Pria “Bocah Buddha” Dipenjara dengan Tuduhan Pelecehan

Bhagavant.com,
Kathmandu, Nepal – Seorang pria Nepal yang disebut sebagai “Bocah Buddha” dipenjara dengan tuduhan pelecehan terhadap anak.

Pria "Bocah Buddha" Dipenjara dengan Tuduhan Pelecehan
Foto: independent.co.uk

Ram Bahadur Bomjon (Bamjan), yang juga dikenal sebagai “Bocah Buddha,” yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai “reinkarnasi” Siddhartha Gautama (Sri Buddha), telah dihukum di pengadilan di Nepal atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis di bawah umur. Putusan itu dibuat oleh hakim Pengadilan Negeri Sarlahi pada Senin (24/6/2024).

“Pengadilan distrik pada hari Senin memutuskan Bomjon bersalah atas pelecehan seksual terhadap anak-anak,” kata Sikindar Kaapar, petugas informasi di pengadilan di kota Sarlahi, Nepal selatan seperti yang dilansir AFP, Senin (24/6/2024).

Bomjon yang berusia 33 tahun tersebut, dijatuhi hukuman pada tanggal 1 Juli 2024, dan jaksa penuntut meminta hukuman 12-15 tahun penjara. “Dia telah dijatuhi hukuman 10 tahun penjara,” kata panitera pengadilan negeri Sadan Adhikari usai sidang.

Bomjon juga diperintahkan membayar ganti rugi sebesar 3.750 dolar AS kepada korban. Pengacaranya, Dilip Kumar Jha, mengatakan dia akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.

Bomjon ditangkap pada 9 Januari 2024 atas tuduhan pelecehan seksual dan dugaan terlibat dalam hilangnya setidaknya empat pengikut dari kampnya. Tuduhan terkait penghilangan tersebut masih menunggu persidangan. Bomjon ditangkap di pinggiran Kathmandu setelah berusaha melarikan diri dengan melompat dari jendela. Dalam penangkapannya, polisi menyita uang kertas Nepal senilai 227.000 dolar AS dan mata uang asing senilai 23.000 dolar AS.

Siapa Ram Bahadur Bomjon?

Ram Bahadur Bomjon mulai dikenal sebagai “Bocah Buddha” atau “Anak Buddha” pertama kali pada tahun 2005, setelah media lokal dan para pengikutnya mengklaim bahwa dia telah bermeditasi di bawah pohon tanpa bergerak selama berbulan-bulan dan tanpa makanan atau air. Kemudian dia diklaim oleh para pengikutnya sebagai “reinkarnasi” Buddha Gautama dan melakukan pengajaran.

Meskipun popularitasnya menurun setelah adanya tuduhan penyerangan seksual dan fisik, Bamjan terus mempertahankan kamp-kamp di Nepal selatan, tempat ribuan orang datang untuk memujanya atau tinggal.

Meskipun diklaim sebagai “Bocah Buddha” dan melakukan pengajaran, ajaran yang diberikan olehnya berbeda dengan ajaran Agama Buddha.

Bukan reinkarnasi Buddha Gautama

Perlu dicatat dan digaris bawahi, pertama, Agama Buddha tidak mengajarkan ajaran “reinkarnasi” yang secara harfiah berarti (roh/atman/atta) yang masuk kembali ke dalam daging (tubuh). Ajaran Buddha tidak mengajarkan adanya roh/atman/atta yang masuk ke dalam tubuh baru dalam proses kelahiran kembali. Istilah kelahiran kembali dalam Agama Buddha disebut Punabbhava (menjadi ada kembali). [Baca lebih jauh mengenai Punabbhava]

Kedua, Siddhartha Gautama sebagai seorang Buddha tidak akan pernah dilahirkan kembali atau menjelma kembali karena mereka yang telah mencapai Pencerahan Sempurna sudah tidak lagi melakukan kamma (perbuatan) yang memungkinkan untuk dilahirkan kembali, mereka sudah memutus akar dari penyebab proses kelahiran kembali yaitu kehausan/ketagihan (Pali: taṇhā) terhadap segala sesuatu.[Bhagavant, 10/7/24, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Nepal
Kata kunci:
Penulis: