Kunjungan Raja Gustaf Dari Swedia ke Borobudur
Bhagavant.com,
Magelang, Jawa Tengah – Keagungan dan keindahan Candi Borobudur sebagai salah satu warisan dunia telah banyak memukau berbagai kalangan termasuk Raja Swedia Carl XVI Gustaf yang memulai kunjungan empat harinya ke Indonesia sejak 31 Januari lalu.
Didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, Raja yang bernama lengkap Carl Gustaf Folke Hubertus tersebut tiba di pelataran Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (1/2) sekitar pukul 12.45 WIB.
Seperti yang dilaporkan oleh Antara News, sebelum naik ke Candi Borobudur, Raja Gustaf diminta mengenakan kain batik oleh petugas. Kemudian beliau di sambut oleh rombongan Pramuka karena kapasitas beliau sebagai Ketua Yayasan Kepanduan se-dunia.
Sebelum naik ke candi, Raja Gustaf mengelilingi setengah lingkaran candi kemudian naik dari pintu sebelah timur dari candi Buddhis tersebut.
Dalam kunjungan yang berlangsung sekitar 1,5 jam tersebut, Raja Gustaf yang mendaki hingga lantai ke-10 Candi Borobudur mengagumi bangunan dan relief candi yang dibangun pada abad ke-9.
Mura Aristina, staf Humas dari Balai Konservasi Peninggalan Borobudur yang memandu kunjungan tersebut memaparkan bahwa Raja Gustaf menanyakan bagaimana proses pembangunan candi peninggalan Dinasti Sailendra tersebut.
“Raja Swedia juga menanyakan efek letusan Gunung Merapi 2010 termasuk letusan tahun 1006 di mana peradaban di Jawa benar-benar tertutup oleh abu Merapi,” tutur Mura.
“Beliau membaca atau menikmati relief berarti juga menghormati Candi Borobudur sebagai warisan dunia,” Mura menjelaskan alasan mengapa Raja Swedia tersebut tidak mau diwawancara oleh wartawan saat berada di lorong candi.
Setelah melalui lorong, Raja Gustaf naik hingga lantai atas di Arupadhatu dan berkeliling. Raja yang kini berusia 64 tahun tersebut juga menanyakan fungsi dari stupa.
Candi Borobudur yang sempat tertutup abu tebal Gunung Merapi saat meletus pada Oktober 2010 merupakan salah satu situs warisan dunia yang diakui oleh UNESCO, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB.[Bhagavant, 3/2/12, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Indonesia
Kata kunci: Candi Borobudur
Penulis: