Mahasiswa Buddhis Jepang Kumpulkan “Guchi” Warga

Bhagavant.com,
Kyoto, Jepang, – Mengumpulkan uang untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan tentu merupakan perilaku yang kerap kali dilakukan oleh Buddhis, tapi bagaimana dengan mengumpulkan ”guchi” (keluhan)?

"Anda memiliki keluhan?" - Beberapa mahasiswa Buddhis di Jepang akan mendengarkannya. Foto: tarikihongwan.net
“Anda memiliki keluhan?” – Beberapa mahasiswa Buddhis di Jepang akan mendengarkannya.

Sekelompok mahasiswa Buddhis dari Universitas Ryukoku dan Universitas Wanita Kyoto, di kota Kyoto, Jepang melakukan kegiatan yang mereka sebut ”guchikore” (グチコレ) yang merupakan kependekan dari ”guchi korekushon” (グチコレクション) yang berarti mengumpulkan keluhan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan mendengarkan keluhan dari orang-orang yang berlalu-lalang di jalan-jalan kota.

Seperti yang dilaporkan oleh The Yomiuri Shimbun, Jumat (4/10/13), sejak Oktober tahun lalu, kelompok mahasiswa tersebut telah mendengarkan keluhan sekitar 400 orang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat orang-orang merasa lebih baik dengan membagikan keluhan mereka, keluhan yang sering dicemooh sebagai keluhan yang tidak berarti. Dan para mahasiswa tersebut menerimai keluhan-keluhan tersebut sebagai perasaan sesungguhnya dari orang-orang yang ingin mengungkapkannya tetapi sukar untuk melakukannya.

Sebagai sebuah contoh, beberapa anggota kelompok mahasiswa tersebut mengusung sebuah plakat dengan tulisan, ”Anda memiliki sebuah keluhan? Kami akan mendengarkannya secara gratis,” di depan Stasiun JR Kyoto dan menunggu orang-orang untuk mampir.

”Saya rasa kekasih saya berselingkuh terhadap saya,” kata seorang pelajar perguruan tinggi yang mendekati mereka. Saat para anggota kelompok tersebut mengangguk dan mendengarkannya, pelajar tersebut mengeluarkan semua keluhannya yang lain, termasuk ketidaksukaannya terhadap pekerjaan paruh waktunya dan komputernya yang berhenti merespons. ”Saya merasa baikan setelah memberitahukan keluhan saya kepada seseorang,” kata pelajar tersebut setelah selesai mengeluarkan keluhannya.

Mahasiswa Buddhis di Jepang mendengarkan keluhan dari 2 wanita muda. Foto: tarikihongwan.net
Mahasiswa Buddhis di Jepang mendengarkan keluhan dari 2 wanita muda. Foto: tarikihongwan.net

Belasan anggota kelompok mahasiswa Buddhis tersebut mulai mengumpulkan keluhan pada Oktober tahun lalu setelah mendapatkan izin dari polisi untuk beroperasi di jalan-jalan tersebut. Mereka duduk di luar dari sore hingga hari gelap, siap untuk mendengarkan keluhan-keluhan warga. Karena mereka masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman hidup, mereka hanya mendengarkan dan tidak memberikan nasihat.

Dalam Buddhisme, guchi atau keluhan merupakan salah satu bentuk dari kekotoran batin (Pali: kilesa, Sanskerta: kleśa, Jepang: bon’nō 煩悩). Di Jepang, sudah merupakan tugas para bhiksu untuk mendengarkan keluhan orang-orang, namun dewasa ini orang-orang memiliki sedikit kesempatan untuk bertemu dengan para bhiksu, kemungkinan tuntutan aktivitas yang tinggi. Jadi, para mahasiswa tersebut memutuskan untuk menciptakan tempat di mana orang-orang dapat melepaskan frustrasi mereka.

Sejauh ini, para mahasiswa Buddhis tersebut telah melakukan kegiatan mengumpulkan keluhan sebanyak 30 kali, dan beberapa keluhan ditampilkan di situs Vihara Hongan (Hongan-ji), tarikihongwan.net, vihara dari Buddhisme tradisi Jodo Shinshu (Tanah Suci).

Ketua kelompok tersebut, Kunihiro Fujihara, seorang mahasiswa Pascasarjana Studi Buddhis Shin di Universitas Ryukoku, mengatakan, ”Kami merasa sangat puas saat para pengeluh pergi dengan senyum. Kami menyediakan telinga bagi orang-orang yang memiliki permasalahan yang tidak dapat dibagikan kepada orang lain.”[Bhagavant, 7/10/13, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Gerakan Buddhis,Jepang
Kata kunci: ,
Penulis: