Pria Vietnam Jadi Viral Setelah Jalani Hidup Seperti Bhikkhu

Bhagavant.com,
Hanoi, Vietnam – Seorang pria di Vietnam menjadi viral setelah ia menjalani hidup seperti seorang bhikkhu dengan melakukan perjalanan.

Thich Minh Tue, Pria Vietnam Jadi Viral Setelah Jalani Hidup Seperti Bhikkhu
Thich Minh Tue, di provinsi Ha Tinh, Vietnam pada Selasa, 17 Mei 2024. Foto: AFP

Le Anh Tu, juga dikenal sebagai Thich Minh Tue, seorang pria di Vietnam menjadi viral sekaligus kontroversi setelah menjalani kehidupannya seperti seorang bhiksu dan melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain.

Selama hampir sebulan, perjalanan Minh Tue disambut oleh para penduduk setempat di sepanjang perjalanannya, dilaporkan oleh kantor berita di seluruh dunia, dan disiarkan langsung oleh influencer media sosial, sehingga menjadikannya sebagai simbol agama yang kuat di Vietnam.

Kehadiran Minh Tue menarik perhatian publik yang besar dan menyebabkan gangguan lalu lintas dan masalah keselamatan. Pada tanggal 3 Juni, Komite Pemerintah untuk Urusan Agama Vietnam mengumumkan bahwa Minh Tue secara sukarela menghentikan kegiatan pindacāra (mengumpulkan dana makanan) menyusul insiden serangan panas, kelelahan, dan meninggalnya yang terjadi pada sejumlah penduduk yang mengikutnya.

Setelah retret selama seminggu, Minh Tue muncul di berita utama VTV1 pada tanggal 8 Juni, mengungkapkan kesejahteraannya dan komitmennya terhadap ajaran Buddha. Karena kekhawatiran akan gangguan lalu lintas, ia mengumumkan keputusannya untuk menghentikan aktivitasnya. Perkembangan ini menyebabkan peningkatan penayangan dan diskusi online, dengan kata kunci “VTV1 Thich Minh Tue” menjadi trending di Google Vietnam selama dua hari berturut-turut.

Pada tanggal 9 Juni, VTV1 melanjutkan liputannya dengan wawancara lain yang menampilkan Minh Tue dalam suasana tenang, mendiskusikan masa depannya. Wawancara tersebut memicu perdebatan di media sosial, sebagian memuji VTV atas wawasannya dan sebagian lainnya mempertanyakan keaslian liputan tersebut.

Pertanyaan tersebut muncul di kalangan masyarakat terkait adanya isu yang beredar mengenai campur tangan Pemerintah Vietnam yang “memaksa” Minh Tue untuk menghentikan kegiatannya. Sebelumnya, keberadaan Minh Tue sempat menghilang setelah ia bersama puluhan pengikutnya ditahan oleh polisi di provinsi Thua Thien Hue pada hari Minggu (2/6/2024).

Reporter VTV, Lien Lien mengklarifikasi keaslian wawancara tersebut, dan meminda adanya bukti yang mendukung klaim bahwa wawancara tersebut sebagai informasi yang salah.

Dari tahun 2017 hingga 2023, Minh Tue mempraktikkan ajaran Buddha dengan berjalan kaki dan mengumpulkan sedekah di seluruh Vietnam tanpa masalah. Pada tahun 2024, ia memulai perjalanan keempatnya dari Provinsi Khanh Hoa ke perbatasan utara, namun kali ini kerumunan besar, termasuk pengikut media sosial yang menyiarkan langsung perjalanannya, menyebabkan kekacauan dan gangguan lalu lintas.

Pada tanggal 30 Mei, seorang penduduk bernama Luong Thanh Son yang mengikuti kegiatan Minh Tue meninggal karena sengatan panas, kegagalan multi-organ, dan pendarahan gastrointestinal. Pada tanggal 2 Juni, dua orang wanita yang mengikuti juga menderita sengatan panas dan kelelahan tetapi tepat waktu dirawat di rumah sakit.

Pihak berwenang menekankan kebijakan pemerintah yang menghormati kebebasan berkeyakinan dan beragama dalam konteks keselamatan publik dan stabilitas sosial. Sangha Vietnam mengonfirmasikan bahwa Minh Tue bukanlah bhikkhu yang terdaftar dalam komunitas tersebut, dan Minh Tue sendiri menyatakan bahwa dirinya adalah umat awam yang mengikuti ajaran Buddha.

Sangha Vietnam (Giáo hội Phật giáo Việt Nam) yang merupakan organisasi sangha di bawah pemerintah mengumumkan pada tanggal 16 Mei bahwa Minh Tue “bukanlah seorang bhikkhu,” yang secara teknis berarti ia tidak dapat mempraktikkan secara terbuka. Meskipun kebebasan beragama diabadikan dalam konstitusi Vietnam, kelompok atau individu agama memerlukan pengakuan resmi untuk menjalankannya.

Sedangkan Persatuan Sangha Vietnam (Giáo hội Phật giáo Việt Nam Thống nhất), organisasi sangha non-permerintah, mengucapkan terima kasih kepada Minh Tue karena telah “membawa angin segar ke dalam masyarakat Vietnam yang telah merosot moralitasnya dan kehilangan kepercayaan terhadap ajaran Buddha.” Mereka mendesak pemerintah Vietnam untuk menghormati “pilihan pengembangan diri tanpa campur tangan” dengan mengizinkannya melanjutkan perjalanan keagamaannya.

Minh Tue telah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan perjalanannya saat ia akan menarik lebih sedikit kerumunan orang. Saat ini, kasusnya telah menarik perhatian banyak kelompok hak asasi manusia dan pembela kebebasan beragama.

Phil Robertson, mantan wakil direktur Human Rights Watch (HRW) Asia dan pemimpin Hak Asasi Manusia dan Perburuhan Asia saat ini, berpendapat bahwa Minh Tue tidak secara sukarela menghentikan perjalanannya dan mengatakan bahwa kasusnya, “mengungkapkan kurangnya kepercayaan yang melekat pada Partai Komunis Vietnam. Partai dan pemerintahan pada rakyat Vietnam.”[Bhagavant, 15/6/24, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Vietnam
Kata kunci: ,
Penulis: