Tiga Viharawan Penyebar Dhamma di Oklahoma

Bhagavant.com,
Oklahoma, Amerika Serikat – Latar belakang seseorang tidak menjadi sebuah masalah untuk menyebarkan kebenaran universal yang terdapat dalam ajaran Buddha yang sering juga disebut dengan Dhamma.Tiga orang pria yang kini tinggal di Oklahoma memiliki latar belakang dan mengambil jalur yang sangat berbeda untuk akhirnya masuk dalam dunia Buddhisme. Satu dilahirkan dalam sebuah keluarga Buddhis, yang kedua dibesarkan di keluarga Katolik Roma, sedangkan yang ketiga seorang lulusan SMA Moore yang awalnya tertarik dengan Buddhisme karena rasa ingin tahunya mengenai meditasi.

Meskipun perjalanan mereka terpisah dan beragam, kini mereka bersama-sama bergabung dengan satu tujuan yaitu mengajarkan jalan Dhamma kepada warga Oklahoma.

“Tujuan kami adalah untuk membantu masyarakat dengan mengajarkan Buddhisme, yoga, dan meditasi,” kata Y. M. Hingulwala Piyaratana Thera, bhikkhu senior dan pendiri Sentra Buddhis Oklahoma, di 5108 ½ S Lindsay. “Kami ingin memberikan pelayanan kami kepada masyarakat.” Seperti yang dilansir The Oklahoman, Sabtu (12/10/13).

Bhikkhu Hingulwala Piyaratana Thera (kiri), Samanera Ananda (tengah), dan Samanera Santikaro (kanan) di sentra Buddhis di Kota Oklahoma. Foto: Paul B. Southerland, The Oklahoman
Bhikkhu Hingulwala Piyaratana Thera (kiri), Samanera Ananda (tengah), dan Samanera Santikaro (kanan) di sentra Buddhis di Kota Oklahoma. Foto: Paul B. Southerland, The Oklahoman

Y. M. Hingulwala Piyaratana Thera yang merupakan penduduk asli Sri Lanka, mendirikan sentra Buddhis yang terletak di lingkungan bagian selatan Kota Oklahoma pada tahun 2007.

Samanera Ananda (61) dan Samanera Santikaro (25), bergabung bersama dengan Y. M. Hingulwala Piyaratana Thera yang dikenal dengan nama Bhante Ratana, pada bulan Mei. Beberapa bulan lalu ketiganya mulai mengajarkan kelas meditasi di Gereja Methodist Bersatu St. Stephen di Norman. Pekan lalu, mereka mulai memberikan sebuah kelas ”Meditasi Kesadaran Penuh” bagi para veteran di Pusat Medis Veteran Kota Oklahoma.

Bhante Ratana mengatakan ia datang ke Amerika Serikat dari Sri Lanka pada tahun 2006. Ia merupakan bhikkhu yang tinggal di Sentra Meditasi Buddhis di Mankato, Minnesota. Dengan adanya kesempatan untuk melanjutkan studi akademisnya di negara-negara lain, Bhante Ratana memilih Oklahoma, meskipun rekan sejawatnya telah memperingatkannya bahwa negara bagian tersebut memiliki sejarah bencana cuaca.

”Orang-orang mengatakan,’Bhante kenapa Anda pindah ke Oklahoma? Ada begitu banyak tornado di sana,” kutip Bhante Ratana.

Bhante Ratana menjelaskan bahwa kehangatan dan keramahan warga Oklahoma yang akhirnya menyebabkan dirinya pindah ke Kota Oklahoma untuk mengikuti Universitas Kota Oklahoma. Ia mengatakan bahwa ia telah diterima oleh sebagian besar warga yang ia temui, meskipun ia tahu bahwa tradisi Buddhisnya menempatkan dirinya sebagai minoritas di sebuah negara dan negara bagian yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

”Ini adalah daerah Alkitab, tapi warga Oklahoma benar-benar baik,” katanya.

Bhante Ratana dan dua samanera tinggal di sentra Buddhis, sebuah rumah yang relatif kecil yang telah diubah untuk keperluan kehidupan keviharaan. Bangunan tersebut juga merupakan tempat untuk kelas meditasi, yoga, pengajaran Buddhisme, dan seremoni.

Bhante Ratana mengatakan bahwa sentra Buddhis tersebut mengikuti tradisi Theravada dan menarik 50 hingga 75 umat Buddhis Oklahoma dari warga asal Sri Lanka, Vietnam, Thailand, Jepang dan Kamboja serta warga dari agama lain yang datang untuk kelas yoga dan meditasi serta untuk mempelajari Buddhisme lebih lanjut.

Para viharawan juga mebngajar di sebuah kelas meditasi di Windsong Innerspace, 2201 NW Interstate 44 Service Road.

Diana Hanson, manajer kantor di Gereja Methodist Bersatu St. Stephen, 1801 W Brooks, Norman, mengatakan kelas-kelas meditasi para viharawan di sana telah tumbuh sejak mereka memulainya pada beberapa bulan yang lalu. Para viharawan mengatakan bahwa kelas tersebut memiliki sekitar 20 orang.

Diana mengatakan gereja tersebut terbuka terhadap gagasan-gagasan yang berbeda dan mendukung para viharawan tersebut. Selama lima tahun terakhir, gereja tersebut telah menjadi tuan rumah bagi para bhiksu Tibet untuk sebuah acara di mana para viharawan menyusun pasir berwarna dalam pola-pola sebagai bagian dari Mandala pasir, sebuah bentuk seni Tibet kuno, katanya.

Para viharawan dari Sentral Buddhis Oklahoma mengatakan bahwa Buddhisme nampaknya menarik orang-orang untuk berbagai alasan, dan begitu juga dengan perjalanan para viharawan tersebut menuju ke kehidupan vihara.

”Saya pikir orang-orang tertarik dengan ajaran Buddhisme khususnya melalui ’jendela’ praktik meditasi dan belajar mengenai nilai-nilai gaya hidup, belajar untuk peduli , belajar untuk memiliki kehidupan yang lebih sederhana, kehidupan yang lebih berkesadaran penuh khususnya dengan penjernihan nilai-nilai, lebih berkeseimbangan, lebih berbelas kasih,” kata Samanera Ananda.

Samanera Ananda mengatakan bahwa Bhante Ratana memasuki kehidupan keviharaan di Sri Lanka untuk menjadi bhikkhu saat ia berusia 11 tahun, sebuah kejadian yang umum di daerah di mana Buddhisme lazim dipraktikkan.

“Anda tidak akan melihat orang-orang di sini melakukan hal itu,” katanya.

Ia mengatakan bahwa di awal kehidupan dirinya dan Samanera Santikaro tidak dibesarkan sebagai seorang Buddhis, namun mereka akhirnya menemukan diri mereka di jalan Dhamma.

Samanera Santikaro yang merupakan yang termuda di antara mereka bertiga mengatakan bahwa ia melakukan perjalanan negara bersama keluarga militernya dan berakhir dengan tinggal di Moore, di mana ia menyelesaikan pendidikan SMA-nya. Ia mengatakan ia dibesarkan dengan mengikuti gereja Baptis dan menjadi tertarik dengan Buddhisme pada tahun 2008 setelah melihat seorang teman bermeditasi.

”Ia terlihat bahagia dan tenang,” ingat Samanera Santikaro.

Samanera Santikaro mengatakan ia mulai melakukan penelitian menegnai Buddhisme dan akhirnya menemukan sebuah vihara untuk dikunjungi dan juga bertemu Bhante Ratana. Samanera Santikaro mengatakan bahwa selama tiga tahun ia mulai mempersiapkan diri untuk menjadi seorang bhikkhu, meninggalkan segala sesuatu seperti mobil dan Xbox-nya dari dalam kehidupannya. Ia mengatakan kedua orang tuanya mendukung karena ia melakukan apa yang membuat dirinya bahagia. Teman-temannya juga mendukung, tapi mereka ingin dirinya memastikan bahwa dirinya benar-benar ingin menjalani hidup tanpa seorang kekasih atau uang yang didapat dari mengejar bidang karier umumnya.

”Mereka memastikan bahwa ini merupakan sesuatu yang benar-benar ingin saya lakukan,” katanya.

Samanera Ananda mengatakan bahwa dalam kehidupan vihara, para viharawan diminta untuk membebaskan diri mereka dari kemelekatan dan hal-hal tertentu sehingga akan menjaga komitmen mereka untuk hidup dari Dhamma dan mengajarkan orang lain mengenai Dhamma.

Samanera Ananda yang adalah penduduk asli Hawaii, mengatakan bahwa ia dibesarkan dalam tradisi Katolik, dan hanya setelah kematian orang tuanya ia memenuhi tujuannya mengejar kehidupan keviharaan. Ia mengatakan sebelumnya ia bekerja selama bertahun-tahun sebagai seorang intervensionis, yang secara berkala membantu orang-orang dalam situasi-situasi krisis.

Ia mengatakan bahwa saat muda ia berkenalan dengan Buddhisme ketika ia mengunjungi cetiya dari beberapa temannya warga Jepang. Setelah kedua orang tuanya meninggal, seorang temannya yang dulu seorang viharawan, membantunya berhubungan lagi dengan Buddhisme, ia menjelaskan.

Samanera Ananda mengatakan bahwa ia dan Samanera Santikaro bertemu di sebuah komunitas keviharaan di Texas dan berkunjung ke Oklahoma untuk membantu Bhante Ratana dan sentra Buddhisnya yang berkembang.

”Kami adalah pendatang,” kata Samanera Ananda.

Dengan jumlah penduduk sekitar 3.814.820, Oklahoma terletak di daerah beriklim sedang dan sesekali mengalami suhu dan curah hujan ekstrem. Rata-rata sekitar 54 tornado menyerang negara bagian tersebut dalam setiap tahunnya, merupakan nilai rata-rata tertinggi di dunia.[Bhagavant, 19/10/13, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika Serikat,Pelayanan Buddhis
Kata kunci:
Penulis: