Tradisi Unik Memperingati Atthami Puja di Uttaradit, Thailand

Bhagavant.com,
Uttaradit, Thailand – Hari ke-8 setelah 7 hari peringatan Hari Vesak, umat Buddha umumnya dan di Thailand khususnya, memperingati Hari Atthami Puja.

Tradisi kremasi rupaka Buddha dalam perayaan Atthami Puja di Vihara Phra Brommathat Thung Yang, Provinsi Uttaradit, Thailand, Sabtu (28/5/2016).
Tradisi kremasi rupaka Buddha dalam perayaan Atthami Puja di Vihara Phra Brommathat Thung Yang, Provinsi Uttaradit, Thailand, Sabtu (28/5/2016). Foto Tangkapan layar Facebook Tanachok Chansoong

Hari Atthami Puja jatuh pada hari ke-8 (Pali: aṭṭhama, aṭṭhamī) setelah Bulan Purnama di bulan Vaisakha atau tepat pada Bulan Separuh setelah Bulan Purnama Vaisakha. Hari tersebut merupakan peringatan hari saat jenazah Sri Buddha diperabukan atau dikremasi setelah Beliau parinibbana di Hari Vesak.

Selain sejumlah kegiatan keagamaan yang umum dilakukan seperti pindapata dan puja bakti di berbagai vihara, penyelenggaraan bazar, dan pentas pertunjukan, ada juga tradisi unik dalam perayaan peringatan Hari Atthami Puja, seperti yang dilakukan umat Buddhis di Provinsi Uttaradit, Thailand.

Dalam perayaan Hari Atthami Puja, ribuan umat Buddhis di Kabupaten Laplae, Uttaradit berkumpul di Vihara Phra Brommathat Thung Yang (วัดพระบรมธาตุทุ่งยั้ง – Wat Phra Borom That Thung Yang) untuk menyelenggarakan tradisi reka ulang kremasi Sri Buddha (ประเพณีถวายพระเพลิงพระบรมศพพระพุทธเจ้า – prapheṇī t̄hwāy phra pheling phrabrm ṣ̄ph phraphuthṭhcêā).

Untuk seremoni ini, para warga desa membuat rupaka Sri Buddha dari bambu yang dianyam dalam bentuk posisi tidur berukuran sekitar 4 meter. Rangka rupaka tersebut ditutupi dengan papier-mâché (sobekan kertas berlem) dan dipakaikan jubah kuning. Wajah rupaka dibuat dari gipsum putih. Kemudian rupaka diletakkan ke dalam peti berbidang transparan. Sebuah krematorium elegan juga dibangun khusus untuk acara ini.

Tradisi seremoni ini telah ada sejak sekitar lebih 100 tahun yang lalu dan konon diperkenalkan pertama kali oleh Y.M. Luang Phor Maen, kepala Vihara Phra Brommathat Thung Yang yang pertama. Tradisi ini sempat berhenti setelah Perang Dunia Kedua, karena situasi ekonomi yang buruk.

Namun kemudian ketua Desa Thung Yang menghidupkan kembali tradisi ini. Dengan dukungan dari masyarakat dari Kabupaten Laplae dan lembaga-lembaga lain, sejak itu tradisi ini menjadi acara nasional yang terkenal. Dan kini tradisi ini sudah berusia 58 tahun sejak dihidupkannya kembali pada tahun 1958.

Seremoni kremasi rupaka Sri Buddha diadakan di lapangan Vihara Phra Brommathat Thung Yang dan dimulai dengan puja bakti. Kemudian dilanjutkan dengan reka ulang kisah parinibbana Sri Buddha dalam bentuk drama oleh para pelakon dan penari yang menggambarkan suasana di Kusinara.

Saat menjelang adegan kremasi, rupaka Buddha dibawa masuk ke area seremoni dan diletakkan di krematorium. Para pelakon yang berpakaian tradisional berperan sebagai para raja, para bhikkhu, Dewa Brahma, Sakka, Naga, dan para bidadari kembali melakukan adegan mereka.

Setelah usai para pelakon melakukan adegan mereka, para umat yang hadir termasuk para bhikkhu dan para pejabat setempat dipersilahkan untuk menuju krematorium untuk memberikan penghormatan.

Kremasi rupaka Buddha dimulai setelah adegan kedatangan Y.A. Maha Kassapa untuk memberikan penghormatan terakhirnya. Seperti halnya dalam kisah kehidupan Buddha Gotama, jenazah Sri Buddha tidak dapat diperabukan karena api yang tidak mau menyala sebelum kedatangan Y.A. Maha Kassapa.

Proses kremasi rupaka Buddha tersebut diiringi dan ditutup dengan sebuah tarian, dan sekaligus mengakhiri seremoni peringatan Hari Atthami Puja di Kabupaten Laplae, Uttaradit, Thailand.

Tradisi kremasi rupaka Buddha ini menjadi acara tahunan di Provinsi Uttaradit dan diikuti oleh sejumlah daerah lainnya seperti di Vihara Sanphaya Wattanaram, Provinsi Chai Nat.[Bhagavant, 29/5/16, Sum]

Video tradisi kremasi rupaka Buddha pada Hari Atthami Puja 2016 di Provinsi Uttaradit.
Bagian 1 (durasi 01:30:00)

Bagian 2 (durasi 00:39:00)

Video tradisi kremasi rupaka Buddha pada Hari Atthami Puja 2016 di Provinsi Chai Nat

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Seni dan Budaya,Seremonial,Thailand
Kata kunci:
Penulis: