Y.M. Sri Paññavaro: Hati-hati akan Keberhasilan dari Perbuatan

Bhagavant.com,
Jawa Tengah, Indonesia – Umat Buddha diingatkan untuk berhati-hati terhadap keberhasilan dari perbuatan apa pun termasuk perbuatan yang baik.

Y.M. Sri Paññavaro: Hati-hati akan Keberhasilan dari Perbuatan
Y.M. Sri Paññavaro Mahāthera memberikan Dhammadesana pada Puja Bakti Agung Hari Āsāḷha 2568/2024 pada Minggu (14/7/2024) di pelataran Candi Borobudur, Jawa Tengah. Foto: Tangkapan layar YouTube Medkom Sangha Theravada Indonesia Official.

Pesan tersebut disampaikan oleh Kepala Saṅgha (Saṅghapāmokkha) Saṅgha Theravāda Indonesia (STI), Y.M. Sri Paññavaro Mahāthera dalam Dhammadesana Puja Bakti Agung Hari Āsāḷha 2568/2024 pada Minggu (14/7/2024) di pelataran Candi Borobudur, Jawa Tengah.

“Bukan hanya usaha yang buruk, bukan hanya usaha yang merugikan orang lain, bukan… Tetapi, keberhasilan dari perbuatan yang baik, saya ulang sekali lagi, keberhasilan dari perbuatan yang baik, kalau tidak hati-hati akan menimbulkan keserakahan,” kata Bhante Paññavaro. “Kalau saudara berhasil, saudara sukses di bidang apa pun, berhati-hatilah karena keserakahan bisa muncul.”

“Penyakit spiritual ini akan menyusup… dengan sangat halus tetapi sangat cepat, dalam bahasa Pali disebutkan… natthi taṇhāsamā nadī… Tidak ada arus yang lebih kencang dibandingkan dengan napsu keinginan.”

“Dalam keberhasilan, dalam kemajuan, sekalipun itu dicapai dengan cara yang baik, sesuai dengan moral agama, sesuai dengan hukum negara, berhati-hatilah, keberhasilan bisa memancing keserakahan. Di semua lini, termasuk keberhasilan spiritual,” ujar beliau mewanti-wanti.

“Kalau Anda melakukan olah spiritual, mencapai kemajuan dalam meditasi, juga harus berhati-hati, kemajuan dalam meditasi pun bisa menimbulkan keserakahan. Dalam vipassana dikatakan vipassana-upakilesa… keserakahan yang halus sekali karena keberhasilan spiritual. Apalagi kenikmatan indra, Ibu-Bapak.”

Bhante Paññavaro menepis anggapan bahwa umat Buddha tidak boleh terlalu maju dan terlalu kaya. Beliau menyampaikan bahwa selama umat Buddha melakukan hal-hal yang baik dan benar, berusaha dengan baik dan benar, dan mewaspadai timbulnya keserakahan, kebencian, kecongkakan, umat Buddha bisa memiliki hal-hal yang lebih.

“Guru Agung tidak mengajarkan Anda untuk hidup menjadi orang yang melarat. Tetapi jangan gondeli (mengcengkram) … mboten pareng gondeli (jangan mengcengkram)… karena semuanya itu owah gingsir (tidak kekal),” jelas Bhante dengan menggunakan istilah bahasa Jawa.

“Pada saat Anda gondeli, mencengkram yang tidak kekal, saat itulah Anda akan menderita. Apa toh Saudara di dunia ini yang kekal? Tidak ada. Semuanya tidak kekal. Mengapa kita gondeli?”

“Oleh karena itu Ibu-Bapak dan Saudara, bersiaplah untuk melepaskan pada saat kita harus melepaskan, bersiaplah untuk melepaskan pada saat perubahan itu terjadi.”

Bhante Paññavaro juga menepis anggapan bahwa yang bisa melepaskan adalah orang yang miskin dan sangat sulit bagi orang kaya untuk melepaskan apa yang ia miliki.

“Tidak Saudara. Melepaskan bukan karena miskin atau tidak miskin, bisa melepaskan adalah sikap mental.”

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa seseorang yang merasa miskin pun bisa mengikat dirinya menjadi tidak bisa melepas, sebaliknya yang merasa kaya juga bisa memiliki sikap melepas.

Mengakhiri Dhammadesana-nya, Bhante Paññavaro juga menyinggung mengenai pentingnya sati (perhatian/awareness) untuk menenangkan pikiran untuk melihat segala sesuatu apa adanya termasuk menerima perbedaan yang ada di dunia.

Puja Bakti Agung Hari Āsāḷha yang diselenggarakan pukul 18.00 tersebut merupakan puncak dari kegiatan Indonesia Tipiṭaka Chanting (ITC) & Āsālha Mahāpūja 2568/2024 di Candi Borobudur pada 12 hingga 14 Juli 2024.

ITC adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk menyambut Hari Suci Āsāḷha yang merupakan hari saat Buddha Gotama membabarkan Dhamma untuk pertama kalinya. Kegiatan ITC telah dimulai tahun 2015, dan diikuti oleh lebih dari 1.000 umat Buddha dari seluruh Indonesia.[Bhagavant, 14/7/24, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Indonesia
Kata kunci: , ,
Penulis: