Ini yang Terjadi pada Non-Buddhis AS saat Semakin Tahu Ajaran Agama Buddha

Bhagavant.com,
New York, Amerika Serikat – Sebuah survei mengungkap apa yang terjadi pada warga non-Buddhis Amerika Serikat saat semakin tahu ajaran Agama Buddha.

Semakin Tahu Ajaran Agama Buddha

Saat Reza Oktovian (Reza Arap), seorang Youtuber Indonesia, diwawancara dalam siniar (podcast) oleh Deddy Corbuzier mengenai pilihan agama yang akan ia pilih jika ia diharuskan memilih tanpa pengaruh siapa pun, ia memilih Agama Buddha.

Reza yang lahir di keluarga Muslim dan sekolah di sekolah Kristen beralasan lebih memilih Agama Buddha karena ia telah mempelajari semua agama dan ajaran Buddha mengajarkan untuk berbuat baik kepada semua makhluk, dan hal ini sesuai dengan prinsip dirinya.

“Ya semua agama mengajarkan gitu tapi Buddha saklek ke situ Pak,” jelas Reza dalam kanal Youtube Deddy Corbuzier yang diunggah 18 Oktober 2019.

“Kalimatnya aja yang tadi gue bilang sabbe satta bhavantu sukhitata Pak, gimana?… Semoga semua makhluk hidup berbahagia … itu aja,” kata Reza yang juga memastikan suatu hari ia akan menjadi seorang Buddhis.

Perubahan sikap seseorang ke arah positif terhadap Agama Buddha dan umat Buddhis setelah mempelajari ajaran Agama Buddha tidak hanya dialami oleh Reza tetapi juga oleh banyak orang, di antaranya adalah warga AS.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada Februari 2019 terhadap warga Amerika Serikat non-Buddhis, terungkap bahwa semakin seseorang mengetahui ajaran Agama Buddha maka semakin hangat perasaannya terhadap umat Buddhis.

Pengetahuan pengaruhi perasaan

Survei tersebut menggunakan “termometer perasaan” untuk mengukur kehangatan warga AS terhadap berbagai kelompok agama setelah mengetahui ajaran agamanya. Dengan 0 derajat mewakili perasaan paling dingin dan paling negatif dan 100 derajat menjadi peringkat terhangat dan paling positif.

Umat Buddhis dan Yahudi mendapatkan kehangatan yang lebih besar dari warga AS dibanding kelompok umat lainnya ketika warga AS tersebut memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap kedua agama ini.

Dalam survei, warga AS diberikan pertanyaan terkait ajaran agama lain (tidak termasuk agama yang ia anut) dan dinilai kehangatan sikapnya.

Melalui pertanyaan ajaran agama, warga AS yang menjawab benar 8 atau kurang dari 8 pertanyaan tentang Agama Buddha memiliki derajat kehangatan terhadap umat Buddhis sebanyak 49 derajat. Ini lebih tinggi 1 derajat dari umat Hindu dan 3 derajat dari umat Muslim dengan jumlah kesalahan yang sama atas pertanyaan tentang Agama Hindu maupun Islam. Umat Yahudi mendapatkan kehangatan tertinggi yaitu 54 derajat dari warga AS yang menjawab benar 8 atau kurang dari 8 pertanyaan atas ajaran Yahudi. Ateis menduduki posisi terbawah dengan 43 derajat.

Ini menunjukkan bahwa meskipun masih kurang mengetahui tentang Agama Buddha, perasaan warga AS terhadap umat Buddhis lebih hangat dibanding terhadap umat Hindu maupun Muslim, apalagi Ateis dalam pengetahuan agama terkait.

Gbr: pewresearch.org

Semakin warga AS lebih banyak menjawab pertanyaan secara benar, maka derajat kehangatannya meningkat. Warga AS yang menjawab benar 25-32 pertanyaan mengenai Agama Buddha memiliki derajat kehangatan sebesar 65 terhadap umat Buddhis – menduduki posisi kedua setelah umat Yahudi sebesar 70 derajat dengan pertanyaan terkait Agama Yahudi. Kehangatan terhadap umat Hindu sebesar 61 derajat dan terhadap Muslim sebesar 50 derajat. Posisi terakhir ada pada umat Kristen Evangelika, dengan 43 derajat.

Perbedaan selisih derajat kehangatan antara warga AS yang banyak salah menjawab dibanding dengan yang banyak benarnya terkait pertanyaan Agama Buddha sebesar 16 derajat. Ini menduduki posisi yang sama dengan Agama Yahudi. Sedangkan untuk Hindu adalah 13 derajat dan Islam adalah 4 derajat. Posisi terakhir ada pada umat Kristen Evangelika, dengan -10 derajat (negatif 10 derajat).

Dari sini dapat dikatakan bahwa semakin warga AS tahu banyak mengenai ajaran Agama Buddha, maka ia semakin memiliki perasaan hangat terhadap umat Buddhis. Sebaliknya warga AS semakin memiliki perasaan dingin terhadap umat Kristen Evangelika saat mengetahui lebih jauh ajarannya. Dan warga AS hanya sedikit menunjukkan perasaan hangat terhadap Muslim setelah mengetahui lebih jauh tentang ajaran Islam.

Relasi pengaruhi perasaan

Survei itu juga mengungkap, warga AS yang mengenal seseorang dalam kelompok agama tertentu – tetapi dirinya bukan termasuk dalam anggota kelompok itu – memiliki perasaan yang lebih hangat terhadap kelompok itu daripada mereka yang tidak kenal seseorang dari kelompok agama tertentu.

Gbr: pewresearch.org

Warga AS yang tidak mengenal seseorang dari kelompok Buddhis memiliki nilai 54 derajat kehangatan. Hal ini menempatkan kelompok Buddhis di posisi kedua setelah Yahudi yang mendapatkan kehangatan di antara warga AS yang tidak mengenal seseorang dari kelompok agama.

Sedangkan Warga AS yang mengenal seseorang dari kelompok Buddhis memiliki nilai 65 derajat kehangatan. Ini juga menempatkan kelompok Buddhis di posisi kedua setelah Yahudi yang mendapatkan kehangatan di antara warga AS yang mengenal seseorang dari kelompok agama.

Catatan

Meskipun survei ini tidak serta-merta mewakili warga dunia, tetapi ini menunjukkan bahwa mengenal atau memiliki pengetahuan akan Agama Buddha memiliki pengaruh positif terhadap pandangan non-Buddhis terhadap dunia Buddhis.[Bhagavant, 7/11/19, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Sosial
Kata kunci:
Penulis: