Pengorbanan Bhiksu Korea, Moonsu Sunim
Bhagavant.com
Seoul, Korea Selatan – Akhir bulan Mei yang lalu, Buddhis Korea Selatan dikejutkan oleh pengorbanan diri seorang bhiksu yang membakar dirinya di dekat tepi sungai Wicheon, di Desa Gunwi, propinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.
Penduduk setempat menemukan jasad Moonsu Sunim, bhiksu berusia 47 tahun, dalam keadaan hangus terbakar pada Senin 31 Mei 2010 sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Saat pertama ditemukan, tubuhnya tetap dalam keadaan kedua tangannya saling merangkap di dada. Yang tertinggal hanyalah jubah bhiksu, sepasang sepatu karet, dan sebuah catatan yang berisi tiga permintaan yang ada di sebelah tubuhnya. Tubuhnya telah rusak parah oleh api sehingga tidak ada yang bisa mengenalinya, tetapi beliau diidentifikasi melalui catatan yang beliau tinggalkan.
Catatan yang ditinggalkan berisi agar pemerintahan Lee Myung-bak harus menghentikan dan membatalkan dengan segera Proyek Restorasi Empat Sungai, harus memberantas korupsi, dan harus melakukan yang terbaik untuk orang-orang miskin dan kurang mampu bukan untuk orang-orang kaya.
Menurut pihak kepolisian, Bhiksu Moonsu membakar dirinya untuk memprotes proyek pemerintah yang kontroversi yaitu Proyek Restorasi Empat Sungai.
Tahun lalu, pemerintah Lee Myung-bak memulai proyek empat sungai untuk merestorasi sungai-sungai utama, yaitu sungai Han, Geum, Nakdong dan Yeongsan. Proyek tersebut mendapatkan tentangan dan kritikan dari partai oposisi dan kelompok masyarakat yang memprotes bahwa ekosistem di dalam dan sekitar sungai-sungai tersebut akan hancur karena proyek ini. Mereka juga menegaskan bahwa pemerintah membuang-buang uang pajak untuk sesuatu yang sia-sia.
Polisi mengkonfirmasikan bahwa Bhiksu Moonsu membeli bensin dari sebuah pompa bensin pada hari Senin sekitar pukul 7.20 pagi dan menyalakan api pada dirinya. “Melihat berbagai bukti kami menduga bahwa ia membakar dirinya sampai akhir.”
Dalam laporan Donggeon K, seorang Co-Representasi Solidaritas Buddhis untuk Pelestarian Hidup di Empat Sungai, Republik Korea (Korea Selatan), Bhiksu Moonsu adalah seorang bhiksu dari tradisi Jogye, ditahbiskan di Vihara Haein pada tahun 1986, dan melatih diri di belajar di perguruan tinggi untuk para bhiksu di Vihara Haein pada tahun 1988, memasuki Universitas Sangha Joong-Ang, dan terpilih menjadi presiden dewan mahasiswa, yang menunjukkan kualitas kepemimpinan beliau.
Setelah lulus, beliau mengabdikan diri untuk mempraktikkan ajaran Buddha di Vihara Tongdo, Dubang, Haein, dan Myogwanum, dan di vihara lainnya. Saat beliau tinggal di Vihara Jibo, vihara tempat terakhir ia tinggal sebelum mengorbankan dirinya, beliau berlatih Zen di dalam sebuah ruang tanpa pintu di pegunungan selama 3 tahun. Beliau makan sekali sehari dan beliau jarang terlihat oleh sesama praktisi serta umat di Vihara Jibo.
Jo Haein, seorang pendeta Katolik yang menyelenggarakan ‘Gerakan Kehidupan dan Perdamaian’, mengatakan bahwa pengorbanan Bhiksu Moosun bukanlah sekedar sebuah bunuh diri atau sebuah ekspresi kemarahan, tetapi sebuah pengorbanan mulia bagi seluruh makhluk hidup.
Petugas kepolisian yang memeriksa tubuh Bhiksu Moonsu, sangat terkejut melihat wajah beliau dengan sebuah senyuman dan posisi tubuh yang tegak. Ini merupakan sebuah ekspresi harapannya yang jelas dan kuat untuk menyelamatkan hidup, berdasarkan pada praktik pertapaan yang penuh.
Komunitas Buddhis Korea sangat terkejut dan berduka atas peristiwa ini. Hal ini karena dalam sejarah Buddhisme Korea, beliau adalah bhiksu pertama yang mengorbankan dirinya karena masalah sosial.
Sekitar 20 Buddhis dari beragam kelompok termasuk Federasi Ekologi Buddhis mengadakan sebuah konferensi pers di Vihara Jogye di Seoul pusat (1/6).
“Pengorbanan Bhiksu Moonsu melemparkan sebuah pertanyan penting kepada kita sebagai orang beragama mengenai nilai kehidupan,” demikian kata Bhiksu Sugyeong, ketua Federasi Ekologi Buddhis saat konferensi pers yang dikutip Bhagavant.com dari Joongang Daily.
Upacara pemakaman nasional bagi Bhiksu Moonsu diadakan di Vihara Jogye di Seoul pada 5 Juni, dengan dihadiri sekitar dua ribu orang dari beragam kelompok.
Juga dalam laporan Donggeon K, mengatakan bahwa Federasi Buddhis Korea dengan tulus meminta seluruh organisasi Buddhis, organisasi keagamaan internasional, organisasi lingkungan hidup, dan organisasi internasional lainnya, untuk mengirimkan pesan solidaritas dan belasungkawa mengenai Bhiksu Moonsu, memprotes terhadap sikap dari pemerintah Korea Selatan.
Anda dapat mengirimkan pesan Anda ke alamat berikut:
General Secretary: Woongki Jung
Buddhist Solidarity for the Preservation of Life at the Four Rivers, Republic of Korea
WeTogether Bldg.
186-28 Jangchoongdong 2-ga
Joonggu
Seoul, Republic of Korea
Phone: +82-(0)2-720-1657
Fax : +82-(0)2-720-1657
E-mail: budaeco7@hanmail.net, ilovekundun@empas.com
—–
[Sum]
Kategori: Asia Oseania,Asia Timur,Gerakan Buddhis,Korea Selatan,Lingkungan Hidup,Solidaritas Buddhis,Sosial
Kata kunci: bhiksu, Buddhisme Korea, ekologi, pengorbanan, Proyek Restorasi Empat Sungai Utama, Y.M. Moonsu Sunim
Penulis: