Resep Payasa (Puding Nasi) Sujata Versi Sederhana
Bhagavant.com,
Bodh Gaya, India – Saat menjelang Hari Vesak (Waisak) umat Buddha diingatkan dengan peristiwa persembahan makanan oleh Sujata kepada Petapa Gotama.
Sebelum Petapa Gotama mencapai Pencerahan Sempurna, Beliau melakukan praktik petapaan yang sangat keras dengan mengurangi jumlah makanan yang Beliau makan hingga tidak makan sekali.
Hasil dari praktik ekstrem tersebut, Beliau tidak hanya gagal mencapai Pencerahan Sempurna, tubuh Beliau juga menjadi sangat kurus kering dan hampir meninggal.
Menyadari praktik ekstrem tersebut tidak menghasilkan apa yang ingin diraih-Nya, Beliau menghentikan praktik tersebut dan mulai kembali untuk mengonsumsi makanan.
Salah satu makanan yang Beliau makan adalah payasa yang dipersembahkan oleh Sujata, seorang putri hartawan dari kota Senani.
Lalu, apa sebenarnya payasa itu? Apa rasanya? Bagaimana cara membuatnya?
Payasa atau payasam (Pali: pāyāsa) adalah hidangan berupa bubur atau puding yang terbuat dari beras yang ditanak dengan susu. Hidangan ini juga disebut dengan nama kheer atau payesh, tergantung daerahnya.
Menurut kepustakaan Buddhis, payasa digambarkan sebagai beras yang direbus (ditanak) dalam susu. Hidangan ini kadang diterjemahkan sebagai bubur karena seperti layaknya bubur bentuknya yang tidak padat, dan diterjemahkan sebagai puding karena menggunakan susu sebagai bahannya.
Sejumlah teks juga menyandingkan kata payasa dengan madu sehingga menjadi madhupayasa (Pali: madhupāyasa) yang bisa diartikan sebagai payasa yang manis karena menggunakan madu sebagai salah satu bahannya.
Menurut sejarawan makanan, K. T. Achaya, payasa atau kheer adalah hidangan populer di India kuno. Payasa biasanya dibuat untuk dipersembahkan kepada para dewa pada masa itu. Dalam kepustakaan India kuno, payasa adalah campuran beras, susu, dan gula, formula yang telah bertahan selama lebih dari dua ribu tahun.
Sukar untuk digambarkan secara tepat rasa dari payasa secara umum khususnya payasa buatan Sujata. Hal ini karena informasi mengenai bahan-bahan lain yang digunakan selain susu dan beras (nasi) pada masa kehidupan Sujata tidak diketahui. Dari pengggambaran yang ada teks yang ada, payasa diperkirakan memiliki rasa yang gurih dan creamy karena campuran beras dan susu sebagai bahannya. Jika terkait dengan madhupayasa, tentu saja rasanya creamy dan manis.
Meskipun saat ini tidak ada resep yang ditemukan di dalam kepustakaan Buddhis untuk payasa buatan Sujata, namun kita dapat membuatnya berdasarkan perkiraan dari resep-resep hidangan yang sekarang lebih dikenal dengan nama kheer di India.
Berdasarkan rujukan dalam teks-teks Buddhis, bahan dari payasa adalah beras dan susu sapi. Untuk itu resep yang digunakan haruslah kedua hal tersebut sebagai berbahan utamanya. Berikut resep modern payasa yang sederhana.
Catatan:
Resep payasa berikut ini tentunya tidak akan sama dengan apa yang dipersembahkan oleh Sujata. Banyak variasi resep yang beredar, resep berikut adalah yang paling sederhana dan menggunakan madu sebagai opsi pemanis yang bisa dihilangkan atau diganti. Jika tidak menyukai aroma rempah kapulaga hijau dapat juga dihilangkan, namun akan menghilangkan kekhasan hidangan ini.
Peringatan:
Resep ini mengandung susu sapi sehingga bagi yang aleri dengan susu sapi sebaiknya berhati-hati. Hidangan ini juga mengandung karbohidrat sehingga mereka yang sedang diet karbohidrat sebaiknya menghindarinya.
Resep Payasa (Puding Nasi) Sujata
Bahan:
50 gram beras.
500 ml susu full cream.
Bumbu:
1-2 buah kapulaga hijau (opsional).
4-6 benang safron (opsional).
2-3 sendok teh madu (jumlah tergantung selera), atau 2 sendok teh gula pasir (jumlah tergantung selera).
Topping:
Kismis
Kacang almond sangrai dipotong tipis (opsional)
Waktu yang dibutuhkan: 1 jam
Cara membuat payasa:
- Cuci dan rendam beras
Cuci beras seperti biasa melakukannya, kemudian rendam dengan air selama 20 sampai 30 menit. Setelah itu buang air rendaman dan tiriskan.
- Persiapkan bumbu
Jika menggunakan kapulaga hijau, kupas kulitnya dan ambil isinya, kemudian tumbuk sampai halus. Untuk mempermudah, Anda juga dapat menggunakan bubuk kapulaga hijau jika ada. Jika Anda tidak menyukai aroma rempah, Anda bisa menyingkirkannya, tapi tentu saja mengurangi citra hidangan ini.
- Tuang susu ke dalam panci
Setelah menuang susu ke dalam panci, masak dengan api sedang hingga mendidih.
- Masukan beras
Setelah susu mendidih, kecilkan sedikit apinya dan masukan beras yang sudah ditiriskan, lalu aduk perlahan.
- Biarkan mendidih
Biarkan mendidih sambil diaduk setiap beberapa waktu agar beras tidak gosong. Tunggu hingga beras menjadi nasi matang.
- Tambahkan bumbu
Setelah beras menjadi nasi dan empuk sehingga mudah untuk dihaluskan dengan jari, tambahkan isi kapulaga hijau yang sudah ditumbuk, dan benang safron, lalu aduk hingga tercampur. Tambahkan madu sedikit demi sedikit sambil dicicipi apakah rasanya sudah sesuai selera atau tidak. Hati-hati untuk tidak menambahkan madu atau pemanis lainnya secara berlebih.
- Tunggu sampai mengental
Aduk-aduk supaya tidak hangus sampai susu menyusut dan masakan menjadi mengental. Setelah mengental dan nasi menjadi sangat lunak, matikan api dan pindahkan makanan ke dalam mangkuk.
- Beri topping
Setelah dimasukkan ke dalam mangkuk, beri topping kismis, kacang almond, dan benang safron di atasnya. Payasa siap dihidangkan untuk 1 porsi.
Tips:
Untuk mendapatkan butiran nasi yang lebih lunak, setelag butiran nasi dapat ditekan-tekan atau sedikit dilumatkan saat menjelang akhir memasak.
Resep di atas hanyalah salah satu variasi dari banyak resep payasa (payasam). Beberapa resep mengunakan gula jaggery (sarkara) sehingga membuat hasil akhirnya berwarna cokelat. Resep di atas sudah diuji coba di dapur Bhagavant.com, namun sekali lagi resep ini tidak bisa dikatakan identik atau sama dengan payasa yang dipersembahkan oleh Sujata kepada Petapa Gotama. Selamat mencoba![Bhagavant, 26/4/24, Sum]
Kategori: India
Kata kunci: Vesak, Waisak
Penulis: