PT India: Bukan Dewa Hindu Tetapi Sri Buddha

Bhagavant.com,
Tamil Nadu, India – Pengadilan Tinggi Madras India menetapkan sebuah rupaka kuno di sebuah kuil Hindu di Tamil Nadu sebagai rupaka Sri Buddha alih-alih dewa Hindu desa setempat.

PT India: Bukan Dewa Hindu Tetapi Sri Buddha
“Kuil” di Salem, Tamil Nadu, India yang menyimpan rupaka Buddha yang diklaim sebagai Dewa Thalaivetti Muniappan. Foto: wikimedia.org

Berdasarkan penyelidikan arkeologi yang diperintahkan oleh Pengadilan Tinggi Madras, rupaka kuno yang telah diyakini dan dipuja sebagai dewa desa bernama Thalaivetti Muniappan, selama bertahun-tahun, sebenarnya pada awalnya adalah rupaka Sri Buddha.

Akibatnya, pengadilan telah menginstruksikan Badan Arkeologi India (ASI) Negara Bagian Tamil Nadu untuk mengambil alih situs tersebut dan menangguhkan sementara semua kegiatan keagamaan apapun lebih lanjut di dalam tempat tersebut.

“Departemen Amal dan Wakaf Agama Hindu (HR&CE) akan mendirikan papan di dalam properti tersebut dengan menyatakan rupang di dalam properti tersebut sebagai (rupang) Buddha. Masyarakat umum dapat diizinkan untuk mengunjungi tempat ini dan harus dipastikan bahwa tidak ada puja atau upacara lainnya yang diperbolehkan dilakukan untuk rupang Buddha tersebut,” perintah Hakim N Anand Venkatesh seperti yang dilansir India Times, Kamis (4/8/2022).

Sekarang Kuil Thalavetti Muniappan di distrik Salem tersebut akan diubah menjadi situs Buddhis dan rupang Thalaivetti Muniappan akan mengalami perubahan nomenklatur – menjadi rupang Buddha.

“Setelah memeriksa rupang tersebut dan dengan cermat memeriksa bukti arkeologi dan sejarah yang tersedia yang kami miliki, komite [telah] secara kolektif menyatakan pendapat mereka bahwa rupang itu menggambarkan beberapa mahalakshana [tanda besar] dari Buddha,” kata Hakim N Anand.

Pada tahun 2011, P. Ranganathan (mendiang), seorang fungsionaris dari Buddha Trust Salem mengajukan petisi dan gugatan kepada Pengadilan Tinggi Madras yang mengatakan bahwa Kuil Thalaivetti Muniyappan di Kompleks Kuil Kottai Mariamman, Desa Periyeri di distrik Salem adalah sebuah situs Buddhis, tetapi selama bertahun-tahun, rupaka itu diubah menjadi dewa setempat. Dia juga mengatakan bahwa situs itu prlu diserahkan kembali ke kepemilikan asalnya.

Pada 20 November 2017, pengadilan mengarahkan badan arkeologi negara bagian tersebut untuk memeriksa kuil dan mengajukan laporan. Namun, karena pemohon petisi telah meninggal, kasus tersebut tertunda di pengadilan ketika laporan diajukan. Laporan itu sendiri membenarkan klaim bahwa itu memang rupaka Buddha, dan bahwa orang-orang telah memujanya sebagai dewa Hindu desa tersebut karena salah identitas.

Setelah meneliti laporan tersebut, Hakim Anand Venkatesh mengatakan, “Jelas dari laporan bahwa rupaka itu dengan jelas menggambarkan Buddha. Mengingat laporan kategoris tersebut, asumsi Departemen HR&CE bahwa itu adalah sebuah kuil tidak lagi berkelanjutan dan kendali harus jatuh ke tangan otoritas lain.”

Foto: wikimedia.org

Laporan arkeologi tersebut mencatat bahwa rupaka tersebut menggambarkan sosok dalam posisi duduk meditasi yang dikenal sebagai ardhapadmasana, atau setengah teratai, di atas alas teratai, dengan tangan dalam pangkuan dalam mudra dhyana.

“Kepala menunjukkan [tanda] Buddha, seperti rambut keriting, ushnisha [oval tiga dimensi di bagian atas kepala] dan daun telinga memanjang. Urna (titik) tidak terlihat di dahi,” lapor para arkeolog seperti yang dilansir The Federal (4/8/2022). “Kepalanya dipotong dari batang tubuh, [dan kemudian disambungkan kembali] dengan campuran semen dan kapur beberapa tahun lalu. Namun, karena kesalahan manusia, kepala tidak diposisikan dengan benar di batang tubuh dan, akibatnya, kepala sedikit miring ke kiri.”

Laporan itu menambahkan bahwa nama dewa Hindu yang dikaitkan dengan rupang itu adalah Thalaivetti yang dalam bahasa Tamil berarti orang yang kepalanya telah dipenggal. Muniappan adalah nama dewa lokal setempat, demikian laporan media.

Hakim Anand Venkatesh juga memerintahkan agar rupaka itu dikembalikan ke keadaan aslinya, dengan menyatakan bahwa “terus memperlakukan rupaka itu seperti rupaka Thalaivetti Muniappan akan bertentangan dengan keyakinan Agama Buddha.”

Penampakan salah satu rupaka Buddha kuno yang ditemukan di daerah Thiyaganur, Tamil Nadu. Foto: wikimedia.org

Menurut situs web Way of Bodhi, sekitar seratus tahun yang lalu, seseorang menemukan rupaka Buddha yang rusak dengan tubuh dan kepala terpisah. Rupaka itu juga mengalami patah hidung. Seseorang menempelkan kepalanya ke tubuh tetapi tidak dengan cara yang benar. Rupaka yang telah ditempelkan kembali itu menjadi tampak aneh, dengan kepala miring ke kiri.

Hidung yang ditambahkan ke rupaka itu tidak pas. Hasilnya rupaka tampak sedikit berkesan murka, tidak seperti rupaka Buddha biasanya. Matanya (tepatnya kelopak mata – red) juga kemudian dicat dengan cara yang berkesan murka. Jadi warga menganggapnya sebagai dewa lokal yang ganas dan menyembahnya seperti itu dengan pengorbanan hewan.[Bhagavant, 21/8/22, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Arkeologi,India,Seni dan Budaya
Kata kunci:
Penulis: