Rupaka Buddha Raksasa Ini Melayang di Vesak Festival 2025

Bhagavant.com,
Surabaya, Indonesia – Rupaka Buddha raksasa melayang di sebuah mall di Surabaya dalam rangka menyambut Hari Trisuci Vesak 2569 Era Buddhis / 2025.

Rupaka Buddha raksasa melayang di Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Jawa Timur. Foto: FB YBAIndonesia

Asosiasi Muda-Mudi Buddhis Indonesia (Young Buddhist Association of Indonesia – YBAI) secara resmi meluncurkan Festival Waisak 2025 dengan meriah di Tunjungan Plaza 3, Surabaya, Jawa Timur, pada 7 Mei, yang juga menandai peringatan 10 tahun penyelenggaraan festival tersebut.

Salah satu sorotan utama acara ini yang menarik perhatian publik adalah rupaka Buddha setinggi 8,34 meter yang melayang. Rupaka ini diakui oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai yang terbesar di Indonesia dalam kategorinya.

Rupaka tersebut merupakan karya seniman Bali dan menggambarkan Sri Buddha bersama ibundanya, Ratu Mahamaya, sebagai simbol bahwa Buddha telah terbebas dari segala keterikatan duniawi dan hukum gravitasi. Di bagian bawah, terdapat bunga teratai sebagai simbol pencerahan yang diserahkan kepada ibunda-Nya sebagai tanda kasih suci.

Rupaka yang mencolok ini juga bertujuan menyampaikan pesan spiritual yang kuat, selaras dengan tema Waisak tahun ini: Light of Compassion: Guiding the Next Generation.

Vesak Festival tahunan ini diselenggarakan YBAI bekerja sama dengan lebih dari 30 komunitas mahasiswa Buddhis dari berbagai universitas di Indonesia. Sejak pertama kali diadakan, festival ini menjadi wadah inklusif untuk menyebarkan nilai-nilai universal Buddhis seperti kasih sayang, kebijaksanaan, dan perdamaian kepada masyarakat luas. Selain di Surabaya, YBAI juga akan mengadakan perayaan Waisak di Jakarta pada 15–18 Mei.

Selama enam hari festival tersebut, pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan seni dan budaya seperti wayang potehi, barongsai, tari sawung, dan pertunjukan alat musik tradisional, serta penampilan dari sekolah Minggu Buddhis dan vihara-vihara di Surabaya dan Jakarta.

Festival ini juga menghadirkan lokakarya interaktif, termasuk meditasi terpandu bersama Y.M. Bhikkhu Karunasilo dan Y.M. Bhikkhu Nyanasila Thera, kaligrafi Tionghoa bersama Nerissa Arviana, dan kegiatan simbolis bagi anak-anak untuk membasuh kaki orang tua mereka sebagai wujud penghormatan.

Perayaan Waisak juga mencakup upacara keagamaan seperti Pindapata (pengumpulan dana makanan oleh bhikkhu), penghormatan terhadap 17 relikui Buddha dan para siswa-Nya, serta Sanghadana—upacara pemberian dana yang diikuti lebih dari 48 bhikkhu.[Bhagavant, 10/5/25, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Indonesia
Kata kunci: , ,
Penulis: