Dalai Lama Ke-14: Dalai Lama Selanjutnya Bisa Jadi Berasal dari India

Bhagavant.com,
Dharamsala, India – Y.M. Dalai Lama Ke-14 mengatakan bahwa ada kemungkinan Dalai Lama selanjutnya berasal dari India.

Y.M. Dalai Lama Ke-14

Pada Senin (18/3/2019), pemimpin spiritual Agama Buddha asal Tibet tersebut mengatakan ada kemungkinan bahwa ketika beliau meninggal, kelahiran kembalinya dapat ditemukan di India, tempat beliau tinggal di pengasingan selama 60 tahun. Beliau juga memperingatkan bahwa penerus lain yang ditunjuk oleh Tiongkok tidak akan dihormati.

Duduk di sebuah kantor di sebelah sebuah vihara yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau dan gunung-gunung yang tertutup salju, Dalai Lama ke-14 berbicara kepada Reuters sehari setelah masyarakat Tibet di kota Dharamsala di India utara memperingati peringatan pelariannya dari ibu kota Tibet, Lhasa, dengan menyamar sebagai seorang prajurit.

Beliau melarikan diri ke India pada awal 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan Tiongkok, dan sejak itu beliau bekerja untuk menarik dukungan global bagi otonomi linguistik dan budaya di tanah kelahirannya yang bergunung dan terpencil.

Tiongkok, yang mengambil kendali atas Tibet pada tahun 1950, menyebut peraih Nobel Perdamaian berusia 83 tahun itu sebagai separatis yang berbahaya.

Mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi setelah kematiannya, Dalai Lama mengantisipasi beberapa upaya yang dilakukan oleh Tiongkok untuk memaksakan seorang pengganti kepada umat Buddhis Tibet.

“Tiongkok menganggap kelahiran kembali Dalai Lama sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka lebih mementingkan Dalai Lama berikutnya daripada saya,” kata Y.M. Dalai Lama, terbungkus jubah merah dan kuningnya.

“Di masa depan, jika Anda melihat dua Dalai Lama muncul, satu dari sini [India], di negara bebas, satu dipilih oleh Tiongkok, maka tidak ada yang akan percaya, tidak ada yang akan menghormati [yang dipilih oleh Tiongkok]. Jadi itu masalah tambahan bagi Tiongkok! Itu mungkin, itu bisa terjadi,” tambahnya.

Tiongkok mengatakan para pemimpinnya memiliki hak untuk menyetujui pengganti Dalai Lama, sebagai warisan yang diwariskan dari para kaisar Tiongkok.

Tetapi banyak masyarakat Tibet mencurigai peran Tiongkok apa pun sebagai cara untuk memberikan pengaruh pada masyarakat.

Lahir pada tahun 1935, Dalai Lama saat ini diidentifikasi sebagai kelahiran kembali dari pendahulunya ketika ia berusia dua tahun.

Banyak dari lebih dari enam juta warga Tibet di Tiongkok masih menghormati Dalai Lama meskipun ada larangan dari pemerintah untuk memajang fotonya atau mempertunjukkan kecintaannya kepada publik.

Y.M. Dalai Lama mengatakan kontak antara warga Tibet yang tinggal di tanah air mereka dan di pengasingan meningkat, tetapi tidak ada pertemuan formal yang terjadi antara Tiongkok dan para pejabatnya sejak 2010. Namun, tambahnya, secara informal, beberapa pejabat dan pengusaha Tiongkok yang sudah pensiun yang memiliki koneksi ke Beijing mengunjunginya dari waktu ke waktu.

Beliau mengatakan peran Dalai Lama setelah kematiannya, termasuk apakah akan dipertahankan, dapat dibahas dalam pertemuan umat Buddhis Tibet di India akhir tahun ini. Bagaimanapun, beliau menambahkan bahwa meskipun tidak ada kelahiran kembali dirinya, ajarannya tetap ada.

“Jika mayoritas [masyarakat Tibet] benar-benar ingin mempertahankan lembaga ini, maka lembaga ini akan tetap ada,” katanya. “Lalu muncul pertanyaan tentang kelahiran kembali Dalai Lama Ke-15.”

“Jika ada, dia akan masih ‘tidak memiliki tanggung jawab politik'”, kata Y.M. Dalai Lama, yang melepaskan tugas politiknya pada tahun 2001, mengembangkan sistem demokrasi untuk lebih dari 100.000 masyarakat Tibet yang tinggal di India.

Selama wawancara, Dalai Lama berbicara dengan penuh semangat tentang kegemarannya pada kosmologi, neurobiologi, fisika kuantum, dan psikologi. Jika beliau pernah diizinkan untuk mengunjungi tanah airnya, beliau berkata beliau ingin berbicara tentang mata pelajaran itu di universitas Tiongkok.

Tetapi beliau tidak berharap untuk pergi saat Tiongkok tetap di bawah pemerintahan Komunis.

“Tiongkok – bangsa yang besar, bangsa kuno – tetapi sistem politiknya adalah sistem totaliter, tidak ada kebebasan. Jadi karena itu saya lebih suka tetap di sini, di negara ini.”

Dalai Lama Ke-14 lahir dari keluarga petani di Taktser, sebuah desa di ujung timur laut dataran tinggi Tibet, di provinsi Qinghai, Tiongkok.

Selama kunjungan Reuters baru-baru ini ke Taktser, polisi yang dipersenjatai dengan senjata otomatis memblokir jalan. Polisi dan lebih dari selusin pejabat berpakaian sipil mengatakan desa itu tidak terbuka untuk warga non-lokal.

“Tenaga kami, kekuatan kami didasarkan pada kebenaran. Kekuatan Tiongkok berdasarkan pada senjata,” kata Y.M. Dalai Lama. “Jadi untuk jangka pendek, senjata jauh lebih menentukan, tapi untuk jangka panjang kebenaran lebih kuat.”[Bhagavant, 20/3/19, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: India,Tokoh
Kata kunci:
Penulis: