Shan Monastery

Dengan latar belakang rupaka putih Avalokitesvara (Guan Yin) setinggi 76 meter, Vihara Tsz Shan (慈山, Císhān – Gunung Belas Kasih, Tsz Shan Monastery) yang terletak di Tung Tsz, Distrik Tai Po, Hong Kong, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Hong Kong khususnya umat Buddhis karena kemegahannya.

Vihara Tsz Shan, dibangun dengan tiga gaya arsitektur Tiongkok yaitu masa Dinasti Tang, Song Utara, dan Dinasti Liao/Jing. Vihara ini mencakup luas 500.000 kaki persegi yang dikelilingi dengan pohon-pohon yang rimbun. Pembangunan vihara ini menelan biaya 1,7 miliar dolar Hong Kong yang didanai oleh sumbangan dari Li Ka-shing, seorang pengusaha Hong Kong dan filantropi, yang tercatat sebagai orang terkaya di Asia tahun 2014 menurut Bloomberg Billionaires Index.

Rupaka Avalokitesvara di vihara ini memiliki tinggi yang melebihi rupaka Buddha Besar Tian Tan (Big Buddha) di  Ngong Ping, Pulau Lantau, Hong Kong, yang tingginya 34 meter. Terbuat dari perunggu, rupaka ini beradai Pegunungan Pak Sin Leng dengan menghadap ke arah barat daya ke arah Teluk Plover (Plover Cove). Rupaka ini dalam posisi berdiri dengan memegang mutiara pada tangan kanannya dan vas air pada tangan kirinya, serta wajah melihat ke bawah.

Rupaka Buddha berlapis emas 24 karat di aula utama Vihara Tsz Shan
Rupaka Buddha berlapis emas 24 karat di aula utama Vihara Tsz Shan. Foto: Tsz Shan Monastery

Selain rupaka perunggu Avalokitesvara yang tingginya melebihi rupaka Buddha Besar Tian Tan (Big Buddha) di  Ngong Ping, Pulau Lantau, Vihara Tsz Shan dilengkapi juga dengan sejumlah bangunan seperti seperti Aula Besar Buddha setinggi 18 meter dengan rupaka Buddha berlapis emas 24 karat, Aula Semesta, Aula Ikrar Agung, Aula Maitreya. Selain itu terdapat juga aula ceramah, perpustakaan Tripitaka, menara genta, menara tambur, pohon Bodhi, lanskap taman dan lapangan, jalur meditasi, “Kolam Kecermelangan”, jalan setapak tertutup, dan aula makan.

Vihara yang pembangunannya dimulai pada tahun 2009 dan selesai tahun 2014 ini juga memiliki keistimewaan yang lain, yaitu adanya tiga blok asrama khusus para viharawan yang salah satu blok asramanya memiliki ruangan-ruangan yang dilengkapi dengan jendela dan pintu anti peluru untuk tamu penting. Ketiga blok asrama tersebut dapat menampung maksimal 80 orang viharawan. Para pengunjung biasa dilarang untuk mendekati daerah ini.

“Kami memasang jendela kaca anti peluru karena kami berharap bisa ada tempat untuk melindungi tamu penting kami seperti Sangharaja Thailand dan para viharawan penting lainnya,” kata Walter Ngai Kai-shu, sekretaris jenderal vihara tersebu, kepada media lokal akhir bulan lalu.

Ruangan asrama untuk VIP denganjendela dan pintu anti peluru di Vihara Tsz Shan.
Ruangan asrama untuk VIP denganjendela dan pintu anti peluru di Vihara Tsz Shan. Foto: Tsz Shan Monastery

Vihara Tsz Shan pada saat ini hanya mampu menampung 400 orang pengunjung untuk tiap harinya. Dengan begitu banyak permintaan kunjungan, pihak vihara membuka sistem pendaftaran online di situsnya tszshan.org sejak 30 Maret. Pada periode 15 April hingga 15 Mei, pihak vihara telah menerima 10.400 pengunjung yang terdaftar.

Pihak vihara membatasi kuota pengunjung dan memberlakukan sistem pendaftaran online berdasarkan pertimbangan arus lalu lintas di daerah tersebut, kualitas pengalaman bagi para pengunjung secara pribadi, hubungan yang harmonis dengan warga sekitar, dan kebersihan.

Vihara dibuka untuk umum pada setiap hari Selasa hingga Minggu, pukul 09:30-17:00. Para pengunjung dapat mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan di vihara tersebut, seperti persembahan air, menyalin sutra, meditasi jalan, dan meditasi teh.  Vihara juga mengadakan ceramah Dharma, seminar dan publikasi buku-buku dan majalah Buddhis, mengunjungi para bhiksu-bhiksuni senior, dan aktivitas kepemudaan.

Pihak vihara melarang para pengunjung membawa hio atau dupa, daging, alkohol, dan makanan persembahan. Mengenai larangan membawa dupa dan makanan persembahan, didasarkan pada pertimbangan lingkungan. Sebagai gantinya pihak vihara akan menyediakan air.

Ada banyak cara lain untuk memberikan persembahan kepada Buddha terlepas dari dupa,” kata Ngai.

Vihara juga tidak menyediakan makanan vegetarian untuk para pengunjung, tetapi hanya untuk para staf dan para viharawan di vihara itu. Untuk para pengunjung dipersilahkan untuk menuju ke aula makan untuk menikmati teh dan minuman lain.

Kompleks Vihara Tsz Shan juga dilengkapi dengan ruang parkir yang dapat memuat 110 mobil pribadi dan 13 bus tur.[Bhagavant, 22/4/15, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Tiongkok,Travel
Kata kunci:
Penulis: