Segera: Film Siddhartha Sang Buddha di Bioskop Sri Lanka
Bhagavant.com,
Colombo, Sri Lanka – Sebuah epos mengenai kehidupan Siddhartha Gautama – Sang Buddha, diangkat ke dalam sebuah film berskala internasional dan rencananya akan ditayangkan perdana pada akhir Januari 2013 ini di beberapa bioskop di Sri Lanka.
Diproduksi oleh Radiance Films International (Pvt) Ltd., film dengan judul “Siddhartha Sang Buddha” atau “Sri Siddhartha Gautama” (bhs. Sinhala) atau “Siddhartha – The Buddha (bhs. Inggris)” ini merupakan sebuah proyek dari The Light of Asia Foundation, Sri Lanka, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pemajuan Buddhisme di seluruh dunia melalui media audio visual.
Film yang rencananya akan ditayangkan pada 24 Januari 2013 di beberapa bioskop di Sri Lanka ini dalam proses produksinya melibatkan berbagai kalangan dari dunia internasional seperti dari Sri Lanka, India, Nepal, Thailand, Amerika Serikat, Perancis, dan Taiwan.
Disutradarai oleh Saman Weeraman dari Sri Lanka, film tersebut telah mulai diproduksi sejak tahun 2011 lalu setelah empat tahun sebelumnya dilakukan penelitian dan penulisan naskah film oleh beberapa penulis naskah internasional yang juga melibatkan beberapa cendekiawan dan anggota bhikkhu sangha, baik sebagai penasihat penulisan naskah mapun penasihat produksi, seperti Y. M. Profesor Bellanwila Wimalaratana Nayaka Thera, Rektor Universitas Sri Jayawardhanapura, Sri Lanka; Y. M. Profesor Kollupitiye Mahinda Sangarakkitha Nayaka Thera, Departemen Studi Buddhis dan Pali Universitas Kelaniya, Sri Lanka; dan Y. M. Dr. T. Dhammaratana Nayaka Thera, Wakil Presiden World Fellowship of Buddhists dari Perancis.
Film Siddhartha – The Buddha merupakan film yang mengisahkan sebuah epos berusia 2600 tahun yang lalu mengenai kehidupan, cinta, keberanian, dan belas kasih Siddhartha, seorang pangeran dari kerajaan Shakya. Film ini mengungkapkan secara dramatis kehidupan Pangeran Siddhartha yang bergelimang harta sejak Ia lahir hingga perjalanan-Nya untuk menemukan kahir dari penderitaan manusia.
Berdasarkan pengakuan Saman Weeraman kepada The Nation, Sri Lanka 18 November 2012 lalu, film tersebut akan menjadi film dokumenter sekaligus film komersial.
“Kami ingin menggambarkan kehidupan Pangeran Siddhartha secara akurat dengan kandungan emosional, secara utuh. Kenyataannya di akhir di mana Pangeran Siddhartha meninggalkan kehidupan rumah tangga merupakan hal yang emosional. Apa yang mungkin Yashodhara rasakan saat itu merupakan sesuatu yang dapat para perempuan Sri Lanka kaitkan,” kata Weeraman.
Selama awal produksi, selama 3 tahun tim produksi melakukan pencarian lokasi untuk pengambilan gambar. Mereka melakukan beberapa kunjungan ke beberapa wilayah Asia seperti di Thailand, Nepal, India, Birma/Myanmar, Laos, Malaysia dan Jepang. Akhirnya lokasi yang ditetapkan adalah di Nepal, Thailand, dan Sri Lanka. Sri lanka dipilih sebagai lokasi utama pembuatan film tersebut.
Film berskala internasional ini juga melibatkan aktor dan artis dari berbagai negara untuk memerankan tokoh dari kisah epos tersebut, antara lain dari Amerika Serikat, India dan Sri Lanka.
Aktor asal India, Gagan Malik dipercaya untuk berperan sebagai Pangeran Siddhartha. Sedangkan pemeran lainnya seperti Yashodhara diperankan oleh Anchal Singh (India), Devadatta oleh Gautam Gulati (India), Ratu Mahamaya oleh Anshu Malik (India), Raja Suddhodana oleh Ranjan Ramanayake (Sri Lanka), Channa oleh Saranga Dissasekara (Sri Lanka), Ratu Prajapathi oleh Anjani Perera (Amerika Serikat), Ratu Pramitha oleh Dilhani Perera (Amerika Serikat), Pangeran Nanda oleh Roshan Ranawana (Sri Lanka).[Bhagavant, 4/1/13, Sum]
Kategori: Kesenian,Seni dan Budaya,Sri Lanka
Kata kunci: film Buddhis
Penulis: