Cendekiawan Buddhis Jelaskan Buddhisme di Acara Oprah Winfrey

Bhagavant.com,
Hawaii, Amerika Serikat – Bagaimanakah membuat batin kita menjadi sebuah zona damai? Bagaimana menjadi berperhatian penuh? Cendekiawan Buddhis asal Amerika Serikat, Jack Kornfield, memberikan penjelasan dasar dan praktik Buddhisme dalam sebuah acara gelar wicara bersama Oprah Winfrey pada Minggu (15/12/2013).

Cendekiawan Buddhis, Jack Kornfield bersama Oprah Winfrey dalam acara Super Soul Sunday, Minggu (15/12/2013). Foto: Oprah.com
Cendekiawan Buddhis, Jack Kornfield bersama Oprah Winfrey dalam acara Super Soul Sunday, Minggu (15/12/2013). Foto: Oprah.com

Berlokasi di halaman belakang rumah Oprah di Maui, Hawaii, Jack Kornfield, salah satu guru Buddhis terkemuka di Amerika Serikat duduk bersama dengan Oprah dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar Buddhisme secara awam dan praktik Buddhisme dalam acara bertajuk ”Super Soul Sunday”, salah satu acara di saluran televisi Oprah Winfrey Network (OWN).

”Apakah Buddhisme itu? Apakah suatu agama atau tradisi… atau suatu jalan?” tanya Oprah mengawali perbincangan tersebut.

”Buddhisme dimulai dengan ajaran Sang Buddha dan bagi sebagian orang menjadi suatu agama, tentunya agama besar dunia. Tapi di sisi lain, seperti yang dikatakan Dalai Lama, pada intinya Buddhisme adalah sains mengenai pikiran” jelas Kornfield.

”Artinya ajaran Buddhisme tidak meminta siapa pun untuk menjadi seorang Buddhis atau berubah dengan cara seperti itu, …” kata Kornfield.

”Atau untuk percaya dalam Buddhisme?” potong Oprah.

”Atau untuk percaya dalam Buddhisme,” Kornfield menegaskan.

”Jadi Anda bisa menjadi seorang Kristen sekaligus Buddhis, menjadi seorang Yahudi sekaligus Buddhis,” kata Oprah.

”Tepat. Ya, Anda bisa menjadi seorang Muslim sekaligus Buddhis,” tambah Kornfield. ”Artinya Anda dapat menjadi seorang Kristen atau Yahudi dan menggunakan praktik-praktik Buddhis.”

Apakah Dharma itu? merupakan pertanyaan Oprah selanjutnya yang mengacu pada buku terakhir Kornfield, “Bringing Home the Dharma” (Membawa Dharma ke Rumah/ Membawa Pulang Dharma), Kornfield menjelaskan bahwa Dharma secara harfiah berarti ’Kebenaran’, juga berarti ’Jalan untuk menjadi Sadar’.

Kornfield juga menjawab pertanyaan Oprah mengenai pentingnya patung Buddha berkaitan dengan suara-suara yang mengganggu yang berpikir bahwa Buddhisme adalah bentuk pemujaan berhala.

”Kemunculan patung tersebut setelah 500 tahun (setelah kelahiran Buddhisme – red), dan patung Buddhis pertama diukir menyerupai dewa –dewa Yunani, mereka belajar dari bangsa Yunani, dan hanya sebagai pengingat, sama seperti Anda pergi di gereja Katolik dan melihat patung Bunda Maria, patung itu bukan Bunda Maria, Anda tidak menyembah patungnya, patung itu sebagai pengingat belas kasih dan pengampunan Bunda Maria. Jadi sama persis seperti itu,” jelasnya kepada Oprah.

Dalam sesi pertama acara tersebut Kornfield juga menjelaskan Kehidupan Sang Buddha yang mengajarkan hasil pencapaian-Nya berupa Pencerahan kepada orang lain.

Jack Kornfield bersama dengan Oprah Winfrey. Foto: Oprah.com
Jack Kornfield bersama dengan Oprah Winfrey. Foto: Oprah.com

”Apa artinya menjalani hidup yang berkesadaran?” Oprah melanjutkan pertanyaannya.

”Menjalani hidup yang berkesadaran berarti berada di sini dalam realitas saat ini, sekarang, yang kita miliki semua, dan mengenali bahwa berbagai pikiran mengenai masa depan yang kita pikirkan, Anda dapat menggunakannya tapi Anda tidak harus mempercayai pikiran tersebut karena belum menjadi kenyataan. Dan pikiran mengenai masa lalu yang telah pergi, Anda dapat belajar dari masa lalu, tapi untuk menjadi sadar adalah hidup di sini sehingga saat Anda bersama dengan orang yang Anda kasihi, Anda benar-benar hadir,” jelasnya.

Menanggapi komentar Oprah mengenai adanya satu cara menjadi sadar setiap momen yang terdapat dalam bukunya, Kornfield mengatakan, ”Jalan Berunsur Delapan memiliki jalan yang menyatakan bahwa inilah Perhatian Benar, inilah yang disebut Pencaharian Benar, dimana Anda melakukan pekerjaan Anda dan mengatakan: ’bagaimana saya bisa melakukan pekerjaan ini dengan keberadaan dan belas kasih serta peduli pada diri sendiri dan pada semua orang yang saya sentuh.’”

Dalam sesi kedua, Jack Kornfield mengisahkan kehidupannya yang berusaha menemukan cara mengatasi rasa takut dan kemarahan dalam kehidupannya sebelum mempelajari Buddhisme. Dalam pencariannya setelah lulus dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada tahun 1967, Kornfield bergabung dengan Korps Perdamaian dan ditugaskan ke Dinas Kesehatan di timur laut Thailand, di mana terdapat beberapa vihara hutan.

Di sana ia menjadi bhikkhu dengan nama Sunyo dan Y. M. Ajahn Chah, menjadi gurunya yang memberikan pengarahan untuk menjadikan segala permasalahan sebagai latihan berbelas kasih. Ia juga belajar dari Y. M. Mahasi Sayadaw dari Birma.

Setelah kembali ke Amerika Serikat, Kornfield bekerjasama mendirikan Insight Meditation Society di Barre, Massachusetts, dengan rekan-rekan guru meditasi, Sharon Salzberg dan Joseph Goldstein. Dia juga seorang guru pendiri Spirit Rock Center di Woodacre, California, di mana dia saat ini tinggal dan mengajar. Selama bertahun-tahun, Kornfield telah mengajar di sentra-sentra dan universitas di seluruh dunia, memimpin pertemuan Guru Buddhis Internasional dengan Dalai Lama dan bekerja dengan banyak guru besar.

”Ajaran Buddhis dimulai dengan dorongan seperti ini: jangan lupakan keutuhan awal Anda, kebaikan dan keindahan awal Anda. Dan ubahlah diri Anda ke arah yang baik, ubahlah batin Anda ke arah yang baik dengan mengembangkan pengampunan dan belas kasih serta keberadaan yang berperhatian penuh,” kata Kornfield yang mengantungi gelar Ph.D. dalam bidang psikologi klinik.

”Melihat kebaikan satu sama lain. Nelson Mandela mengatakan bahwa tidak ada salahnya untuk melihat kebaikan seseorang, mereka sering berperan menjadi lebih baik karenanya,” kutip Kornfield.

”Itu indah,” ujar Oprah.

Kornfield kemudian memberi contoh ilustrasi bagaimana prinsip melihat kebaikan tersebut mengubah prilaku murid-murid sekolah dari seorang guru yang mempraktikkan prinsip tersebut.

Bagaimana caranya masing-masing dari kita memulai dan melakukan untuk membuat batin kita menjadi sebuah zona damai, merupakan pertanyaan selanjutnya yang dilontarkan oleh pembawa acara gelar wicara terkemuka di Amerika Serikat sekaligus salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia tahun 2010 versi majalah New Statesman tersebut.

”Dalam tahun-tahun mengajar untuk orang-orang, apa yang saya temukan adalah bahwa suatu hal yang membantu jika memiliki beberapa waktu setiap harinya di mana Anda secara sengaja mengambil 5, 10, 15, 20 menit hanya untuk bersama dengan diri sendiri dan menenangkan pikiran Anda serta menjaga batin Anda, karena kita begitu terperangkap sehingga kita kehilangan kontak dengan diri kita sendiri. Dan hal tersebut (mengambil waktu – red) dapat berupa duduk di luar di alam, atau bisa melakukan beberapa praktik meditasi yang sederhana yang menggunakan kualitas kesadaran penuh kasih pada tubuh Anda,” jelas Kornfield yang juga mengajar meditasi Vipassana.

Dalam perbincangan tersebut, kedua tokoh sepakat bahwa saat seseorang telah membuat zona damai pada dirinya maka akan mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitarnya, dan akhirnya jika semua orang membuat zona damai maka dunia pun akan menjadi tempat yang damai.

”Dan dengan melakukan sedikit pelatihan batin, ketika meditasi dapat menenangkan batin Anda, ini berarti kita dapat melangkah keluar dari ketidaksabaran sehingga muncul penilaian: ’oh kita hanyalah manusia’, dan dapat bersama-sama satu dengan yang lainnya dengan batin yang lebih terbuka,” lanjut Kornfield.

Menanggapi pertanyaan bagaimana kita bisa berperhatian penuh atau mempraktikkan perhatian penuh dalam setiap hari dalam kesibukan dunia, Jack Kornfield menjelaskan mengenai beberapa praktik meditasi seperti memperhatikan nafas dan refleksi cinta kasih.

”Apakah yang Anda sebut itu adalah meditasi cinta kasih?” tanya Oprah meminta konfirmasi saat Kornfield menyampaikan istilah meditasi refleksi cinta kasih.

”Benar, Tepat sekali,” kata Kornfield membenarkan, diikuti dengan pengakuan Oprah yang pernah sewaktu-waktu mempraktikkan meditasi cinta kasih saat ia hendak pergi bekerja.

Dalam acara berdurasi bersih sekitar 42 menit tersebut, Kornfield juga mengungkapkan empat langkah untuk menjadi berperhatian penuh atau berkesadaran penuh, yaitu Recognition (pengakuan), Acceptance (penerimaan), Investigation (penyelidikan), dan Nonidentification (non-identifikasi), keempatnya disingkat menjadi RAIN.

(Secara sederhana, Recognition (pengakuan), berarti melihat apa yang sedang terjadi. Dengan pengakuan kita keluar dari penyangkalan akan keberadaan sesuatu. Acceptance (penerimaan), berarti mau menerima yang memungkinkan kita untuk tenang dan terbuka terhadap fakta-fakta di depan kita. Investigation (penyelidikan), berarti menyelidiki, melihat lebih mendalam mengapa sesuatu hal itu terjadi. Nonidentification (non-identifikasi), berarti berhenti melabelkan, mencirikan segala sesuatu sebagai ”milik saya”, “bagian dari saya”. – red)

Penjelasan Jack Kornfield mengenai Buddhisme dan praktiknya dalam acara yang tayang pukul 11.00 waktu setempat tersebut, nampaknya membuat Oprah Winfrey terkejut. Setidaknya hal tersebut terlihat dari komentarnya pada akun Twitternya, Minggu (15/12/2013).

”Saya terkejut mempelajari Buddhisme yang lebih merupakan sebuah praktik daripada sebuah kepercayaan. Apakah Anda juga?” kata Oprah.[Bhagavant, 19/12/13, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika Serikat,Penyembuhan dan Spiritualitas
Kata kunci:
Penulis: