Nuansa Buddhis di TV Perlu Persetujuan
AFP,
Phnom Penh, Kamboja – Pada hari Minggu (8/2) Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen menetapkan bahwa acara-acara televisi yang berkaitan dengan Buddhisme perlu disetujui oleh rohaniwan setelah opera rock pertama negara itu melakukan pelecehan terhadap Buddhisme.
“Where Elephants Weep,” kisah modern yang diambil dari kisah cinta tradisional Kamboja, dilarang penayangannya pada Januari setelah Sangha Agung keberatan terhadap beberapa adegan yang menampilkan para bhikkhu yang melakukan aktivitas seksual.
“Saya sangat setuju dengan dewan para bhikkhu mengenai pelarangan atas adegan penghinaan,” kata Hun Sen dalam sambutannya di sebuah siaran dalam upacara peresmian pagoda yang disiarkan di radio.
“(Para penyiar) perlu membiarkan Kementerian Agama dan Kepercayaan untuk memeriksanya terlebih dulu. Kami tidak ingin kisah seperti itu terulang lagi,” tambahnya.
Kelompok hak asasi manusia setempat menyatakan keprihatinannya bahwa pembatalan siaran televisi mengancam kebebasan berekspresi, setelah mereka mengulas mengenai tayangan tersebut yang memadukan musik pop dan rock dengan lagu tradisional dan sejarah Kamboja.
Tetapi Hun Sen menghargai sebuah kompromi yang dilakukan oleh pencipta opera rock tersebut yang setuju untuk melakukan tiga penyuntingan khusus setelah melakukan pertemuan dengan rohaniwan dan pejabat pemerintahan.
“Hal yang baik bahwa mereka (penulis) menemukan solusi dengan melakukan permintaan maaf dan berjanji akan mengubahnya,” kata Hun Sen dalam sambutannya.
Acara tersebut mengisahkan sebuah cerita mengenai seorang pria Kamboja-Amerika yang kembali ke tanah air setelah kehancuran rezim Khmer Merah tahun 1970-an, untuk melakukan hubungan kembali dengan keluarganya. Walaupun ia seorang bhikkhu, ia jatuh ke dalam hubungan percintaan dengan seorang penyanyi pop.
Setelah sukses ditayangkan di ibu kota Kamboja Phnom Penh pada Nopember dan Desember lalu, dalam diskusinya para organisator akan melanjutkan siaran tersebut dan memacu produksinya di pusat wisatawan, Siem Reap, tahun depan.
Mereka juga merencanakan tur opera ke Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Amerika Serikat.
Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Kamboja,Kesenian,Seni dan Budaya
Kata kunci: penodaan agama, pertelevisian, Phnom Penh, siaran televisi
Penulis: