Kebangkitan Nalanda Tanpa Dalai Lama
Telegraph India,
New Delhi, India – Universitas Nalanda akan dihidupkan kembali, tetapi Dalai Lama tidak akan diikutsertakan dalam proyek kebangkitan pusat pembelajaran Buddhis kuno tersebut, sebuah kealpaan bertujuan untuk menghormati kesensitifitasan pemerintah China.
Kabinet India 8 Juli lalu memutuskan untuk memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang pada sidang Parlemen untuk menghidupkan kembali Universitas Nalanda di bawah inisiatif kelompok internasional yang dipelopori oleh KTT Asia Timur, sebuah kelompok negara dimana India merupakan salah satu anggotanya bersama dengan China dan 14 negara lainnya.
Universitas Nalanda akan dimulai pada akhir tahun ini dan ajaran Buddha akan menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulumnya.
Para pengikut Dalai Lama yang melihat bahwa Dalai Lama sebagai eksponen terbesar dalam tradisi Buddhisme Nalanda berpendapat bahwa ketidakikutsertaan Dalai Lama mereka anggap sebagai suatu kealpaan. Mereka mengatakan bahwa keputusan India merupakan hal yang ironi, tetapi dapat dipahami menimbang tekanan geopolitik New Delhi. “Universitas tersebut sedang dihidupkan kembali dengan dukungan negara-negara Buddhis merupakan hal yang lebih penting daripada keikutsertaan Yang Mulia Dalai Lama dalam proyek tersebut,” demikian kata seorang siswa Dalai Lama.
Adalah para Buddhis Tibet seperti Dalai Lama, yang mempertahankan “Tradisi Nalanda” dan ajaran aliran Buddhisme Mahayana tetap hidup setelah pembakaran Universitas Nalanda di abad ke-12 oleh para penjajah.
Meskipun Dalai Lama tidak akan berperan, rencana kebangkitan Nalanad akan dipelopori oleh pemenang Nobel Amartya Sen. Ahli ekonomi dari Bengal tersebut mengetuai Nalanda Mentor Group, yang telah mengadakan pertemuan-pertemuan lintas Asia Timur, termasuk di Singapura dan China, untuk penerimaan proposal kebangkitan Universitas Nalanda.
Kelompok mentor yang akan menyusun peraturan pada bulan depan akan memimpin sementara universitas tersebut sampai para anggota dari KTT Asia Timur mengajukan para anggota. Presiden India akan menjadi peninjau. Gopa Sabharwal dari Perguruan Tinggi Lady Sri Ram diperkirakan akan menjadi rektor pertama.
Universitas internasional akan menjadi lembaga otonom dengan cap Nalanda yang tersimpan di sebuah museum di Nalanda, Bihar sebagai lambangnya.
Kebangkitan ini telah dilakukan melalui sebuah kesepakatan antar-pemerintah antara negara-negara anggota KTT Asia Timur. India memutuskan untuk memasukkan Rs. 1.005 crore (1 crore = 10 juta – red). Komisi Perencanaan akan memberikan kontribusi Rs. 50 crore sampai universitas menjadi mandiri. Negara-negara kelompok akan memberikan kontribusi secara sukarela, meskipun universitas tersebut juga akan menghasilkan dana melalui kemitraan publik-swasta.
“Sebuah kantor proyek telah disewakan di New Delhi untuk universitas yang diajukan tersebut. Kantor ini akan berfungsi setelah RUU diundangkan di Parlemen,” demikian kata Menteri Informasi dan Penyiaran, Ambika Soni setelah pertemuan kabinet hari itu.
Universitas yang diajukan tersebut akan memiliki kelas sebagai berikut: Studi Buddhis, Filsafat dan Perbandingan Agama, Studi Sejarah, Studi Hubungan Internasional dan Perdamaian, Studi Manajemen Bisnis dalam hubungan dengan Kebijakan Publik dan Pembangunan, Bahasa dan Sastra, dan Studi Ekologi dan Lingkungan Hidup.
Pemerintah daerah Bihar telah memperoleh sekitar 500 hektar tanah di Rajgir, di sekitar situs universitas yang asli.
Lima ratus hektar lainnya akan diambil alih. “Kebangkitan universitas ini juga akan membawa pada kepentingan yang lebih besar pada tempat-tempat Buddhis di India, secara substansial akan menguntungkan bagi industry pariwisata,” kata Soni.
Kategori: Asia Oseania,Asia Selatan,India,Pendidikan
Kata kunci: Dalai Lama XIV, New Delhi, universitas Buddhis, Universitas Nalanda
Penulis: