Dalai Lama Pelopori Peta Emosi Manusia

Bhagavant.com,
Minnesota, Amerika Serikat – Y.M. Dalai Lama Ke-14 menjadi pelopor dan inspirasi terbentuknya sebuah peta emosi yang dibuat oleh seorang psikolog terkemuka asal Amerika Serikat, dalam sebuah situs web.

Peta Emosi atau Atlas Emosi. Ada 5 emosi utama dalam diri manusia, yaitu marah, takut, muak (jijik), sedih dan gembira.
Peta Emosi atau Atlas Emosi. Ada 5 emosi utama dalam diri manusia, yaitu marah, takut, muak (jijik), sedih dan gembira. Foto: Tangkapan layar.

Dalam berbagai kesempatan Dalai Lama selalu mengajarkan ketenangan batin dan mengajak para ilmuwan untuk membantu mengubah masyarakat menjadi lebih berkesadaran diri, menjadi manusia yang penuh kasih.

Untuk itu beliau berinisiatif mempelopori pembuatan sebuah Peta Emosi atau Atlas of Emotions (Atlas Emosi) yang akan membantu lebih dari tujuh miliar penduduk dunia untuk mengarahkan perasaan mereka untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan.

“Ini adalah tugas saya untuk mempublikasikan pekerjaan tersebut,” kata Dalai Lama seperti yang dilansir The New York Times, Jumat (6/5/2016).

Untuk membuat atlas atau peta yang beliau sebut sebagai “peta pikiran”, Dalai Lama meminta Dr. Paul Ekman, seorang psikolog terkemuka asal Amerika Serikat, untuk mengerjakan proyek memetakan berbagai sentimen manusia.

Dr. Paul Ekman sendiri juga pernah menjadi konsultan yang membantu memberikan saran dan masukan kepada para pencipta film “Inside Out” (2015), sebuah film animasi produksi Pixar yang berlatar belakang kondisi di dalam kepala seorang gadis, dalam menciptakan 5 karakter dalam film tersebut seperti Joy (kegembiraan), Sadness (kesedihan), Anger (kemarahan), Fear (ketakutan), dan Disgust (kemuakan).

Lima emosi manusia, Joy (kegembiraan), Sadness (kesedihan), Anger (kemarahan), Fear (ketakutan), dan Disgust (kemuakan) diwujudkan dalam karakter di film animasi "Inside Out".
Lima emosi manusia, Joy (kegembiraan), Sadness (kesedihan), Anger (kemarahan), Fear (ketakutan), dan Disgust (kemuakan) diwujudkan dalam karakter di film animasi “Inside Out”. Foto: disney.com.au

Putri dari Dr. Paul Ekman, Dr. Eve Ekman yang juga psikolog, ikut serta dalam pengerjaan proyek tersebut, dengan tujuan menghasilkan sebuah panduan interaktif bagi emosi manusia yang bisa dipelajari oleh siapa saja yang terhubung dengan internet untuk mencari pemahaman diri, ketenangan dan tindakan yang konstruktif atau membangun.

“Kita memiliki, secara alami atau biologis, emosi destruktif (perusak) ini, juga emosi yang konstruktif (membangun),” kata Dalai Lama. “Kondisi batin ini, orang-orang harus lebih memperhatikannya, dari tingkat TK hingga tingkat universitas. Ini bukan hanya untuk pengetahuan, tetapi dalam rangka menciptakan manusia bahagia. Keluarga bahagia, masyarakat bahagia dan, akhirnya, umat manusia yang bahagia.”

Berdasarkan situs The Dalai Lama Trust, yayasan yang diketuai oleh Dalai Lama tersebut telah memberikan dana sebesar 250 ribu dolar Amerika Serikat kepada Paul Ekman Group LLC untuk membiayai proyek peta emosi tersebut pada tahun 2015.

Dr. Ekman mengingat kembali perkataan Dalai Lama kepadanya, “Ketika kita ingin menuju ke Dunia Baru, kita membutuhkan peta. Jadi dibuatlah sebuah peta emosi sehingga kita bisa mendapatkan keadaan tenang.”

Sebagai langkah pertama, Dr. Ekman melakukan survei terhadap 149 ilmuwan (para ilmuwan pakar emosi, ahli saraf dan psikolog yang memimpin di bidangnya) untuk melihat apakah ada konsensus atau kesepakatan tentang sifat alami emosi, suasana perasaan (hati) atau kondisi yang dihasilkannya, dan area-area yang terkait lainnya.

Berdasarkan survei tersebut, Dr. Ekman menyimpulkan bahwa ada lima kategori utama dari emosi – marah, takut, muak (jijik), sedih dan gembira – dan masing-masing memiliki bagian kondisi emosi, pemicu, tindakan dan suasana perasaan yang rumit. Dia membawa temuan ini ke Stamen, sebuah perusahaan kartografi dan visualisasi data, untuk menggambarkan emosi tersebut ke dalam sebuah visual dan, ia berharap, itu cara yang bermanfaat.

Mengenai kenetralan Peta Emosi, Dalai Lama menginginkan proyek ilmu pengetahuan ini terlepas dari pengaruh agama.

“Jika kita melihat karya penelitian ini sebagai yang bersandar pada keyakinan atau tradisi agama, maka karya penelitian ini secara otomatis menjadi terbatas,” kata beliau.

Dalai Lama berharap bahwa Peta Emosi tersebut bisa menjadi alat untuk membina kebaikan di dunia ini dengan mengalahkan hal buruk dalam diri kita.

“Pada akhirnya, emosi kita adalah pembuat kekacauan yang sesungguhnya,” kata beliau. “Kita harus mengetahui sifat alami lawan mereka.”[Bhagavant, 12/5/16, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Psikologi,Sains
Kata kunci:
Penulis: