7 Korban AirAsia QZ8501 Didoakan Secara Buddhis oleh Keluarga
Bhagavant.com,
Surabaya, Indonesia – Tujuh dari 155 orang penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang mengalami musibah pada Minggu, 28 Desember 2014 berasal dari satu keluarga. Mereka adalah keluarga dari pasangan Jie Charly Gunawan (48) dan The Meiji Thejakusuma (45) yang hendak berlibur ke Singapura.
Pihak keluarga yang sangat terkejut dengan kecelakaan tersebut sempat berharap ketujuh kerabat mereka dapat selamat, namun melihat kenyataan jatuhnya pesawat di laut yang berkedalaman 25-30 meter yang tidak memungkinkan untuk selamat, mereka mau tidak mau harus berpikir realitis dan memutuskan untuk mendoakan mereka secara Buddhis di rumah Jo Indri (80), ibunda dari The Meiji Thejakusuma yang juga menjadi korban.
“Kita merasa ikut berduka atas peristiwa yang menimpa bangsa ini. Maka pada hari ini kita membacakan doa bersama secara Buddha supaya korban yang telah meninggal dunia sadar dan bahagia di alam yang baru. Dan bagi kita yang ditinggalkan harus kuat dan sabar menerima kenyataan ini,” kata Y.M. Bhikkhu Jayamedho dari Vihara Dhammadipa Arama, Batu, Malang, seperti yang dilansir Liputan6 pada Selasa (30/12/2014).
“Jadi apa pun yang terjadi kita harus kuat, hidup harus terus dijalani, jangan larut dalam kesedihan terlalu lama,” lanjut Bhante Jayamedho.
Sampai saat berita ini diturunkan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Polda Jawa Timur baru berhasil mengidentifikasi jasad dengan label B 008 atas nama The Meiji Thejakusuma dan telah diserahkan kepada pihak keluarga bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Sabtu 3 Januari 2015.
Pasangan Jie Charly Gunawan dan The Meiji Thejakusuma yang merupakan warga Kupang Indah 21/29 Surabaya, berencana berlibur ke Singapura bersama dengan Jo Indri (80), tiga anak Meiji yaitu Jie Stephanie Gunawan (21), Jie Steven Gunawan (19), dan Jie Stevie Gunawan (10) serta Christanto Leoma Hutama (22), kekasih Stephanie atau calon menantu Meiji.
Kini jasad The Meiji Thejakusuma disemayamkan di rumah duka Adi Jasa di Jalan Demak, Surabaya, di ruangan VIP J dan akan dikebumikan di Pemakaman Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Kamis mendatang, tanggal 8 Januari 2015, pukul 08.00 WIB.
Seiring harapan semoga para korban dilahirkan kembali di alam bahagia, kita diingat pula dengan nasihat Sri Buddha dalam Dhammapada 148 yang mengatakan, “Tubuh ini benar-benar rapuh, sarang penyakit dan mudah membusuk. Tumpukan yang menjijikkan ini akan hancur berkeping-keping. Sesungguhnya, kehidupan ini akan berakhir dengan kematian.” – Semoga kita kerap kali merenungkan hal ini.[Bhagavant, 5/1/15, Sum]
Kategori: Indonesia
Kata kunci: kecelakaan, Wartamerta
Penulis: