Teks Sutra Abad Ke-14 Ditemukan di Kepala Rupaka Buddha di Korea

Bhagavant.com,
Seoul, Korea Selatan – Sebuah teks sutra ditemukan di bagian dalam kepala sebuah rupaka Buddha, dan diduga berasal dari abad ke-14 periode Dinasti Joseon.

Sutra yang ditemukan di kepala rupaka Buddha di Vihara Silsang di Namwon, Provinsi Jeollabuk-do
Sutra yang ditemukan di kepala rupaka Buddha di Vihara Silsang di Namwon, Provinsi Jeollabuk-do. Foto: youtube KBS

Teks sutra tersebut ditemukan pada Rabu (24/5/2017) setelah sebelumnya dilakukan pemindaian dengan peralatan medis tomografi terkomputasi (CT scan) terhadap sebuah rupaka Buddha di Vihara Silsang di Namwon, Provinsi Jeollabuk-do.

Institut Penelitian Warisan Budaya Buddhis Korea Selatan mengatakan bahwa lipatan teks sutra yang berukuran 11,8 x 30,6 cm dan bertuliskan huruf terbuat dari bubuk perak di atas kertas yang terbuat dari serat pohon murbei tersebut adalah salinan dari bagian ke-396 dari 600 bab “Dae Banya Palamita Gyeong” atau Maha Prajna Paramita Sutra.

Tahun 2005, institut tersebut menemukan sesuatu di dalam kepala rupaka tersebut melalui sinar-X, namun tidak dapat mengidentifikasinya.

“Ini adalah pertama kalinya menggunakan 3D-CT dalam penelitian kami pada sebuah rupaka Buddha. Melalui penelitian ini, kami menelusuri bahwa (rupaka) Buddha Vihara Silsang berisi kertas dan surat terlipat yang ditulis dengan bahan logam. Karena kami sangat khawatir mengenai kondisinya, kami memutuskan mengambilnya kembali untuk pelestarian yang lebih baik, “kata Lim Seok-kyu, seorang peneliti di institut tersebut, seperti yang dilansir The Korean Times, Rabu (24/5/2017).

Pada tepi sampulnya, teks tersebut mencatat, “teks ini dibuat atas permintaan Lee Jang-gye dan istrinya Lee”.

“Mereka tampaknya membuatnya untuk menghormati nenek moyang mereka dan untuk menangkal kemalangan,” kata Song Il-gi, seorang profesor sains perpustakaan di Universitas Chung-Ang.

“Kitab suci Buddhis yang ditulis dengan huruf perak sangat langka. Hanya ada empat kitab suci yang ditemukan di Korea.” Song mengatakan bahwa naskah yang ditemukan saat ini sama berharganya dengan sutra abad ke-14 yang ditemukan di dalam rupaka Buddha Vairocana di Vihara Girim di Gyeongju, yang ditetapkan sebagai harta nasional No. 959.

“Kitab suci ini menggambarkan periode awal aristokratis regional. Mereka memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi properti budaya nasional,” kata Y.M. Bhiksu Jejeong, kepala Institut Penelitian Warisan Budaya Buddhis seperti yang dilansir KBS New, Rabu (24/5/2017).

Kitab suci ini mungkin disimpan di vihara sebelum diletakkan di dalam rupaka selama periode Joseon. Apa yang membuat penemuan ini tidak biasa adalah bahwa kitab suci tersebut ditemukan dalam tes CT scan tanpa merusak rupakag tersebut. Namun, para peneliti harus meminjam peralatan pemindai medis, karena tidak ada peralatan untuk memindai  artefak warisan budaya.

Institut Penelitian Warisan Budaya Buddhis berencana untuk mengajukan kitab suci dan rupaka tersebut sebagai kekayaan budaya nasional.[Bhagavant, 31/5/17, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Arkeologi,Korea Selatan
Kata kunci:
Penulis: