Sesepuh SAGIN, Y.M. Jinadhammo Wafat di Usia 78 Tahun

Bhagavant.com,
Medan, Indonesia – Sesepuh Sangha Agung Indonesia, Y.M. Jinadhammo Mahāthera, wafat di usia 78 tahun pada Kamis (26/1/2023) di Medan, Sumatra Utara.

Y.M. Jinadhammo Mahāthera
Y.M. Jinadhammo Mahāthera

Y.M. Jinadhammo Mahāthera yang merupakan bhikkhu yang paling sepuh di Indonesia dan mantan Mahanayaka Sangha Agung Indonesia (SAGIN), wafat dengan tenang pada pukul 04.00 WIB. Saat berita ini diturunkan, jasad beliau disemayamkan di Vihara Borobudur, Medan, Sumatra Utara.

Upacara puja bakti avamangala (kedukaan) untuk Y.M. Jinadhammo Mahāthera digelar setiap hari hingga prosesi upacara kremasi. Sebelum prosesi kremasi, jasad beliau akan disemayamkan di Vihara Borobudur, Jl. Imam Bonjol selama seminggu untuk memberi kesempatan kepada para anggota sangha dan umat untuk memberikan penghormatan terakhir.

Seperti yang dilansir halaman resmi Facebook Sangha Agung Indonesia, upacara penutupan peti akan dilakukan pada Rabu (1/2/2023) dan malam kembang pada Jumat (3/2/2023). Sedangkan proses kremasi rencananya akan dilangsungkan pada pada Sabtu (4/2/2023) pukul 16.00 WIB.

Biografi singkat Y.M. Jinadhammo

Lahir di keluarga non-Buddhis pada 3 September 1944 dengan nama Sunardi dari ayah bernama Adma Mustam dan ibunya bernama Sadiem, Y.M. Jinadhammo Mahāthera yang akrab disebut “Eyang” oleh banyak umatnya, mengenal Agama Buddha sejak beliau mengunjungi Candi Borobudur.

Tertarik dengan Agama Buddha setelah membaca Majalah Mutiara Minggu yang memuat tentang agama-agama besar di Indonesia. Beliau menjadi tertarik dengan Agama Buddha dan sejak itu beliau rutin mempelajari Agama Buddha melalui majalah sederhana tersebut.

Ketertarikan beliau terhadap Agama Buddha membawanya ke Bandung dan bertemu dengan Y.M. Ashin Jinarakkhita. Pada awal tahun 1960, beliau dipilih sebagai pemimpin kebaktian (upacarika) untuk mahasiswa-mahasiswi di Vihara Vimala Dharma, Bandung.

Pada 1962, beliau bergabung dalam organisasi Agama Buddha di Bandung, dan setelah setahun di Bandung, beliau ditugaskan Y.M. Ashin Jinarakkhita untuk mengembangkan Buddha Dhamma di wilayah Sumatra, khususnya Medan, Padang, dan Pekanbaru.

Beliau kemudian ditahbiskan menjadi samanera dengan nama Dhammasushiyo. Dan akhirnya paa usianya ke26 tahun, beliau ditahbiskan menjadi bhikkhu pada 8 Mei 1970, di stupa induk Candi Borobudur oleh Y.M. Phra Sāsana Sobaṇa (kelak menjadi Sangharaja Thailand Y.M. Somdet Phra Ñāna Samvara) sebagai Upajjhāya, tepat saat peringatan hari Vesak.

Setelah diupasampada menjadi bhikkhu, beliau berangkat ke Thailand dan tinggal selama sekitar 2 tahun di Vihara Bowonniwet (Wat Bowonniwet Vihara Rajavaravihara), untuk belajar Dhamma di bawah bimbingan guru-guru yang ada di sana. Beliau mengkhususkan diri pada pelajaran Vinaya dan berlatih meditasi di bawah bimbingan guru yang keras. Setelah itu, beliau mulai mengunjungi beberapa tempat meditasi yang terkenal ketat di Thailand. Beliau berlatih meditasi di Vihara Pa Baan Taad, Udon Thani, Timur Laut Kota Bangkok, yang merupakan tempat meditasi hutan yang didirikan oleh Y.M. Ajahn Maha Boowa Nanasampanno.

Setelah sekitar tiga tahun, Y.M. Jinadhammo kembali ke Indonesia dan bertugas untuk membina umat Buddha di Pulau Sumatra. Beliau bermukim di Vihara Borobudur, Medan, Sumatra Utara.

Dalam Sangha Samaya VII Sangha Agung Indonesia yang berlangsung pada awal tahun 2002, Y.M. Jinadhammo ditunjuk menjadi salah satu dari tiga Anu Mahanayaka.

Pada tahun 2017 dalam Sangha Samaya X Sangha Agung Indonesia, Y.M. Jinadhammo ditunjuk menjadi Mahanayaka Sangha Agung Indonesia periode 2017-2022. Beliau adalah Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Ke-4 sejak berdirinya Sangha Agung Indonesia pada tahun 1974. Sejak 2007 hingga wafat, Y.M. Jinadhammo menjadi anggota dewan upajjhaya dan acariya Sangha Agung Indonesia.

Sejak ditahbiskan menjadi bhikkhu, Y.M. Jinadhammo yang telah menjalani masa vassa selama 53 tahun, telah menyebarkan Dhamma tanpa kenal lelah di Indonesia, terutama di Sumatra Utara.

Pemerintah Thailand, melalui Samangama Mahathera yang merupakan komite Sangha di Thailand, menganugerahkan gelar Phra Khru Buddhadhamprakat (Penyebar Buddha Dharma) kepada Y.M. Jinadhammo Mahathera pada hari Selasa, 8 Januari 2013. Gelar tersebut diberikan kepada beliau atas jasa-jasanya dalam mengembangkan Agama Buddha di Indonesia.[Bhagavant, 27/1/23, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Indonesia
Kata kunci:
Penulis: