Perayaan Vesak Pertama Kali di Kota Luton, Inggris

Bhagavant.com,
Luton, Inggris Raya – Diaspora masyarakat Sri Lanka di Kota Luton, Inggris Raya, merayakan Hari Vesak untuk pertama kalinya pada Sabtu (1/6/2024).

Perayaan Vesak Pertama Kali di Kota Luton, Inggris
Foto: Luton Today

Luton Sri Lankan Welfare Association (LSLWA) mengadakan perayaan Hari Vesak untuk pertama kalinya di Kota Luton, pada akhir pekan lalu.

“Vesak adalah hari raya Buddhis yang penting dalam Kalender Buddhis. Vesak adalah kesempatan luar biasa untuk merayakan kehidupan, ajaran, dan pencerahan Sri Buddha,” kata Janaka Alahapperuma, seorang anggota Komunitas Buddhis Luton, seperti yang dilansir Luton Today, Senin (3/6/2024).

Perayaan Vesak tersebut ini diawali dengan perpaduan tradisi Buddhis, antara lain penyalaan lampu tradisional, serta penempatan bunga dan dupa di altar. Acara ini juga menampilkan dekorasi lampu yang semarak dan lentera warna-warni yang menampilkan kekayaan adat istiadat Sri Lanka.

LSLWA mendirikan kedai makan gratis (Dansala) dengan sajian lezat masakan tradisional Sri Lanka yang terdiri dari menu vegetarian khusus dan menyajikan lebih dari 200 kotak makanan untuk melambangkan nilai-nilai berbagi dan kepedulian.

Lebih dari 100 orang menghadiri acara tersebut. Beberapa tamu dari komunitas agama yang berbeda di Luton, anggota dewan lokal, dan politisi yang ikut serta dalam pemilihan parlemen juga hadir.

Sumbangan bahan makanan dari donatur juga diterima untuk bank makanan setempat.

Para bhikkhu dari Vihara Dhamma Nikethanaya Letchworth menghadiri acara tersebut dan membacakan paritta berkah dan kesembuhan bagi semua orang.

Dalam ceramah Dhamma singkatnya (khotbah/refleksi), Y.M. Akurala Samitha (Bhante Samitha) menjelaskan bahwa enam garis vertikal warna-warni pada Bendera Buddhis mewakili enam warna aura yang diyakini umat Buddha berasal dari tubuh Buddha ketika Beliau mencapai Pencerahan.

Bhante Samitha memperkenalkan Sri Buddha sebagai ‘The Light of Asia ’(Cahaya dari Asia) – yang juga merupakan judul sebuah buku yang ditulis oleh Sir Edwin Arnold tentang kehidupan dan ajaran Sri Buddha.

Bhante Samitha mengatakan banyak rumah tangga dan pemilik toko, meskipun mereka bukan umat Buddha, suka menyimpan rupaka Buddha karena memberikan rasa damai dan ketenangan. Dia menceritakan bagaimana Buddha meninggalkan kenyamanan kerajaan-Nya untuk mencari kebahagiaan sejati. Sebagai umat Buddha, kita ingin berbagi kegembiraan, kedamaian, kebahagiaan, dan berkah dengan orang lain di sekitar kita.

Buddhisme, katanya, bukanlah sebuah agama; tetapi adalah cara hidup. Buddhisme mencakup tiga praktik utama – ‘Dana’ (kemurahan hati, amal, berbagi), ‘Sila’ (perilaku moral) & ‘Samadhi’ (meditasi, berkesadaran). Semua orang bisa mendapatkan manfaat dari praktik-praktik ini, dan bersama-sama kita bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang.[Bhagavant, 8/6/24, Sum]

Rekomendasikan:
Inggris Raya