India Selenggarakan KTT Buddhis Asia Pertama

Bhagavant.com,
New Delhi, India – Pemerintah India telah menyelenggarakan Konferensi Tinggkat Tinggi (KTT) Buddhis Asia pertama pada 5-6 November 2024 di New Delhi.

India Selenggarakan KTT Buddhis Asia Pertama
Foto: Tangakapan Layar YouTube

Ajaran Buddha merupakan kekuatan pengikat tidak hanya dalam hal filosofis tetapi juga dalam praktik dan ajaran tersebut telah membantu mempertahankan negara-negara dan budaya Asia di masa krisis, kata para cendekiawan dan pakar Agama Buddha pada KTT Buddha Asia pertama di sini.

Para pakar mencatat bahwa KTT tersebut telah menegaskan kembali komitmen India terhadap warisan Buddha yang telah mengakar di kawasan tersebut selama ribuan tahun dan yang terus membentuk diplomasi budaya dan pemahaman spiritual di seluruh Asia.

KTT yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Konfederasi Buddhis Internasional (IBC) bertema ‘Role of Buddha Dhamma in Strengthening Asia’ (Peran Buddha Dhamma dalam Memperkuat Asia) dihadiri oleh 32 negara dengan lebih dari 160 peserta internasional termasuk Indonesia. Delegasi Indonesia yang hadir salah satunya adalah Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia, Prof. Dr. Philip K. Widjaja.

Pembukaan KTT tersebut dihadiri oleh Presiden India, Droupadi Murmu, yang menyampaikan bahwa komunitas Buddhis memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada umat manusia di saat dunia menghadapi pertikaian dan krisis iklim.

ia juga menggarisbawahi bahwa Buddha Dhamma dirangkum dalam kata ‘Karuna’ atau kasih sayang, yang merupakan “apa yang dibutuhkan dunia saat ini”.

Anggota ‘Mahasangha’, para pemimpin berbagai tradisi sangha, para viharawan-wiharawati, anggota komunitas diplomatik, para profesor studi, pakar dan cendekiawan Buddhis, bersama dengan sekitar 700 peserta, terlibat dengan antusias dalam topik tersebut.

Pada akhir acara, KTT tersebut juga mengadopsi ‘Deklarasi Delhi’. Memperkuat ikatan antarnegara Asia berdasarkan prinsip-prinsip Buddha Dhamma, mengolah kepustakaan Buddhis, khususnya Pali, dan membina serta berbagi perjalanan sejarah seni dan warisan Buddhis (termasuk arsitektur) merupakan beberapa langkah yang disebutkan dalam deklarasi tersebut.

Deklarasi tersebut juga memutuskan untuk menghubungkan Jalur Buddhis Asia melalui Ziarah dan Warisan Hidup Buddhis serta mengakui relevansi aspek ilmiah dan medis Buddha Dhamma.

Y.M. Thich Thien Tam, Wakil Presiden Sangha Nasional Vietnam mengatakan bahwa KTT tersebut telah menegaskan kembali komitmen India terhadap warisan Buddha yang telah berakar di sini selama ribuan tahun dan yang terus membentuk diplomasi budaya dan pemahaman spiritual di seluruh Asia.

Menurut Y.M. Waskaduwe Mahindawansa Mahanayaka Thera, Ketua dari tradisi Maha Nikaya Sri Lanka, fakta bahwa para guru besar dari berbagai tradisi berkumpul di sini untuk membahas antikekerasan dan perdamaian sementara dunia luar menghancurkan dirinya sendiri dengan senjata dan roket, serta planet ini, menunjukkan bahwa kita memiliki tanggung jawab yang besar. “Kita harus membangkitkan energi itu di dalam batin kita, terus menyebarkannya; suatu hari nanti tujuan kita pasti akan tercapai.”

Rinpoche Khenpo Chimed, Wakil Ketua Yayasan Pengembangan Lumbini dari Nepal, menyarankan bahwa pertemuan itu menunjukkan bahwa ada banyak anggota Sangha yang terpelajar dan berpengetahuan luas dan sudah waktunya untuk mentransfer semua kebijaksanaan agung dan pengetahuan bersejarah ini kepada generasi muda. “Ini dapat dilakukan dengan mendirikan lembaga akademis di Himalaya untuk pendidikan keviharaan guna mentransfer pengetahuan.”

Dalam pidato khususnya, Y.M. Ling Rinpoche Kyabje Yongzin, dari Vihara Drepung Loseling di Dharamshala, India, menyebutkan bahwa meskipun masyarakat Tibet dipaksa meninggalkan tanah mereka, dampaknya adalah mereka menyebar ke seluruh dunia dan ratusan biara muncul di seluruh dunia. “Sekarang banyak yang tahu tentang Agama Buddha, kita harus melestarikan budaya dan nilai-nilai Tibet, dan seperti yang dianjurkan oleh Y.M. Dalai Lama, kita harus menghidupkan kembali tradisi Nalanda India kuno. Dengan pengetahuan dan keahlian kita, bangun hubungan yang lebih kuat, berkolaborasi secara spiritual, dan bergerak menuju tujuan kita. Mari kita maju dengan semangat yang ditunjukkan oleh semua yang hadir di sini,” katanya seperti yang dilansir situs Kementerian kebudayaan India, Kamis (7/11/2024).

Membacakan Deklarasi Delhi pada akhir KTT Buddhis Asia, Abhijit Halder, Direktur Jenderal IBC, mengatakan bahwa total diskusi yang mendalam dan aspirasi bersama yang muncul ditujukan untuk membina Asia yang penuh kasih sayang, harmonis, dan inklusif.

Bidang-bidang yang perlu dikerjakan di masa mendatang adalah: –

  • Memperkuat ikatan antarbangsa Asia berdasarkan prinsip-prinsip Buddha Dhamma.
  • Menggarap Sastra Buddhis, khususnya Pali yang memuat kata-kata asli Buddha, Filsafat, dan praktiknya.
  • Demi kelangsungan Spiritual Komunitas Buddhis dan demi ikatan, Eksposisi Relik Suci Buddha harus lebih didorong lagi.
  • Menumbuhkan masyarakat berbasis nilai yang diperbarui, melibatkan semua lapisan masyarakat, khususnya kaum muda, berupaya melibatkan kaum muda secara lebih proaktif.
  • Membina dan berbagi perjalanan sejarah Seni dan Warisan Buddhis (termasuk Arsitektur).
  • Menghubungkan Sirkuit Buddha Asia melalui Ziarah Buddha dan Warisan Hidup.
  • Mengenali relevansi aspek ilmiah dan medis Buddha Dhamma.
  • Ajaran Buddha untuk menyatukan dan mengikat kita semua, memperkuat relevansinya di masa kini.

    [Bhagavant, 9/11/24, Sum]
Rekomendasikan:

Kategori: India
Kata kunci:
Penulis: